BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Setiap anak dilahirkan
pada hakikatnya sudah mempunyai potensi masingmasing, atau kodrat alam (menurut
istilah Ki Hajar Dewantara). Disadari atau tidak, sejak kecil kita sudah
menerima pendidikan dari orang tua tentang banyak hal. Orang tua kita adalah
guru pertama kali dalam hidup hingga kita menjadi seorang yang dewasa. Seiring
berjalannya waktu, tidak hanya lingkungan keluarga saja yang kita tahu, kita mengenal
lingkungan masyarakat, bahkan lingkungan negara. Sehingga kita tahu betapa
pentingnya proses pendidikan bagi manusia di dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, agama dan bangsa.
Berbicara tentang
pendidikan, maka membahas perkembangan peradaban manusia. Perkembangan
pendidikan manusia akan berpengaruh terhadap dinamika sosial-budaya
masyarakatnya. Sejalan dengan itu, pendidikan akan terus mengalami perkembangan
sesuai dengan perkembangan kebudayaan. Banyak pendapat para tokoh
pendidikan yang kemudian berdampak terhadap peradaban manusia. Tulisan ini akan
mendeskripsikan pendapat tentang arti pentingnya pendidikan bagi manusia, serta sasaran pendidikan secara umum di
Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
Peranan Filsafat dalam Pendidikan.
2. Pengertian
Proses Pendidikan.
3. Apa
saja Aliran Filsafat Pendidikan yang berpengaruh pada Pendidikan.
C.
TUJUAN
1. Supaya
mengetahui apa saja Peranan Filsafat dalam Pendidikan.
2. Mengetahui
apa tujuan dari filsafat pendidikan.
3. Mengetahui
masalah yang terjadi didunia pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Proses
Pendidikan Dalam Filsafat Pendidikan
Dari masa perkembangan
peradaban kunosampai munculnya abad pencerahan (renaisance) di Eropa, bidang
pendidikan mendapat tempat utama dan strategis dalam kehidupan pemerintahan. Pendidikan
merupakan hal yang paling utama, hal itu dapat kita lihat dari beberapa ahli
berikut ini :
ü Jean
Jaqques rosseau, seorang tokoh pembaharu prancis menyebutkan, semua yang kita
butuhkan dan semua kekurangan kita waktu lahir, hanya akan kita penuhi melalui
pendidikan.
ü Aristoteles,
ahli filsafat yunani kuno berpendapat bahwa perbaikan masyarakat hanya dapat
dilakukan dengan terlebih dahulu memperbaiki system pendidikan.
ü Van de Venter, tokoh politik Etis atau balas budi, yang menjadi
tonggak awal perkembangan munculnya
golongan terpelajar Indonesia juga mengatakan, pendidikan yang diberikan kepada rakyat pribumi, akan dapat merubah
nasib pribumi.
ü Tokoh
pendiri nasional yakni Ir. Soekarno dan Ki Hajar Dewantoro, juga menyebutkan
bahwa satu-satunya yang dapat mengubah nasib suatu bangsa hanyalah pendidikan.
ü Menurut
UNESCO, badan PBB yang menangani bidang pendidikan menyerukan kepada seluruh
bangsa-bangsa di dunia, bahwa jika ingin membangun dan berusaha memperbaiki
keadaan seluruh bangsa, maka haruslah dari pendidikan, sebab pendidikan adalah
kunci menuju perbaikan terhadap peradaban.
ü Presiden
R.I Susilo Bambang Yudhoyono, pada acara Hari Anak Nasional, mengatakan bahwa
bangsa yang pendidikannya jelek tidak maju, bangsa yang maju adalah bangsa yang
produktif, inovatif, dan cerdas, di samping memiliki akhlak dan kepribadian
yang baik, sehat jasmani dan rohanidan rukun satu sama lain.
ü Wakil
presiden Yusuf Kalla, juga berpendapat dalam menyikapi pro dan kontra tentang
standarisasi Ujian Nasional (UN) menegaskan bahwa Anak-anak yang belajar keras
dan sungguh-sungguh tidak boleh di samakan dengan anak-anak yang malas, hal itu
tidak benar, karena Negara Indonesia tidak dibangun dengan kemalasan, namun
harus dengan kerja keras.
Nah, sudah jelaskan
bahwa pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dan mutlak bagi umat
manusia. Oleh karena itu, tidaklah sekedar transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge). Tujuan
pendidikan sesungguhnya menciptakan pribadi yang memiliki sikap kepribadian
yang positif.
Dengan demikian, pendidikan
menyandang misi keseluruhan aspek kebutuhan hidup dan sejalan dengan dinamika
serta perubahan-perubahan yang terjadi. Sebagai akibat logisnya, maka
pendidikan senantiasa mengandung pemikiran dan kajian baik secara konseptual
dan operasionalnya, sehingga diperoleh relevansi dan kemampuan menjawab
tantangan serta memecahkan maslah-masalah yang dihadapi oleh umat manusia.
Dengan menganalisa
berbagai filsafat, seperti filsafat yunani, barat dan lainnya, maka muncullah
berbagai macam disiplin ilmu dengan menggunakan filsafat. Sehingga berbagai
macam disiplin ilmu pengetahuan yang berkembang sekarang ini menemukan kembali
relevansinya dan berkemampuan untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapai
umat manusia.
Pendekatan filsafat diperlukan
seiring dengan perkembangan pendidikan. Karena problematika pendidikan yang
bersifat filosofis memerlukan jawaban yang filosofis pula. Di samping itu
filsafat pendidikan bisa didekati dengan ide-ide filosofis yang diterapkan
untuk memecahkan masalah pendidikan. Dan yang
melatarbelakangi munculnya filsafat pendidikan adalah banyaknya
perubahan-perubahan dan permasalahan-permasalahan yang timbul di lapangan
pendidikan yang tidak mampu dijawab sendiri oleh filsafat. Selain itu, yang
melatarbelakangi munculnya filsafat pendidikan adalah banyaknya ide-ide baru
dalam dunia pendidikan. Adapun datangnya ide-ide tersebut diantaranya berasal
dari tokoh-tokoh filsafat Yunani.
B.
Peranan Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan merupakan
aplikasi filsafat dalam pendidikan (Kneller, 1971). Pendidikan membutuhkan
filsafat karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan
pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang lebih luas,
lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman maupun
fakta-fakta pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains
pendidikan.
Peranan filsafat
pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi
masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan
tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan
rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep
yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek
terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta
didik. Filsafat sebagai hasil pemikiran para
ahli filsafat telah melahirkan berbagai macam pandangan/ide yang salah satunya
ialah lahirnya pandangan tentang filsafat pendidikan. Begitu pula halnya dengan
filsafat pendidikan bahwa dalam sejarahnya telah melahirkan berbagai pandangan atau
aliran.
Tujuan filsafat
pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori
pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan
prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik
pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa
implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai
tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan.
Salah satu contoh masalah yang dihadapi dunia pendidikan
kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,
anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran di kelas diarahkan untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa
untuk mengingat dan menimbun berbagai informasitanpa dituntut untuk
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik lulus
dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi miskin aplikasi.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, pendidikan
merupakan usaha sadar yang dilakukan diseluruh aspek kehidupan, baik
orang-orang terdekat maupun masyarakat, baik yang formal maupun nonformal,
dengan tujuan merubah
kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik menjadi kebiasaan yang baik demi
terbentuknya pribadi manusia yang baik dan berkualitas selama manusia tersebut
menjalani kehidupannya.
Jadi, untuk memahami arti pendidikan yang seutuhnya harus
ada keseimbangan antara pendidikan formal dan nonformal. Karena pendidikan
formal sangat penting dalam membentuk sikap pada diri manusia. Namun,
pendidikan nonformal sering dinomorduakan dibanding pendidikan formal. Oleh
karena itu, banyak persoalan-persoalan muncul di lingkungan sekitar, yang
terkadang muncul dari orang yang berpendidikan tinggi, namun tidak mempunyai
sikap yang baik.
C. Beberapa Aliran Dalam Filsafat
Pendidikan
Beberapa aliran
filsafat pendidikan yang berpengaruh dalam pengembangan pendidikan, misalnya,
idealisme, realisme, pragmatisme, humanisme, behaviorisme, dan konstruktivisme.
Idealisme berpandangan bahwa pengetahuan itu sudah ada dalam jiwa kita.
Untuk membawanya pada tingkat kesadaran perlu adanya proses introspeksi. Tujuan
pendidikan aliran ini membentuk karakter manusia. Aliran realisme berpandangan
bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh, bersifat dualistis. Tujuan
pendidikannya membentuk individu yang mampu menyesuaikan diri dalam masyarakat
dan memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Pragmatisme merupakan
kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh empirisme, utilitarianisme, dan
positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk mencari kebenaran melainkan
untuk menemukan arti atau kegunaan. Tujuan pendidikannya menggunakan pengalaman
sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal baru dalam kehidupan priabdi dan
masyarakat. Humanisme berpandangan bahwa pendidikan harus ditekankan
pada kebutuhan anak (child centered). Tujuannya untuk aktualisasi diri,
perkembangan efektif, dan pembentukan moral. Paham behaviorisme memandang
perubahan perilaku setelah seseorang memperoleh stimulus dari luar merupakan
hal yang sangat penting. Oleh sebab itu, pendidikan behaviorisme menekankan
pada proses mengubah atau memodifikasi perilaku. Tujuannya untuk menyiapkan
pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannya, mempunyai rasa tanggung jawab dalam
kehidupan pribadi dan masyarakat. Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan
diperoleh melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti dari suatu teks,
pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain melalui asimilasi pengalaman baru
dengan pengertian yang telah dimiliki seseorang. Tujuan pendidikannya
menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan
persoalan hidupnya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan menyandang misi keseluruhan aspek
kebutuhan hidup dan sejalan dengan dinamika serta perubahan-perubahan yang
terjadi. Sebagai akibat logisnya, maka pendidikan senantiasa mengandung
pemikiran dan kajian baik secara konseptual dan operasionalnya, sehingga
diperoleh relevansi dan kemampuan menjawab tantangan serta memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi oleh umat manusia. Dan bahwa
yang melatarbelakangi munculnya filsafat pendidikan adalah banyaknya
perubahan-perubahan dan permasalahan-permasalahan yang timbul di lapangan
pendidikan yang tidak mampu dijawab sendiri oleh filsafat. Selain itu, yang
melatarbelakangi munculnya filsafat pendidikan adalah banyaknya ide-ide baru
dalam dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hamdani Ali,
MA. Filsafat Pendidikan,
Kota Kembang, Yogyakarta: 1986.
Jalaluddin dan Abdullah. Filsafat Pendidikan,
Gaya Media Pratama, Jakarta: 1997.
Omar Mohammad
al-Toumy. Falsafah Pendidikan Islam, alih bahasa DR. Hasan
Langgulung, Bulan Bintang, Jakarta: 1979.
Zuhairini, Dra. Filsafat Pendidikan Islam,
Bumi Aksara, Jakarta: 1995.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentt yoo..