Seiring
dengan maraknya berita tentang video porno artis ternyata sedikit banyak
membawa dampak pada dunia pendidikan. Diantaranya maraknya kasus pemerkosaan
terhadap gadis di bawah umur atau pelajar, pelakunya pun kerap kali merupakan
kerabat korban yang notabene merupakan pelajar juga. Hal ini kerap kali
menguncang dunia pendidikan di Indonesia bagaimana tidak jika dipikir-pikir
bagaimana dengan moral para pelajar yang seharusnya di bimbing oleh pemerintah
malah berakhir dengan melakukan perbuatan yang bahkan tidak sepantasnya
diketahui oleh pelajar itu. Darimana mereka mengetahui ataupun mendapatkan
pengetahuan tentang masalah tersebut, media massa tidak lepas ambil bagian dari
perbuatan tersebut. Biasanya setiap ada kasus seperti itu media massa selalu
membombardir semua tanyangan dengan berita-berita semacam itu. Apakah itu
perlu, pertanyaan itu lah yang harusnya kita tanyakan kepada media massa.
Pernahkan mereka berfikir dengan banyaknya jumlah penonton anak-anak yang di
kemudian menonton berita tersebut dan jika mereka ingin tahu tersebut mereka
juga dapat mendapatkannya melalui Internet.
Terkadang
peran orang tua tidak lepas dari aktivitas anak-anaknya sehari-hari. Biasanya
orang tua tidak tahu menahu tentang teman sepergaulan anaknya, itulah yang
sering menyebabkan anak-anak masuk ke pergaulan yang salah. Contohnya saja di
zaman dulu mungkin rokok lebih diperuntukan bagi kaum dewasa, akan tetapi
sekarang tidak jarang kita jumpai anak-anak sekolah dasar yang mulai menghisap
batang pencabut nyawa tersebut. Darimana mereka bisa mengenal rokok, tidak lain
dari teman-teman sepergaulan mereka. Kurangnya pengawasan di sekolah juga salah
satu pemicu kenapa anak berani melakukan tindakan tersebut. Contohnya meskipun
di sekolah-sekolah diberlakukan larangan merokok baik bagi siswa dan guru, akan
tetapi biasanya anak-anak (biasanya adalah pelajar SMA) mencari-cari kesempatan
di tengah-tengah kegiatan sekolah. Contohnya banyak anak yang bolos pada saat
jam pelajaran berlangsung, biasanya mereka pergi ke tempat “Tongkrongan” dan
disana lah mereka merokok, tidak jarang juga ada murid yang merokok di sekolah.
Ini merupakan bukti kurangnya pengawasan terhadap murid-murid di sekolah,
dengan tidak diberlakukan tindakan tegas dari pihak sekolah tersebut membuat
anak tidak jera akan perbuatan yang dilakukannya.
Baru-baru
ini juga kita dengar isu tentang akan diberlakukannya perda tentang syarat
masuk SMA maupun Perguruan tinggi harus melalui tes keperawanan. Pasalnya banyak
pihak yang menentang tentang perda tersebut, dikarenakan masalah keperawanan
ialah privasi seseorang dan terlebih lagi jika siswi tersebut tidak lolos tes
tersebut apakah siswi tersebut tidak diperbolehkan bersekolah. Pada dasarnya
mendapatkan jenjang pendidikan sekolah merupaka hak mutlak setiap anak,
terlebih lagi tes ini hanya diperuntukan bagi siswi, padahal mereka kehilangan
keperawanan juga bukan hanya ulah dia sendiri, pastinya ada pihak-pihak yang
terlibat. Sebenarnya masalah pergaulan bebas ini dapat diminimalisir dengan ada
kerja sama dengan orang tua, media massa dan juga lembaga pendidikan yang
bersangkutan, salah satunya dengan cara diadakannya penyuluhan yang diharapkan
dapat membimbing siswa kearah yang lebih benar dan juga peran aktif orang tua
terhadap tumbuh kembang pergaulan anak mereka supaya terhindar dari pergaulan
yang tidak benar. Bukankah mereka-mereka itu adalah bibit-bibit yang akan
menjalankan Negara ini, sudah sepantasnya mereka mendapatkan bimbingan yang
seharusnya bukan malah dipenuhi dengan hal-hal y ang tidak benar
nice artikel...:)
BalasHapus