KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat ALLAH SWT. yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah geografi yaitu tentang “penerapan
ilmu geografi dalam aspek ekonomi” ini dapat terselesaikan sebagaimana
mestinya. Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan
Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, atas bimbingan Beliau sehingga kita dapat
membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Ucapan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
geografi yang telah memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah ini
sebagai pedoman, acuan, dan sumber belajar.
Akhir kata, Penyusun menyadari bahwa masih terdapat
banyak kesalahan baik dari segi bahasa, tulisan, maupun kalimat yang kurang
tepat dalam makalah ini, oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah berikutnya.
Samarinda ,oktober,
2012
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................................................
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….
C. Tujuan………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian geografi Ekonomi..........................................................................
B.Penerapan geografi ekonomi.............................................................................
BAB III PENUTUP DAN KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Definisi geografi adalah sebagai ilmu yang mempelajari
persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau
kewilayahan dalam konteks keruangan. Definisi ini mengisyaratkan bahwa geografi
memusatkan perhatiannya pada gejala / fenomena di muka bumi baik pada litoster,
hidrosfer, atmosfer maupun biosfer dalam sudut pandang kelingkungan atau
kewilayahan, tetapi senantiasa dalam keterkaitan keruangan.
Ada
sepuluh konsep esensial geografi sebagai ciri ilmu dan pengajaran geografi.
Kesepuluh konsep sesensial geografi tersebut adalah (a) konsep lokasi, (b)
konsep jarak, (c) konsep keterjangkauan, (d) konsep pola, (e) konsep morfologi,
(f) konsep nilai kegunaan, (g) konsep aglomerasi, (h) konsep interaksi dan interpendensi,
(i) konsep diferensiasi areal (struktur keruangan/distribusi keruangan, (j)
konsep keterkaitan keruangan (proses keruangan).
Menurut
Bintarto (1984) Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala muka bumi,
baik fisik maupun makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan
keruangan, ekologi, dan regional untuk kepentingan program, proses dan
keberhasilan pembangunan. Batasan Geografi ini mengandung arti bahwa studi
geografi merupakan pengkajian keilmuan, gejala dan masalah geografi. Geografi
dibedakan menjadi dua yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Geografi fisik
menurut Nursid yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik dari
permukaan bumi. Sedang geografi manusia yaitu cabang geografi yang bidang
studinya aspek keruangan gejala di permukaan bumi dengan mengambil manusia
sebagai obyek pokoknya. (Sumaatmaja,1988:52-53 ).
Nursid (1988:54 ) mendefinisikan geografi
ekonomi sebagai cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur aktivitas
keruangan ekonomi sehingga titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur
ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian,
industri-perdagangan-komunikasi-transportasi dan lain sebagainya. Sedangkan H.
Robinson (1979) mengartikan geografi ekonomi sebagai ilmu yang membahas mengenai
cara-cara manusia dalam kelangsungan hidupnya berkaitan dengan aspek keruangan,
dalam hal ini berhubungan dengan eksplorasi sumber daya alam dari bumi oleh
manusia, produksi dari komoditi (bahan mentah, bahan pangan, barang pabrik)
kemudian usaha transportasi, distribusi, konsumsi (Suharyono, 1994 : 34).
Penelitian di perusahaan sirup ini merupakan tinjauan dari segi geografi
khususnya geografi ekonomi. Geografi ekonomi merupakan cabang dari geografi
manusia di mana bidang studinya adalah struktur keruangan aktivitas ekonomi
(Miller,1984) . Geografi sebagai studi variasi keruangan di permukaan bumi di
mana manusia melakukan aktivitas yang berhubungan dengan produksi,pertukaran
dan pemakaian sumber daya demi kesejahteraannya (Alexander,1963).
Dengan demikian perbincangan pokok Geografi
Ekonomi adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia antara lain termasuk di
dalamnya bidang pertanian dalam arti luas seperti pertambangan, industri,
perdagangan, pelayanan, transportasi dan komunikasi. Sejalan dengan itu Miller
dan Renner (1957) mengemukakan geografi ekonomi adalah studi tentang
aktivitas-aktivitas ekonomi dan hubungannya dengan lingkungan fisikal.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pakah
pengertian geografi ekonomi ?
2.
Bagaimana
penerapan geografi ekonomi ?
C. Tujuan
1.
Menjelaskan
pengertian geografi ekonomi.
2.
Menetahui
penerapan dan konsep geografi ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian geografi ekonomi
Geografi
Ekonomi adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia antara lain termasuk di
dalamnya bidang pertanian dalam arti luas seperti pertambangan, industri,
perdagangan, pelayanan, transportasi dan komunikasi.banyak sekali definisi
mengenai geografi ekonomi. Diantanya adalah Nursid (1988:54 ) geografi ekonomi
sebagai cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur aktivitas
keruangan ekonomi sehingga titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur
ekonomi manusia yang di dalamnya bidang pertanian,
industri-perdagangan-komunikasi-transportasi dan lain sebagainya. H. Robinson
(1979) geografi ekonomi sebagai ilmu yang membahas mengenai cara-cara manusia
dalam kelangsungan hidupnya berkaitan dengan aspek keruangan, dalam hal ini
berhubungan dengan eksplorasi sumber daya alam dari bumi oleh manusia, produksi
dari komoditi (bahan mentah, bahan pangan, barang pabrik) kemudian usaha
transportasi, distribusi,dan konsumsi. Suharyono, (1994 : 34). Geografi ekonomi
merupakan cabang dari geografi manusia di mana bidang studinya adalah struktur
keruangan aktivitas ekonomi. Miller,Aleksander (1984) . Geografi sebagai studi
variasi keruangan di permukaan bumi di mana manusia melakukan aktivitas yang
berhubungan dengan produksi,pertukaran dan pemakaian sumber daya demi
kesejahteraannya.
Dapat diartikan bahwa geografi ekonomi berarti
mengenai ruang lingkup manusia dlam aktivitas ekonominya. Di dalamnya terdapat
kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia. Setiap daerah pasti berbeda
aktivitas atau kegiatan ekonominya, karena setiap daerah atau ruang itu
berbeda. Jadi, geografi ekonomi adalah aktivitas ekonomi manusia sebagai
objeknya di sutu ruang atau ruang tertentu.
B.
Penerapan Geografi Ekonomi
1. Industri
Industri
dalam arti luas adalah seluruh kegiatan manusia yang produktif, jadi di sini
industri meliputi juga industri pertanian, industri peternakan, pertambangan,
dsb. Sedangkan dalam arti sempit industri dapat diartikan dengan bagian dari
proses produksi yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi.
Industri merupakan cara atau usaha
manusia untuk bertahan hidup. Dalam suatu industry pasti bebeda-beda karena
harus menyesuaikan daerah yang akan di jadikan suatu industry. Faktor yang
menunjang dalam perindustrian di Indonesia.
a.Jumlah
penduduk Indonesia sangat banyak (sebagai tenaga kerja dan pemasaran/konsumen)
b. Suasana industri yang baik
c. Jaringan komunikasi dan transportasi yang mantap.
d. Terjaminnya persediaan bahan mentah (hasil pertanian, hasil hutan, hasil laut,hasil tambang).
e. Tersedianya tenaga energi
f. Pasar dan sarana pasar yang baik
g. Perangkat pengelola yang baik.
h. Ketenteraman politik dan sosial.
i. Posisi silang Indonesia yang strategis (memperlancar pemasaran ke negara tetangga)
Syarat-syarat berdirinya suatu industri yaitu:
a. Tersedianya bahan mentah
b. Tersedianya modal
c. Tersedianya sumber tenaga seperti tenaga dari minyak bumi,batu bara, air,dan sebagainya.
d. Adanya tenaga buruh (termasuk tenaga ahli)
e. Tempat pemasaran bagi hasil industri
f. Tersedianya sarana dan prasarana transportasi
g. Lokasi yang baik ( Sandy, 1985 : 158 ).
b. Suasana industri yang baik
c. Jaringan komunikasi dan transportasi yang mantap.
d. Terjaminnya persediaan bahan mentah (hasil pertanian, hasil hutan, hasil laut,hasil tambang).
e. Tersedianya tenaga energi
f. Pasar dan sarana pasar yang baik
g. Perangkat pengelola yang baik.
h. Ketenteraman politik dan sosial.
i. Posisi silang Indonesia yang strategis (memperlancar pemasaran ke negara tetangga)
Syarat-syarat berdirinya suatu industri yaitu:
a. Tersedianya bahan mentah
b. Tersedianya modal
c. Tersedianya sumber tenaga seperti tenaga dari minyak bumi,batu bara, air,dan sebagainya.
d. Adanya tenaga buruh (termasuk tenaga ahli)
e. Tempat pemasaran bagi hasil industri
f. Tersedianya sarana dan prasarana transportasi
g. Lokasi yang baik ( Sandy, 1985 : 158 ).
a. Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang
digunakan dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat), yaitu:
a. Industri rumah tangga, jumlah tenaga
kerja antara 1-4 orang
b. Industri kecil, jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang
c. Industri menengah, jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang
d. Industri besar, jumlah tenaga kerja lebih dari 99 orang
b. Industri kecil, jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang
c. Industri menengah, jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang
d. Industri besar, jumlah tenaga kerja lebih dari 99 orang
2.Penjualan
Setiap perusahaan menghendaki adanya peningkatan kuantitas
penjualan menurut Sutamto (1986: 9) penjualan merupakan usaha yang dilakukan
manusia untuk menyampaikan barang kebutuhan yang telah dihasilkan kepada mereka
yang memerlukan dengan imbalan uang menurut harga yang ditentukan atas
persetujuan bersama.
Jadi volume penjualan merupakan besarnya penjualan yang
dipakai dalam periode tertentu yang dapat dinyatakan dalam unit barang. Volume
penjualan / hasil penjualan merupakan banyaknya jumlah barang atau produk yang
berhasil dijual dalam periode waktu tertentu. Dengan mengetahui tingkat
penjualan diharapkan perusahaan mampu menganalisis dan meramalkan keuntungan
dan tingkat penjualan pada tahuntahun yang akan datang.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Volume Penjualan Industri
Sebagain
besar volume industri dipengaruhi oleh berbagai perubahan yang berlaku di
bidang perindustrian, yang kaitannya dengan faktor keterjangkauan antara lokasi
industri, bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran.
a. Lokasi Industri
Lokasi merupakan tempat di mana industri melakukan kegiatan kerja yang dalam penentuannya tidak terlepas dari proses produksi maupun lokasi pasar yang dilayani perusahaan tersebut. Lokasi yang strategis sangat mempengaruhi keberhasilan suatu industry.
Lokasi merupakan tempat di mana industri melakukan kegiatan kerja yang dalam penentuannya tidak terlepas dari proses produksi maupun lokasi pasar yang dilayani perusahaan tersebut. Lokasi yang strategis sangat mempengaruhi keberhasilan suatu industry.
b.
Bahan Mentah/Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan dasar
yang penting dalam usaha perindustrian bahan baku merupakan faktor yang penting
dalam proses produksi.Tersedianya bahan baku dalam jumlah yang cukup berkesinambungan
dan harga yang relatif murah akan memperlancar produksi yang pada gilirannya
akan meningkatkan jumlah produksi. Industri berkepentingan dengan tersedianya
bahan baku / bahan mentah ataupun barang setengah jadi, dengan ketentuan mudah
didapat, tersedianya sumber yang dapat menunjang usahanya untuk jangka panjang,
harganya layak, sesuai dengan kualitas yang diharapkan artinya bila diolah
hasilnya baik, dengan biaya pengakutan murah atau layak
c.
Tenaga kerja
Tenaga
kerja adalah penduduk yang berusia antara 15 – 54 tahun, yaitu mereka yang
diperkirakan masih memiliki kemampuan melakukan kegiatan ekonomi (Amien,
1986:31). Tenaga kerja adalah setiap orang laki/ wanita yang sedang dalam dan /
atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi keutuhan masyarakat. Jadi, tenaga
yang professional sangat mempengaruhi kemajuan suatu usaha atau industry.
d.
Kontribusi geografi
dalam perekonomian berbasis pertanian
Pertanian itu sendiri
bagi bangsa Indonesia memiliki peranan yang sangat besar bagi kelangsungan
hidup masyarakat pada khususnya.Karena kita lihat saja Indonesia merupakan
negara agraris dimana sector yang paling mendukung untuk dikembangkan adalah
sektor pertaniannya.Apalagi negara Indonesia masih masuk dalam jajaran negara
berkembang yang mana kebanyakan negara berkembang,sektor yang paling diminati
untuk dijadikan mata pencaharian adalah sektor pertanian.
Tetapi kenyataannya
berbanding terbalik dengan harapan yang sudah diimpi-impikan selama ini,karena
dari pertanian hanya memberikan distribusi sekitar 14% saja untuk sektor
perekonomian di Indonesia.Hal ini sangat disesalkan sekali karena dapat kita
lihat Indonesia merupakan negara agraris yang mana negara agraris adalah negara
yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian.Lalu
mengapa sektor pertanian di Indonesia hanya memberikan kontribusi sebesar 14%
saja untuk perekonomian Indonesia?
Hal ini yang masih
menjadikan pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk lebih melihat,dan mencari
solusi yang tepat agar sektor pertanian kita menjadi lebih maju lagi dan dapat
memiliki andil yang besar dalam sector perekonomian Indonesia.Pertanian adalah
salah satu sektor dimana didalamnya terdapat penggunaan sumberdaya hayati untuk
memproduksi suatu bahan pangan,bahan baku industri dan sumber energi. Bagian
terbesar penduduk dunia adalah bermata pencaharian dalam bidang – bidang
pertanian dan pertanian juga mencakup berbagai bidang,tetapi pertanian hanya
menyumbang 4% dari PDB dunia.
Amerika Serikat pada
awal 1900-an 40 persen masyarakatnya bekerja di sektor pertanian, namun pada
1940-an jumlahnya menurun hingga 2,5 persen dan saat ini tinggal dua
persen.Begitupula di Perancis lanjut Pengamat Pasar Modal tersebut, angkatan
kerja di sektor pertanian hanya dua persen. Sejarah Indonesia sejak
masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan
perkebunan, karena sektor – sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam
menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di
berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang
pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk
meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Seiring dengan
transisi (transformasi) struktural ini sekarang kita menghadapi berbagai
permasalahan. Di sektor pertanian kita mengalami permasalahan dalam
meningkatkan jumlah produksi pangan, terutama di wilayah tradisional pertanian di
Jawa dan luar Jawa. Hal ini karena semakin terbatasnya lahan yang dapat dipakai
untuk bertani. Perkembangan penduduk yang semakin besar membuat kebutuhan lahan
untuk tempat tinggal dan berbagai sarana pendukung kehidupan masyarakat juga
bertambah. Perkembangan industri juga membuat pertanian beririgasi teknis
semakin berkurang.
Selain berkurangya
lahan beririgasi teknis, tingkat produktivitas pertanian per hektare juga
relatif stagnan. Salah satu penyebab dari produktivitas ini adalah karena
pasokan air yang mengairi lahan pertanian juga berkurang. Banyak waduk dan
embung serta saluran irigasi yang ada perlu diperbaiki. Hutan-hutan tropis yang
kita miliki juga semakin berkurang, ditambah lagi dengan siklus cuaca El
Nino-La Nina karena pengaruh pemanasan global semakin mengurangi pasokan air
yang dialirkan dari pegunungan ke lahan pertanian.
Kelompok ilmu-ilmu
pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya.Inti dari
ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian
selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu
tanah, meteorologi, permesinan pertanian, biokimia,
dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Semua usaha pertanian
pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar
pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit,
metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan
pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek
ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia
melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang
dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan
yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai
intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian
intensif, keduanya sering kali disamakan.
Sektor pertanian
mengkontribusikan terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional dalam 4
bentuk yaitu:
a.Kontribusi Produk,
Penyediaan makanan untuk penduduk, penyediaan bahan baku untuk industri
manufaktur seperti industri: tekstil, barang dari kulit, makanan dan minuman.
b. Kontribusi
Pasar, Pembentukan pasar domestik untuk barang industri dan konsumsi.
c.Kontribusi Faktor
Produksi, Penurunan peranan pertanian di pembangunan ekonomi, maka terjadi
transfer surplus modal dan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor lain.
d.Kontribusi Devisa,
Pertanian sebagai sumber penting bagi surplus neraca perdagangan (NPI) melalui
ekspor produk pertanian dan produk pertanian yang menggantikan produk impor.
Indonesia secara
ekonomi masih sangat relevan jika bergantung pada sektor pertanian dan
perkebunan. Sektor pertanian dan perkebunan kini banyak dilirik
perusahaan-perusahaan karena menjanjikan. Perusahaan-perusahan besar dan telah
sukses dengan berbasis pertanian bermunculan di dunia, misalnya Pioneer Hybrid,
Monsanto, Unilever, Pizza Hut, dan sebagainya.Apabila kita bisa meningkatkan
produktivitas pertanian, maka tidak perlu impor karena di dalam negeri sudah
terpenuhi. Peningkatan peran kelembagaan juga sangat diperlukan untuk mencapai
kejayaan agribisnis. Pada tahun 2005, pertanian menyumbangkan produk domestik
bruto (PDB) sekitar 13,41%. Sedangkan total tenaga kerja yang diserap melalui
pertanian sekitar 46,7 juta jiwa.
Produk perkebunan
seperti gula dan minyak goreng mempunyai peran penting dalam memelihara
ketahanan pangan, karena ketahanan pangan merupakan syarat penting bagi
ketahanan nasional. Penyediaan lapangan kerja pada sektor perkebunan mempunyai
kontribusi yang signifikan. Sektor perkebunan mempunyai wilayah strategis dalam
pengembangan wilayah di pedesaan, marginal, dan terpencil. Hingga tahun 2003,
tenaga kerja yang terserap mencapai sekitar 17 juta jiwa.
Selama periode
2000-2003, laju pertumbuhan sektor perkebunan selalu diatas laju pertumbuhan
ekonomi secara nasional. Misalnya pada tahun 2001, laju pertumbuhan ekonomi
secara nasional sekitar 3,4% dan sektor perkebunan tumbuh dengan laju sekitar
5,6%. Dapat diketahui bahwa perkebunan dapat menjadi andalan dalam perekonomian
bangsa kita. Selain itu, sektor ini mempunyai nilai penting dalam penciptaan
nilai tambah pada PDB. PDB perkebunan terus meningkat dari sekitar Rp 33,7
triliun pada tahun 2000 menjadi sekitar Rp 47,0 triliun pada tahun 2003, atau
meningkat dengan laju sekitar 11,7% per tahun. Dari ekspornya, sektor
perkebunan turut menyumbang devisa. Lebih dari 50% dari total produksi adalah
untuk ekspor.
Dengan faktor ekonomi
diatas pembangunan bisa berfokus pada pertanian dan perkebunan dengan
memanfaatkan serta mengelola sumber daya alam di Indonesia. Keberpihakan
pemerintah sangat diperlukan dalam mendukung sektor ini. Penyediaan insentif
dari pemerintah bagi dunia usaha dibutuhkan untuk menghidupkan produsen dan
pasar domestik.
Sedangkan kontribusi
geografi itu sendiri dalam perekonomian berbasis pertanian sebagai penghasil
komoditas pertanian akan mengalami pergeseran dari pulau Jawa dan Sumatra ke
daerah lain seperti kebutuhan pangan yang membutuhkan peningkatan luas lahan
pertanian (sekitar 200 ribu hektar/tahun) akan mengarah ke daerah lahan kering,
lahan rawa, Papua dan daerah-daerah baru.
Pergeseran wilayah
pertanian ke daerah-daerah baru, akan menimbulkan masalah yang pekik antara
lain : pertama, siapa yang mau mengelola jika pertanian ditempatkan pada
kawasan-kawasan marjinal. Kedua, kekhawatiran akan kesulitan memperoleh
peralatan pertanian dan terutama pupuk yang mayoritas produsennya berada di
Pulau Jawa dan Sumatra. Ketiga, Permasalahan biaya transportasi, harga produk
pertanian akan melambung tinggi mengingat keberadaan konsumen mayoritas (60%)
berdomisili di Pulau Jawa.
Jika dilihat secara geologis, Pulau Sumatra, Jawa dan Bali
adalah Pulau yang ideal untuk pengembangan pertanian. Tanah yang terpengaruh
langsung vulkanisme akan mempengaruhi kesuburan tanah. Idealnya, pertanian akan
baik jika dilokasikan di kawasan yang berbatuan dasar aluvial, datar dan cukup
air. Penempatan di luar Pulau Sumatra, Jawa dan Bali dimungkinkan akan
membentuk sektor pertanian yang lemah dan menghasilkan produk pertanian yang
buruk. Selain itu, daerah rawa dan lahan kering adalah wilayah-wilayah yang
sumber daya lahannya lemah terhadap pengembangan pertanian.
Aktivitas ekonomi berarti segala macam upaya yang dilakukan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya hingga mencapai kemakmuran. Upaya
yang dilakukan itu tentu saja berbeda dikarenakan beberapa sebab berikut ini:
perbedaan jenis kebutuhan
a. faktor kondisi alam, misalnya iklim, tanah dan landform. Kondisi alam setiap daerah belum tentu sama dengan daerah lainnya, sehingga membutuhkan cara yang berbeda untuk memanfaatkannya maka secara langsung itu akan mempengaruhi ektivitas ekonomi yang dilakukan. Dimana aktivitas ekonomi disesuaikan dengan kondisi alam.
b. Faktor sosial, terutama kepadatan penduduk, latar belakang kultural, dan tingkan perkembangan teknologi. Kepadatan penduduk mempengaruhi peluang untuk memenuhi kebutuhan setiap individu. Sementara latar blakang kebudayaan akan mempengaruhi cara-cara, kebiasaan-kebiasaan dalam beraktivitas terutama dalam hal ekonomi. untuk teknologi perat hubungannya dengan usaha-usaha peningkatan produksi sekaligus produktivitas.
c. Kondisi fisik dan psikis, setiap orang mempunyai keterbatasan dan kemampuan yang berbeda baik secara fisik maupun secara psikis.
:
Pendekatan 5WH meliputi pertanyaan mendasar yang digunakan dalam mengkaji permukaan bumi, yaitu apa (what), dimana (where), mengapa (why), siapa (who), kapan (when), dan bagaimana (how).
Geografi selalu menggunakan pendekatan 5WH karena, dengan menggunakan dasar-dasar pertanyaan tersebut dapat diketahui apa, mengapa, dimana, dan kapan suatu fenomenan terjadi serta siapa saja yang berhubungan dengan fenomena tersebut. Ditambah lagi dengan didapatkannya penjelasan tentang bagaimana keterkaitan anatara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan alam dengan alam yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia, serta untuk kepentingan apa.
Dengan terjawabnya pertanyaan-pertanyaan tersebut, berarti sebuah fenomenan di permukaan bumi telah terkaji sesuai dengan tujuan geografi, yakni untuk memahami penyebaran fenomena di atas permukaan bumi, hubungan anatar fenomena di suatu tempat, hubungan suatu fenomena dengan fenomena di tempat lain, efek suatu fenomena pada fenomena lain, variasi suatu fenomena dari suatu tempat ke tempat lain, difusi keruangan dari fenomena, lokasi dan lokalisasi suatu fenomena, akibat dari suatu fenomena, dan manfaat suatu fenomena guna meningkatkan kesejahteraan manusia .
Sebagian ahli mengatakan sejarah pertanian dimulai dari sebelum 8000 SM, yakni kehidupan nenek moyang kita dengan kebiasaan awalnya yang hanya mengumpulkan bahan makanan dan berburu hewan jinak di hutan.
Awalnya ada dikenal dengan istilah nomaden yang artinya pengembara atau orang yang hidupnya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya hanya untuk kelangsungan hidupya dalam artian kebutuhan tempat tinggal dan makan, berlanjut dengan semi nomaden yang artinya setengah pengembara, dimana kebutuhan akan makan dapat dilakukan dengan bercocok tanam dan juga beternak, hanya kadang-kadang melakukan pengembaraan untuk kelangsungan pasokan pangannya. Dahulunya, masyarakat seperti ini hidup dalam kelompok-kelompok kecil dengan seorang yang dituakan atau seorang kepala suku yang memimpin kelompok ini dan mengatur segala sesuatunya dalam kelompoknya, ini berlangsung hingga kurang lebih 5000 SM.
Keadaan ini terus berlangsung dari generasi ke generasi dengan tahap perkembangan pertanian yang terus bergerak meningkat sejalan dengan kemampuan masyarakat dalam beradaptasi dengan lingkungan alam sekitar, memanfaatkan semua sumber dayayang ada di sekelilingnya.
Pertanian yang kita kenal saat ini sudah sanagt maju dan berkembang dengan pesat, dari semua aspek pertanian dikembangkan berbagai macam terobosan-terobosan baru dan teknologi-teknologi terkini yang semakin memudahkan bagi para petani dalam mengelola pertanian dan meningkatkan hasil produk-produk pertanian. Tentu saja kondisi ini berbeda versi sejarahnya di tiap belahan dunia yang mana sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis, topografis, dan iklim setempat serta kemampuan beradaptasi dari masyarakat atau suku setempat terhadap alam sekitarnya.
perbedaan jenis kebutuhan
a. faktor kondisi alam, misalnya iklim, tanah dan landform. Kondisi alam setiap daerah belum tentu sama dengan daerah lainnya, sehingga membutuhkan cara yang berbeda untuk memanfaatkannya maka secara langsung itu akan mempengaruhi ektivitas ekonomi yang dilakukan. Dimana aktivitas ekonomi disesuaikan dengan kondisi alam.
b. Faktor sosial, terutama kepadatan penduduk, latar belakang kultural, dan tingkan perkembangan teknologi. Kepadatan penduduk mempengaruhi peluang untuk memenuhi kebutuhan setiap individu. Sementara latar blakang kebudayaan akan mempengaruhi cara-cara, kebiasaan-kebiasaan dalam beraktivitas terutama dalam hal ekonomi. untuk teknologi perat hubungannya dengan usaha-usaha peningkatan produksi sekaligus produktivitas.
c. Kondisi fisik dan psikis, setiap orang mempunyai keterbatasan dan kemampuan yang berbeda baik secara fisik maupun secara psikis.
:
Pendekatan 5WH meliputi pertanyaan mendasar yang digunakan dalam mengkaji permukaan bumi, yaitu apa (what), dimana (where), mengapa (why), siapa (who), kapan (when), dan bagaimana (how).
Geografi selalu menggunakan pendekatan 5WH karena, dengan menggunakan dasar-dasar pertanyaan tersebut dapat diketahui apa, mengapa, dimana, dan kapan suatu fenomenan terjadi serta siapa saja yang berhubungan dengan fenomena tersebut. Ditambah lagi dengan didapatkannya penjelasan tentang bagaimana keterkaitan anatara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan alam dengan alam yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia, serta untuk kepentingan apa.
Dengan terjawabnya pertanyaan-pertanyaan tersebut, berarti sebuah fenomenan di permukaan bumi telah terkaji sesuai dengan tujuan geografi, yakni untuk memahami penyebaran fenomena di atas permukaan bumi, hubungan anatar fenomena di suatu tempat, hubungan suatu fenomena dengan fenomena di tempat lain, efek suatu fenomena pada fenomena lain, variasi suatu fenomena dari suatu tempat ke tempat lain, difusi keruangan dari fenomena, lokasi dan lokalisasi suatu fenomena, akibat dari suatu fenomena, dan manfaat suatu fenomena guna meningkatkan kesejahteraan manusia .
Sebagian ahli mengatakan sejarah pertanian dimulai dari sebelum 8000 SM, yakni kehidupan nenek moyang kita dengan kebiasaan awalnya yang hanya mengumpulkan bahan makanan dan berburu hewan jinak di hutan.
Awalnya ada dikenal dengan istilah nomaden yang artinya pengembara atau orang yang hidupnya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya hanya untuk kelangsungan hidupya dalam artian kebutuhan tempat tinggal dan makan, berlanjut dengan semi nomaden yang artinya setengah pengembara, dimana kebutuhan akan makan dapat dilakukan dengan bercocok tanam dan juga beternak, hanya kadang-kadang melakukan pengembaraan untuk kelangsungan pasokan pangannya. Dahulunya, masyarakat seperti ini hidup dalam kelompok-kelompok kecil dengan seorang yang dituakan atau seorang kepala suku yang memimpin kelompok ini dan mengatur segala sesuatunya dalam kelompoknya, ini berlangsung hingga kurang lebih 5000 SM.
Keadaan ini terus berlangsung dari generasi ke generasi dengan tahap perkembangan pertanian yang terus bergerak meningkat sejalan dengan kemampuan masyarakat dalam beradaptasi dengan lingkungan alam sekitar, memanfaatkan semua sumber dayayang ada di sekelilingnya.
Pertanian yang kita kenal saat ini sudah sanagt maju dan berkembang dengan pesat, dari semua aspek pertanian dikembangkan berbagai macam terobosan-terobosan baru dan teknologi-teknologi terkini yang semakin memudahkan bagi para petani dalam mengelola pertanian dan meningkatkan hasil produk-produk pertanian. Tentu saja kondisi ini berbeda versi sejarahnya di tiap belahan dunia yang mana sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis, topografis, dan iklim setempat serta kemampuan beradaptasi dari masyarakat atau suku setempat terhadap alam sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Geografi
ekonomi merupakan cabang ilmu geografi yang menjelaskan tentang gejala
keruangan mengenai manusia sebagai objek untuk melakukan kelangsungan hidupnya.
Dapat diartikan bahwa geografi ekonomi berarti mengenai ruang lingkup manusia
dlam aktivitas ekonominya. Di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan ekonomi yang
dilakukan manusia. Setiap daerah pasti berbeda aktivitas atau kegiatan
ekonominya, karena setiap daerah atau ruang itu berbeda.
Jadi, geografi ekonomi adalah aktivitas ekonomi manusia
sebagai objeknya di sutu ruang atau ruang tertentu.penerapan geografi ekonomi
meliputi industry dan penjualan. Industry adalah seluruh kegiatan manusia yang
produktif, jadi di sini industri meliputi juga industri pertanian, industri
peternakan, pertambangan, dsb.sedangkan penjualan merupakan usaha yang
dilakukan manusia untuk menyampaikan barang kebutuhan yang telah dihasilkan
kepada mereka yang memerlukan dengan imbalan uang menurut harga yang ditentukan
atas persetujuan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentt yoo..