Rabu, 17 April 2013

Dampak Pergaulan Bebas Dalam Lingkup Pendidikan



Seiring dengan maraknya berita tentang video porno artis ternyata sedikit banyak membawa dampak pada dunia pendidikan. Diantaranya maraknya kasus pemerkosaan terhadap gadis di bawah umur atau pelajar, pelakunya pun kerap kali merupakan kerabat korban yang notabene merupakan pelajar juga. Hal ini kerap kali menguncang dunia pendidikan di Indonesia bagaimana tidak jika dipikir-pikir bagaimana dengan moral para pelajar yang seharusnya di bimbing oleh pemerintah malah berakhir dengan melakukan perbuatan yang bahkan tidak sepantasnya diketahui oleh pelajar itu. Darimana mereka mengetahui ataupun mendapatkan pengetahuan tentang masalah tersebut, media massa tidak lepas ambil bagian dari perbuatan tersebut. Biasanya setiap ada kasus seperti itu media massa selalu membombardir semua tanyangan dengan berita-berita semacam itu. Apakah itu perlu, pertanyaan itu lah yang harusnya kita tanyakan kepada media massa. Pernahkan mereka berfikir dengan banyaknya jumlah penonton anak-anak yang di kemudian menonton berita tersebut dan jika mereka ingin tahu tersebut mereka juga dapat mendapatkannya melalui Internet.
Terkadang peran orang tua tidak lepas dari aktivitas anak-anaknya sehari-hari. Biasanya orang tua tidak tahu menahu tentang teman sepergaulan anaknya, itulah yang sering menyebabkan anak-anak masuk ke pergaulan yang salah. Contohnya saja di zaman dulu mungkin rokok lebih diperuntukan bagi kaum dewasa, akan tetapi sekarang tidak jarang kita jumpai anak-anak sekolah dasar yang mulai menghisap batang pencabut nyawa tersebut. Darimana mereka bisa mengenal rokok, tidak lain dari teman-teman sepergaulan mereka. Kurangnya pengawasan di sekolah juga salah satu pemicu kenapa anak berani melakukan tindakan tersebut. Contohnya meskipun di sekolah-sekolah diberlakukan larangan merokok baik bagi siswa dan guru, akan tetapi biasanya anak-anak (biasanya adalah pelajar SMA) mencari-cari kesempatan di tengah-tengah kegiatan sekolah. Contohnya banyak anak yang bolos pada saat jam pelajaran berlangsung, biasanya mereka pergi ke tempat “Tongkrongan” dan disana lah mereka merokok, tidak jarang juga ada murid yang merokok di sekolah. Ini merupakan bukti kurangnya pengawasan terhadap murid-murid di sekolah, dengan tidak diberlakukan tindakan tegas dari pihak sekolah tersebut membuat anak tidak jera akan perbuatan yang dilakukannya.
Baru-baru ini juga kita dengar isu tentang akan diberlakukannya perda tentang syarat masuk SMA maupun Perguruan tinggi harus melalui tes keperawanan. Pasalnya banyak pihak yang menentang tentang perda tersebut, dikarenakan masalah keperawanan ialah privasi seseorang dan terlebih lagi jika siswi tersebut tidak lolos tes tersebut apakah siswi tersebut tidak diperbolehkan bersekolah. Pada dasarnya mendapatkan jenjang pendidikan sekolah merupaka hak mutlak setiap anak, terlebih lagi tes ini hanya diperuntukan bagi siswi, padahal mereka kehilangan keperawanan juga bukan hanya ulah dia sendiri, pastinya ada pihak-pihak yang terlibat. Sebenarnya masalah pergaulan bebas ini dapat diminimalisir dengan ada kerja sama dengan orang tua, media massa dan juga lembaga pendidikan yang bersangkutan, salah satunya dengan cara diadakannya penyuluhan yang diharapkan dapat membimbing siswa kearah yang lebih benar dan juga peran aktif orang tua terhadap tumbuh kembang pergaulan anak mereka supaya terhindar dari pergaulan yang tidak benar. Bukankah mereka-mereka itu adalah bibit-bibit yang akan menjalankan Negara ini, sudah sepantasnya mereka mendapatkan bimbingan yang seharusnya bukan malah dipenuhi dengan hal-hal y ang tidak benar

1 komentar:

komentt yoo..