Tampilkan postingan dengan label ISU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ISU. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 April 2013

CARA-CARA MENGATASI BANJIR


Berbagai cara dilakukan, di antaranya: 

  1. Menyediakan Sistem Perparitan 

Parit yang telah dangkal akibat dari bahan-bahan sisa harus selalu dibersihkan. Dengan ini air limpahan dan hujan dapat dialirkan dengan baik. 


2.  Proyek Pedalaman Sungai 

Kebanyakan kejadian banjir berlaku karena kecetekan sungai. Jika sebelumnya sungai mampu mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa, kini pengaliran telah berkurang. Ini disebabkan proses pemendapan dan pembuangan bahan-bahan buangan. 

Langkah untuk menangani masalah ini adalah dengan menjalankan proses pendalaman sungai dengan mengorek semua lumpur dan kekotoran yang terdapat di sungai. Bila proses ini dilakukan, sungai bukan saja menjadi dalam tetapi mampu mengalirkan jumlah air hujan dengan banyak. 

3. Memelihara Hutan 

Kegiatan pembalakan di mana perjalanan di daerah pinggir sungai digemari menyebabkan tanah terhakis dan runtuh ke sungai. Keadaan yang sama juga terjadi bila aktivitas pembalakan yang giat dilakukan di lereng-lereng bukit. 

Karena itu pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik untuk mengatasi masalah banjir. Hutan dapat dijadikan kawasan tadahan yang mampu menyerap air hujan dari mengalir terus ke bumi. 

Hutan dapat berfungsi sebagai bunga karang (sponge) dengan menyerap air hujan dan mengalir dengan perlahan-lahan ke anak-anak sungai. Ia juga bertindak sebagai filter dalam menentukan kebersihan dan kejernihan air. Hutan mampu menyerap air hujan pada harga 20%. Kemudian air hujan ini dibebaskan kembali ke atmosfir dalam sejatan kondensasi. Hanya dengan ini saja pengurangan air hujan dapat dilakukan. 


4. Mengontrol Aktivitas Manusia 

Banjir kilat yang terjadi terutama di kota disebabkan pembuangan samapah dan sisa industri ke sungai dan parit. Bagi menangani masalah ini, kesadaran kepada masyarakat perlu diungkapkan agar kegiatan negatif tidak terus dilakukan seperti mengadakan kampanye mencintai sungai dan sebagainya. 

Badan-badan tertentu juga harus bertanggung jawab menentukan sungai sentiasa bersih dan tidak dijadikan tempat pembuangan sampah. 

Kejadian banjir merupakan bencana yang tidak dapat dihindari khususnya bila melibatkan hujan lebat. Namun usaha seharusnya dibuat untuk mengurangi akibat banjir. Manusia juga harus selalu waspada dengan kejadian ini.

10 Provinsi Paling Miskin di Indonesia



108CSR.com - Hasil Sensus Nasional Badan Pusat Statistik telah merekam data perkembangan terbaru mengenai angka kemiskinan di Indonesia.Hasil sensus itu juga memetakan wilayah yang masih menghadapi persoalan kemiskinan yang cukup parah.Angka kemiskinan tertinggi itu justru terjadi di wilayah dengan sumber alam melimpah.

Menko Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono belum lama ini mengungkapkan, provinsi yang masuk dalam kategori termiskin sepanjang 2010 , antara lain meliputi Papua, Papua Barat, Gorontalo, NTT, dan Maluku. Adapun yang menjadi dasar penentuan kategori miskin, lanjutnya, adalah pendapatan per penduduk, akses kesehatan, akses pendidikan, sarana prasarana dan infrastruktur.

Sementara itu Jika membandingkan antar daerah, BPS mencatat sejumlah wilayah masih menghadapi persoalan kemiskinan yang tinggi.Bahkan, angka kemiskinan yang tertinggi itu justru terjadi di wilayah dengan kekayaan sumber alam melimpah, seperti Papua dan Papua Barat. Prosentase angka kemiskinannya mencapai 34-36 persen, jauh lebih besar dibandingkan rata-rata nasional sebesar 13,33 persen.

Selain Papua, propinsi lain yang memiliki prosentase penduduk miskin tinggi adalah Maluku, Nusa Tenggara, Aceh, Bangka Belitung dan lainnya. Jumlah penduduk di propinsi-propinsi tersebut yang memang tidak sebanyak di Jawa, tetapi secara prosentase dibandingkan total penduduk di wilayah tersebut, kelompok orang miskinnya sangat tinggi.

10 Propinsi dengan Angka Kemiskinan Tertinggi (%)
No     Provinsi                   Angka Kemiskinan
1        papua Barat                    36,80
2        Papua                             34,88
3        Maluku                           27,74
4        Sulawesi Barat                23,19
5        Nusa Tenggara Timur      23,03
6        Nusa Tenggara Barat      21,55
7        Aceh                              20,98
8        Bangka Belitung             18,94
9        Gorontalo                      18,70
10      Sumatera Selatan           18,30
Sumber: Sensus Nasional BPS 2010


Menurut pendekatan BPS, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan (GK).Secara teknis GK dibangun dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM).

Provinsi Papua Barat masuk dalam peringkat pertama sebagai provinsi termiskin di indonesia, provinsi yang baru berdiri ini memiliki angka kemiskinan sekitar 36,80% dari total jumlah penduduk sekitar 770 ribu jiwa.provinsi ini termasuk salah satu provinsi yang diberikan status istimewa oleh pemerintah berupa ada nya Majelis Rakyat Papua(MRP) yang berdampingan dengan DPRD di provinsi papua. potensi yang ada di papua barat antara lain dari pariwisata,tambang minyak dan gas,serta perkebunan.sektor pariwisata yang terkenal antara lain Kepuluaan Raja Ampat yang begitu eksotis,sedangkan dari tambang di papua barat terdapat tambang minyak dan LNG,sementara itu dari perkebunan juga di dominasi dengan perkebunan karet dan kelapa sawit.

Di peringkat nomor 2 ada provinsi papua,provinsi yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Papua Nugini ini memiliki tingkat kemiskinan sekitar 35 persen dari total 2,8 juta penduduk nya. Provinsi yang merupakan paling timur Indonesia ini termasuk salah satu provinsi yang memiliki wilayah Dati III terbanyak, yaitu total 29 wilayah yang terdiri dari 2 kota dan 27 kabupaten.

Provinsi yang beribukota di Jayapura ini sangat kaya sekali akan sumber alam nya, bila Anda bertanya di mana freeport berada jawaban-nya ya di provinsi Papua ini. Tepatnya di Kabupaten Mimika. Perlu diketahui, freeport merupakan tambang emas terbesar di dunia dan PT.Freeport Indonesia merupakan penyetor pajak terbesar di Indonesia dengan pajak yang disetorkan sekitar 1 Miliar USD per tahun nya.

Di urutan ke 3 ada Provinsi Maluku, provinsi yang beribukota di Ambon ini memiliki tingkat kemiskinan dengan persentase 27,70 persen dari total penduduk sekitar 1,5 juta. Provinsi yang pernah terkena konflik akibat gerakan separatis RMS (Republik Maluku Selatan) ini mengandalkan sektor pariwisata dan pertanian yang diandalkan sebagai sumber pendapatan.Sebagai contoh sudah sejak zaman dahulu kala Maluku begitu terkenal dengan rempah-rempahnya, bahkan pertama kali penjajah yang datang ke Indonesia yaitu portugis mendarat pertama kali di Maluku sejak tahun 1500-an.

Di urutan ke empat ada Provinsi Sulawesi Barat.Provinsi yang tergolong baru ini hasil pemekaran dari Provinsi Sulsel dan dinyatakan berdiri pada tahun 2004 lalu yang beribukota di Mamuju.Provinsi ini memiliki tingkat kemiskinan dengan persentase sekitar 23 persen dari total 1,158 Juta penduduknya.

Sektor perekonomian yang begitu diandalkan dari provinsi ini adalah di sektor pertanian dan perkebunan, produk yang dihasilkan antara lain cengkeh, rempah-rempah, kopi dan kakao. Namun Sulawesi Barat juga memiliki kandungan emas, batu bara dan minyak bumi yang belum tereskplorasi.

Sedangkan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Provinsi yang terkenal dengan Taman Nasional Komodo ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, Timor Leste. Provinsi yang memiliki penduduk total sekitar 4,6 juta ini punya persentase kemiskinan yang beda tipis sama provinsi Sulbar yaitu 23 persen. Provinsi ini mengandalkan sektor pertanian dan pariwisata sebagai sumber pemasukan daerahnya.Maka tak heran rempah-rempah dari NTT juga merupakan kualitas terbaik di dunia.

Kemiskinan, kasus gizi buruk, angka putus sekolah, serta angka penganggur yang tinggi pada akhirnya menjadi mata rantai lanjutan dari persoalan itu, seperti halnya jumlah anak balita penderita gizi buruk di NTT mencapai 60.616 dari total 504.900 anak balita di sana.

Sementara itu Provinsi Kalimantan Barat menurut data Badan Pusat Statistik merupakan provinsi termiskin atau berada urut terbawah dari empat provinsi di Pulau Kalimantan, seperti pengakuan Kepala BPS setempat Iskandar Zulkarnain.

"Penduduk miskin di Kalbar sebanyak 380.110 orang atau 8,60 persen, disusul Kalimantan Timur 247.900 orang atau 6,77 persen, Kalimantan Tengah 146.910 orang atau 6,56 persen dan Kalimantan Selatan 194.620 orang atau 5,29 persen," ungkapnya.

Ketersediaan data kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran, tentunya  sangat penting digunakan untuk mengevaluasi kebijakan strategis pemerintah terhadap kemiskinan. Ini juga penting untuk membandingkan kemiskinan antarwaktu dan daerah, serta menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi mereka.(ard/BPS/BS)





Data BPS, Penduduk Miskin di Paniai Memprihatinkan                      
Ditulis oleh (cr-34/aj/LO1)    
Kamis, 29 September 2011 17:20
PANIAI - Kabupaten Paniai termasuk kabupaten yang mempunyai penduduk paling miskin di antara semua kabupaten yang ada di Indonesia.Menurut hasil hasil sensus penduduk tahun 2010 – 2011 dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Paniai menyebutkan, jumlah penduduk paling miskin di Kabupaten Paniai mencapai angka 65,70 persen. Penduduk ini tersebar di sepuluh Distrik yang  ada di Kabupaten Paniai.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Paniai, Wempi Howay,SE, ketika memberikan keterangan kepada Bintang Papua di ruang kerjanya, Rabu (28/09), menyebutkan bahwa jumlah penduduk dari 10 distrik sebanyak 153.432 jiwa.

“Yang sebagian besar atau 65,70 persen tergolong panduduk paling miskin. Sedangkan 34,30 persen lainnya diisi oleh Pegawai, Buruh, Nelayan dan Petani. Dengan demikian Kabupaten Paniai menduduki urutan 13 dari seluruh  kabupaten yang ada  di Papua,” jelasnya.  Menurutnya, kemiskinan tersebut banyak factor penyebabnya.Yaitu seperti, mata pencaharian, perkembangan pembangunan, pola hidup dan lain-lainnya. (cr-34/aj/LO1)

Rabu, 17 April 2013

Dampak Pergaulan Bebas Dalam Lingkup Pendidikan



Seiring dengan maraknya berita tentang video porno artis ternyata sedikit banyak membawa dampak pada dunia pendidikan. Diantaranya maraknya kasus pemerkosaan terhadap gadis di bawah umur atau pelajar, pelakunya pun kerap kali merupakan kerabat korban yang notabene merupakan pelajar juga. Hal ini kerap kali menguncang dunia pendidikan di Indonesia bagaimana tidak jika dipikir-pikir bagaimana dengan moral para pelajar yang seharusnya di bimbing oleh pemerintah malah berakhir dengan melakukan perbuatan yang bahkan tidak sepantasnya diketahui oleh pelajar itu. Darimana mereka mengetahui ataupun mendapatkan pengetahuan tentang masalah tersebut, media massa tidak lepas ambil bagian dari perbuatan tersebut. Biasanya setiap ada kasus seperti itu media massa selalu membombardir semua tanyangan dengan berita-berita semacam itu. Apakah itu perlu, pertanyaan itu lah yang harusnya kita tanyakan kepada media massa. Pernahkan mereka berfikir dengan banyaknya jumlah penonton anak-anak yang di kemudian menonton berita tersebut dan jika mereka ingin tahu tersebut mereka juga dapat mendapatkannya melalui Internet.
Terkadang peran orang tua tidak lepas dari aktivitas anak-anaknya sehari-hari. Biasanya orang tua tidak tahu menahu tentang teman sepergaulan anaknya, itulah yang sering menyebabkan anak-anak masuk ke pergaulan yang salah. Contohnya saja di zaman dulu mungkin rokok lebih diperuntukan bagi kaum dewasa, akan tetapi sekarang tidak jarang kita jumpai anak-anak sekolah dasar yang mulai menghisap batang pencabut nyawa tersebut. Darimana mereka bisa mengenal rokok, tidak lain dari teman-teman sepergaulan mereka. Kurangnya pengawasan di sekolah juga salah satu pemicu kenapa anak berani melakukan tindakan tersebut. Contohnya meskipun di sekolah-sekolah diberlakukan larangan merokok baik bagi siswa dan guru, akan tetapi biasanya anak-anak (biasanya adalah pelajar SMA) mencari-cari kesempatan di tengah-tengah kegiatan sekolah. Contohnya banyak anak yang bolos pada saat jam pelajaran berlangsung, biasanya mereka pergi ke tempat “Tongkrongan” dan disana lah mereka merokok, tidak jarang juga ada murid yang merokok di sekolah. Ini merupakan bukti kurangnya pengawasan terhadap murid-murid di sekolah, dengan tidak diberlakukan tindakan tegas dari pihak sekolah tersebut membuat anak tidak jera akan perbuatan yang dilakukannya.
Baru-baru ini juga kita dengar isu tentang akan diberlakukannya perda tentang syarat masuk SMA maupun Perguruan tinggi harus melalui tes keperawanan. Pasalnya banyak pihak yang menentang tentang perda tersebut, dikarenakan masalah keperawanan ialah privasi seseorang dan terlebih lagi jika siswi tersebut tidak lolos tes tersebut apakah siswi tersebut tidak diperbolehkan bersekolah. Pada dasarnya mendapatkan jenjang pendidikan sekolah merupaka hak mutlak setiap anak, terlebih lagi tes ini hanya diperuntukan bagi siswi, padahal mereka kehilangan keperawanan juga bukan hanya ulah dia sendiri, pastinya ada pihak-pihak yang terlibat. Sebenarnya masalah pergaulan bebas ini dapat diminimalisir dengan ada kerja sama dengan orang tua, media massa dan juga lembaga pendidikan yang bersangkutan, salah satunya dengan cara diadakannya penyuluhan yang diharapkan dapat membimbing siswa kearah yang lebih benar dan juga peran aktif orang tua terhadap tumbuh kembang pergaulan anak mereka supaya terhindar dari pergaulan yang tidak benar. Bukankah mereka-mereka itu adalah bibit-bibit yang akan menjalankan Negara ini, sudah sepantasnya mereka mendapatkan bimbingan yang seharusnya bukan malah dipenuhi dengan hal-hal y ang tidak benar

Senin, 15 April 2013

Meningkatnya Pertumbuhan Belanja Online di Pasar Negara Berkembang



www.marketing.co.id – Sebanyak 77% responden Indonesia menunjukkan kecenderungan untuk melakukan belanja online. Hasil survei Belanja Online MasterCard menunjukkan pertumbuhan berbelanja online di Indonesia meningkat 15%.
Perbedaan (gap) dalam aktivitas belanja online antara negaranegara maju dan negara-negara berkembang di kawasan Asia/Pasifik terus menyempit seiring meningkatnya antusiasme untuk melakukan belanja secara mobile di negara-negara Asia Tenggara. Demikian terungkap dari hasil survei yang dilakukan oleh MasterCard, MasterCard Worldwide Online Shopping Survey.
Survei yang dapat menjadi tolok ukur untuk mengetahui kecenderungan konsumen dalam berbelanja melalui online tersebut dilakukan di 25 negara dengan periode antara 5 Desember 2011 hingga 6 Februari 2012. Laporan untuk kawasan Asia/Pasifik—Thailand, Cina, Jepang, Korea, Australia, Malaysia, Selandia Baru, Taiwan, Vietnam, Hong Kong, Indonesia, Singapura, India, Filipina—juga dilengkapi dengan wawancara mengenai perilaku berbelanja online terhadap 7.373 responden dari 14 negara—catatan: hasil survei dan laporan yang menyertainya tidak mencerminkan kinerja keuangan MasterCard.
Dalam hal belanja online dan minat beli, survei tersebut kembali menunjukkan bahwa gap tersebut terus menyempit di kawasan Asia/Pasifik antara negara-negara yang telah “maju” dan negara-negara yang tengah berkembang. Thailand berada di posisi pertama sebagai negara dengan angka belanja online tertinggi (80%). Sementara itu, pada indeks kecenderungan untuk melakukan belanja online dalam enam bulan ke depan, Indonesia mengalami peningkatan 10% dibandingkan tahun sebelumnya dengan (77%), sedangkan Thailand dan Cina (93%), diikuti oleh Korea (84%), Malaysia (79%). Vietnam juga menunjukkan minat berbelanja online yang cukup tinggi (87%) meskipun persentase penggunaan internet untuk berbelanja online di negara ini cukup rendah (61%).
Secara keseluruhan, peningkatan terbesar dalam hal berbelanja online terjadi di Thailand (13%), Australia (+10%), Indonesia (+15%), Selandia Baru (+9), dan Filipina (+15). Sedangkan penurunan tercatat pada India (-14%), Singapura (-10%), dan Korea (-17%), meskipun negara-negara yang mengalami penurunan tersebut masih memiliki minat yang cukup tinggi untuk melakukan pembelian secara online (84%).
Lebih lanjut, menyertai kenaikan 15% pengakses internet di Indonesia untuk keperluan berbelanja online, terlihat pula peningkatan yang substansial atas transaksi online yang terjadi dalam tiga bulan terakhir. Persentase responden yang mengakses internet untuk berbelanja online mencapai 57%, meningkat dari 42% pada tahun sebelumnya. Dan sejumlah 77% responden Indonesia melakukan setidaknya satu kali pembelian online dalam tiga bulan terakhir saat survei dilakukan—naik dari angka 56% di tahun sebelumnya.
Dalam hal keamanan saat berbelanja secara online, keamanan saat bertransaksi masih menjadi salah satu faktor utama bagi para pembeli. Responden di beberapa negara seperti di Indonesia (76%), Filipina (77%), dan Thailand (78%) mengatakan bahwa keamanan bertransaksi online harus lebih ditingkatkan. Sejumlah 51% dari responden di Indonesia yang selama tiga bulan terakhir tidak melakukan transaksi belanja secara online mengatakan bahwa mereka mengkhawatirkan aspek keamanan saat bertransaksi online.
Sejalan dengan pertumbuhan yang terjadi di Asia Tenggara saat ini, Vietnam sebagai negara yang baru dilibatkan dalam survei ini menunjukkan peningkatan nilai indeks dibandingkan dengan Malaysia dan Indonesia.
Peningkatan Berbelanja Mobile
Mayoritas (71%) responden mengatakan mereka lebih memilih menggunakan laptop untuk berbelanja, namun saat ini penggunaan telepon seluler sebagai perangkat untuk berbelanja mengalami peningkatan sangat drastis di kalangan pembeli di negara-negara berkembang di Asia. Beberapa negara di Asia seperti Thailand (59%), Cina (37%), Vietnam (32%), dan India (32%), menunjukkan indeks yang lebih tinggi dibanding dengan di negara-negara maju.
Alasan responden lebih memilih menggunakan telepon seluler di antaranya adalah karena penggunaan telepon seluler lebih mudah (57%), adanya aplikasi yang mempermudah transaksi (46%). Musik (24%) dan aplikasi (31%) menempati urutan pertama untuk pembelian online melalui telepon seluler, diikuti oleh pembelian voucherdiskon melalui situs (17%), pembelian pakaian dan aksesori (17%), serta tiket bioskop (16%)
Philip Yen, Group Head, Emerging Payments, Asia Pasific Middle East Africa MasterCard Worldwide, mengatakan, “Survei ini menunjukkan bahwa pasar di Asia Tenggara saat ini sangat menantang, dan dalam beberapa kasus melampaui pasar-pasar online tradisional yang telah maju di kawasan ini.”

Minggu, 14 April 2013

Raquel, Kisah Mualaf Seorang Polisi Wanita Amerika



Bila Allah menghendaki, Allah akan membuka hati seseorang untuk berlapang dada menerima Islam. Dan tak ada yang dapat menghalangi Kehendak Allah Subahanahu wa Ta’ala.
Hidayah Islam telah menyapa seorang wanita yang memiliki pekerjaan sebagai perwira polisi Amerika Serikat (AS) di Detroit. Dalam sebuah wawancara di Youtube pada September 2011, ia menceritakan bagaimana ia memeluk Islam. Berikut adalah singkat cerita tentangnya yang diterjemahkan dari transkrip Onislam.
***
Assalamu’alaykum, Namaku Raquel. Aku masuk Islam sepekan yang lalu. Aku adalah seorang perwira polisi di kota Detroit. Aku bekerja di sana dari 1996 hingga 2004, dan aku ditembak pada tahun 2002. Aku ditembak ketika sedang bekerja pada pekerjaan itu. Aku hampir meninggal dan aku tahu bahwa aku memiliki sebuah awal baru dan sebuah hidup baru.
Aku agaknya tidak tahu bagaimana untuk mengikuti Tuhan. Aku hanya tidak tahu agama apa untuk diyakini hingga aku bertemu beberapa teman Muslim yang benar-benar berbicara padaku dan menjelaskan banyak hal kepadaku. Hal itu sangat mengubah hidupku dan aku tidak takut mati lagi.
Satu-satunya hal adalah kita untuk takut kepada Allah dan kita tidak pernah tahu kapan hari berikutnya bagi kita, jadi lebih baik kita mengatakan Syahadat sekarang dan memiliki iman itu, karena hanya ada satu Tuhan, dan aku tahu itu.
http://rianputra84.files.wordpress.com/2012/07/raquel.jpg?240
Aku benar-benar hampir mati, dan jika aku telah mati pada hari itu, aku tidak tahu apakah aku akan pergi ke Neraka atau tidak. Tetapi sekarang, aku telah memiliki kepercayaan diri dan kedamaian serta kebahagaian yang aku tahu kemana aku akan pergi jika sesuatu terjadi padaku hari ini.
Sebelum aku menjadi Muslim, aku benar-benar tidak memiliki pendapat yang kuat sejauh ini tentang umat Islam. Aku bukan seorang yang pro-Muslim atau anti-Muslim atau apapun semacamnya. Aku selalu menjadi tipe orang yang seperti itu, aku benar-benar open-minded (berpikiran terbuka). Dan itu adalah satu hal yang sangat berbeda tentangku dari keluargaku, bahwa aku sangat open-minded dan aku menghormati orang-orang atas apa yang mereka yakini.
Aku sebenarnya marah dalam pekerjaanku sebagai seorang polisi karena orang-orang menyerang Muslim di Detroit atas kesalahan yang tidak ada alasannya sama sekali, terutama setelah serangan 9/11. Dan itu sangat menyakiti hatiku untuk melihat semua ini dan benar-benar setelah itu aku menjadi sangat tertarik dengan keyakinan Islam setelah 9/11 karena aku sangat terganggu oleh hal-hal yang aku lihat sebagai petugas polisi di jalanan.
Menjadi Seorang Muslim Baru di Las Vegas
Raquel yang kemudian tinggal di Las Vegas sebagai seorang Muslim yang baru, berusaha untuk mempelajari Islam lebih dalam dan berusaha menunjukkan sikap baik seorang Muslim.
Aku di sini di Las Vegas di Masjid ku dan aku memberikan beberapa pakaian kepada orang-orang yang membutuhkan. Apa yang kita lakukan adalah hanya meninggalkannya di atas meja untuk mereka dan mereka datang serta berharap mereka dapat mendapatkan sesuatu yang mereka sukai. Jadi aku hanya pergi untuk meninggalkan pakaian-pakaian untuk lingkungan sekitar dan mereka dapat mengambil apa yang mereka butuhkan, dan berharap ada beberapa sweater yang bagus di sini yang mereka dapat gunakan karena di Vegas cukup dingin.
Sebagai seorang wanita yang baru saja menjadi Muslimah sepekan (ketika itu), Raquel masih belum lancar mengucapkan do’a-do’a atau surat yang harus ia baca ketika shalat. Sehingga ia membaca dari kertas apa-apa yang harus ia baca (yang telah ia salin ke dalam tulisan latin) ketika shalat. Ia hanya belajar melalui internet dengan mendengarkan audio, kemudian ia mencari kalimat yang bertuliskan latin dan terjemahan bahasa inggris.
Aku tahu bagi beberapa orang mungkin berkecil hati untuk belajar bahasa baru. Pada dasarnya ini adalah sebuah budaya. Ini (Islam) bukan hanya sekedar agama, ini adalah jalan hidup. Bagiku, ini tidak menakutkan. Hanya saja bahwa aku ingin belajar lebih cepat dan aku ingin bisa melakukannya sendiri. Tetapi sulit karena aku di rumah sendiri dan aku belajar hampir semuanya melalui internet, bahkan bagaimana aku mengikat (memakai) kerudungku dan segalanya. Aku harus belajar semuanya sendiri. Tetapi ini telah menjadi pengalaman sangat indah dan ada banyak kedamaian padanya dan banyak kebahagiaan yang kalian tidak pernah pelajari dan mendapatkannya. ini adalah sebuah pengalaman yang luar biasa!
Aku sepenuhnya tahu bahwa aku melakukan hal yang benar. Aku telah mempertimbangkannya selama dua tahun. Aku memiliki banyak teologi dan pengetahuan tetapi aku belum pernah mengalaminya. Akut tidak pernah pergi ke sebuah Masjid dan tidak juga berpengalaman, tetapi aku memiliki banyak teman Muslim dan bahkan aku memilik seorang teman kerja Muslima di pasukan kepolisian yang menjelaskan (tentang Islam) banyak kepadaku.
Dalam video itu, Raquel melakukan sholat dengan membaca bacaan-bacaan sholat dengan masih terbata-bata, namun ia terlihat menikmatinya.
Ketika aku sholat, meskipun aku tidak begitu mengerti do’a-do’a itu, apa yang aku lakukan ada di internet, aku mengetahui beberapa situs di mana setelah ada bahasa Arabnya, aku akan mendapatkannya dalam bahasa Inggris (tulisan latin) juga. Jadi aku akan membacanya dalam versi Inggris (maksudnya dalam tulisan latin -red) dan ini begitu kuat dan aku merasa dilindungi, dan aku tahu bahwa di dunia ini tidak ada yang harus aku takutkan kecuali Allah. Sangat menyenangkan. Ini baru dalam hidupku dan aku baru saja mengenal kedamaian dan sebuah kebahagiaan baru yang datang padaku.
Hal yang paling utama yang aku sukai tentang Islam adalah aku benar-benar tertutup (menutup tubuh), aku lakukan. Jujur saja aku benar-benar menikmatinya, terutama di sini di Las Vegas karena para pria melihat kepada wanita dengan sangat menyeramkan dan aku benar-benar merasa aman. Satu hal lainnya yang aku suka adalah bahwa aku belajar banyak. Aku belajar banyak dan aku senang belajar. Dan aku selalu yakin bahwa kehidupan adalah sebuah pengalaman belajar. Dan aku sangat mencintai tentang ini (Islam), aku belajar sesuatu yang baru setiap hari.





Sekolah-sekolah agama Islam di Inggris ternyata mampu mencapai hasil terbaik bagi masyarakat Inggris, yang memungkinkan mereka berkesempatan masuk dalam kelompok sekolah-sekolah yang terbaik di Inggris.
Hamid Patel, Direktur sekolah “tauhid Islam” (sekolah khusus untuk anak perempuan) mengatakan, bahwa siswa Muslim, terlepas dari segala kesulitan dan hambatan besar yang dihadapi, telah mampu mencapai hasil yang terbaik, dan sekolah ini, yang berada di kota Blackburn dengan sekolah cabangnya yang dikhususkan untuk anak laki-laki, telah mencapai peringkat sebagai Lembaga pendidikan terbaik di kota ini.
Berdasarkan Informasi dari Departemen Pendidikan Inggris, Sekolah “Tauhid Islam” telah mencapai hasil paling baik dalam memberikan kesempatan bagi siswa-siswa mereka.
Perlu dicatat bahwa Inggris saat ini menjadi tempat tinggal bagi 2,5 juta Muslim, dimana 400 ribu diantaranya mengikuti pendidikan Umum.(hr/alk)

Rabu, 10 April 2013

Ketika Konsumen di tuntut karena Menyampaikan Unek – Uneknya


Ketika Konsumen di tuntut karena Menyampaikan Unek – Uneknya
Oleh : Nofianti Saputri

         Tentu kita telah mengetahui pemberitaan hangat mengenai kasus Prita mulyasari. Salah Seorang pasien Rumah Sakit OMNI INternasional  yang saat ini menjalani persidangan karena menyampaikan unek – uneknya di Milis.
Kasus ini bermula dari surat elektronik Prita yang berisi keluhannya ketika dirawat di unit gawat darurat Omni Internasional pada 7 Agustus 2008. Surat yang semula hanya ditujukan ke sebuah mailing list (milis) itu ternyata beredar ke pelbagai milis dan forum di Internet, dan diketahui oleh manajemen Rumah Sakit Omni.
Berita terbaru dari kasus tersebut adalah pengumpulan koin untuk Prita Mulyasari, yang masih berlangsung hingga sekarang. Semestinya pengumpulan koin sudah ditutup, namun panitia tak kuasa menolak sumbangan dari warga. Mereka tidak hanya menyerahkan koin, tapi ada pula yang sengaja menyumbang dalam bentuk parsel. Hingga kini koin untuk Prita nyaris menembus angka Rp 500 juta. Rencananya, koin ini akan diserahkan kepada Prita pada 20 Desember 2009.
Sementara itu, sidang pidana kasus pencemaran nama baik tetap harus dijalani Prita di Pengadilan Negeri Tangerang, Banten. Meski Rumah Sakit Omni melalui Departemen Kesehatan membatalkan gugatan perdata, pihak Omni keberatan dua dokternya bersaksi untuk kebebasan Prita.


Ia dijerat dengan Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang isinya, "Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik."
Sanksi atas pelanggaran pasal itu berupa hukuman penjara maksimal enam tahun dan atau denda maksimal Rp 1 miliar.
Sungguh sulit memahami jalan pikiran pihak manajemen RS Omni International Serpong. Seorang konsumen, Prita Mulyasari, mengeluhkan pelayanan rumah sakit itu dan menuangkannya dalam surat elektronik. Surat itu menyebar dan pihak Omni gusar. Permainan  hukumpun dimulai. Prita menjadi tersangka kasus pencemaran nama baik.
Berikut ini adalah surat prita.


RS OMNI DAPATKAN PASIEN DARI HASIL LAB FIKTIF

Prita Mulyasari - suaraPembaca

Jangan sampai kejadian saya ini menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.

Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandar International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah trombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr I (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.

dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.

Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.

Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.
Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.
Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.

Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.

Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja.

Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.

Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi. Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.

dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.

Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.

Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.

Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah 181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut.

Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan komplain tertulis.

Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan manajemen. Atas nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.

Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.

Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore.

Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista.

Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas. Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.

Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.

Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah.

Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.

Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum.

Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami.

Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.

Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap.

Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.

Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.

Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B). Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.

Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.

Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing. Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan.

Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini.

Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.


Salam,
Prita Mulyasari
Alam Sutera

Melihat kedudukan Prita sebagai warga biasa, tampaknya posisi Prita justru tidak menguntungkan. Kondisi yang dialami Prita telah mencerminkan negara ini kembali ke zaman Orde Baru. Dimana pendapat atau aspirasi masyarakat kalanan bawah jarang sekali di dengar.

Sebenarnya tujuan Prita itu baik, hanya ingin  mengungkapkan kesedihan dihatinya dan supaya tidak ada lagi pasien – pasien lain yang mengalami hal seperti dirinya. Namun sayang, kata – kata yang dia gunakan kurang tepat dan memiliki arti pencemaran nama baik. Menurut saya , jika saja Prita menulis dengan kalimat yang lebih netral, seperti "Pelayanan Omni Tidak Memuaskan", pihaknya tidak akan berbuat apa-apa. Namun, sayangnyamelanjutkan, surat berjudul "Penipuan oleh RS Omni" membuat pihak rumah sakit merasa tercoreng.
Bila saja Rumah Sakit OMNI berbesar hati, tentu akan lebih baik bila OMNI yang katanya berkelas internasional itu menyadari nama baik itu bukan diukur oleh materi. Pepatah “Konsumen adalah Raja” benar adanya, ada baiknya ketika seorang konsumen mempertanyakan pelayanan atau manajemen sebuah Rumah sakit, sebuah Rumah Sakit harus menyikapinya dengan sebuah pemikiran yang positif, artinya berarti msh ada kekurangan dalam tubuh Rumah Sakit tersebut.
Seharusnya pihak OMNI menjadikan curhatnya ibu Prita di media internet sebagai masukan untuk memperbaiki diri. Komentar atau kritik tidaklah selalu merusak citra atau nama baik akan tetapi merupakan sebuah motivator untuk Intropeksi dan berbenah diri.
kasus Ibu prita ini bikin kita prihatin, kasus ini rumit karena kedua belah pihak sepertinya tidak mau saling memaafkan dan saling membalas gugatan. Hingga masalahnya jadi berlarut-larut karena masing – masing pihak punya argumen sendiri –sendiri, terlepas dari apapun itu, marilah kita pahami peristiwa ini sebagai suatu pembelajaran agar kita tau prosedur komplain yg benar & berhati-hati bila ingin memposting atau komentar tentang unek- unek  kita di dunia maya, apalagi tulisan yang menyinggung perasaan atau harga diri seseorang/golongan sangatlah rentan dan dapat memicu konflik, seperti kasus ini.
Terakhir, saya ingin menyarankan agar manajemen Omni, segera mencabut perkara ini. Selesaikan secara kekeluargaan . masyarakat tentu akan lebih senang melihat hal seperti itu. Pasti belum terlambat, selain itu coba diingat juga dua anak Prita yang masih balita. Mereka harus “kehilangan” ibu hanya gara-gara sebuah surat berisi unek – unek seorang konsumen.

Daftar Pustaka

Blog.Yus Ariyanto//Prita&OMNI


1633551p1400157p