A. Konsep Dasar Pendidikan
Pendidikan bagi
sebagian orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa,
sebaliknya bagi Jean Piaget ( 1896 ) pendidikan berarti menghasilkan, mencipta,
sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan
dengan penciptaan yang lain. Pandangan tersebut memberi makna bahwa pendidikan
adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang
hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan
umunya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Ilmu disebut juga
pedagogik, yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu ” Pedagogics ”.
Pedagogics sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ” pais ” yang
artinya anak, dan ” again ” yang artinya membimbing. Poerbakwatja
dan Harahap ( 1982 : 254 ) mengemukakan pedagogik mempunyai dua arti yaitu :
(1) peraktek, cara sesorang mengajar; dan (2) ilmu pengetahuan mengenai
prinsip-prinsip dan metode mengajar, membimbing, dan mengawasi pelajaran yang
disebut juga pendidikan.
Orang yang
memberikan bimbingan kepada aak disebut pembimbing atau ” pedagog”, dalam
perkembangannya, istilah pendidikan ( pedagogy ) berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan kepada anak oleh orang dewasa secara sadar dan
bertanggung jawab. Dalam dunia pendidikan kemudian tumbuh konsep pendidikan
seumur hidup ( lifelong education ), yang berarti pendidikan berlangsung sampai
mati, yaitu pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada
pengaruh lingkungan. Untuk memberi pemahaman akan batasan pendidikan berikut
ini dikemukakan sejumlah batasan pendidikan yang dikemukan para ahli yaitu :
(1) Pendidikan
ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan ( Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1991 ).
(2) Dalam
pengertian yang sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk
memperoleh pengetahuan ( McLeod, 1989 ).
(3) Pendidikan
ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal ( Mudyahardjo,
2001:6 )
(4) Dalam
pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah proses dengan
metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan
cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan ( Muhibinsyah, 2003:10 )
(5) Pendidikan
berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan ( seperti sekolah dan
madrasah ) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam
menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya ( Dictionary of
Psychology, 1972 ).
(6) Dalam arti
luas pendidikan melipuyi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk
mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan ketrampilannya
kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi
hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Artinya pendidikan adalah usaha secara
sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke
kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari
segala perbuatannya ( Poerbakawatja dan Harahap, 1981 ).
(7) Menurut John
Dewey pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang
fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya
emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada
sesamanya.
(8) Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara ( UUSPN No. 20 Tahun 2003 ).
1. Hakekat dan
Teori Pendidikan
Mudyahardjo (
2001:91 ) menegaskan bahwa sebuah teori berisi konsep-konsep, ada yang
berfungsi sebagai :
a. asumsi atau
konsep-konsep yang menjadi dasar/titik tolak pemikiran sebuah teori
b. definisi
konotatif atau denotatif atau konsep-konsep yang menyatakan makna dari
istilah-istilah yang dipergunakan dalam menyusun teori.
Asumsi pokok
pendidikan adalah :
a. pendidikan
adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi aktual dari
individu yang belajar dab lingkungan belajarnya;
b. pendidikan
adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal yan baik atau
norma-norma yang baik, dam
c. pendidikan
adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa serangkaian
kegiatan bermula dari kondisi-kondisi aktual dan individu yang belajar, tertuju
pada pencapaian individu yang diharapkan.
Pendidikan
dipandang dari sudut keilmuan tertentu seperti :
a. Sosiologik
memandang pendidikan dari aspek sosial, yaitu mengartikan pendidikan sebagai
usaha pewarisan dari generasi ke generasi.
b.
Antrophologik memandang pendidikan adalah enkulturasi yaitu proses pemindahan
budaya dari generasi ke generasi.
c. Psikologik
memandang pendidikan dari aspek tingkah laku individu, yaitu mengartikan
pendidikan sebagai perkembangan kapasitas individu secar optimal. Psikologi
menurut Woodward dan Maquis ( 1955 : 3 ) adalah studi tentang kegiatan-kegiatan
atau tingkah laku individu dalam keseluruhan ruang hidupnya.
d. Ekonomi,
yaitu memandang pendidikan sebagai usaha penanaman modal insani ( human capital
) yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
e. Politik yang
melihat pendidikan adalah proses menjadi warga negara yang diharapkan (
civilisasi ) sebagai usaha pembinaan kader bangsa yang tangguh.
Pendidikan
selalu dapat dibedakan menjadi teori dan praktek, teori pendidikan adalah
pengetahuan tentang makna dan bagaimana soyogyanya pendidikan itu dilaksanakan,
sedangkan praktek adalah tentang pelaksanaan pendidikan secara konkretnya.
Teori pendidikan disusun seperti latar belakang yang hakiki dan sebagai
rasional dari praktek pendidikan serta pada dasarnya bersifat direktif. Istilah
direktif memberi makna bahwa pendidikan itu mengarah pada tujuan yang pada
hakekatnya untuk mencapai kesejahteraan bagi subjek didik.
2. Hubungan
Pendidikan dengan Pengajaran
Pada dasarnya
”mengajar” adalah membantu ( mencoba membantu ) seseorang untuk mempelajari
sesuatu dan apa yang dibutuhkan dalam belajar itu tidak ada kontribusinya
terhadap pendidikan orang yang belajar. Artinya mengajar pada hakekatnya suatu
proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar
siswa sehingga menumbuhkan dan mendorong siswa belajar.Hal ini akan dapat
terwujud jika dilakukan melalui proses pengajaran dengan strategi pelaksanaan
melalui :
1. Bimbingan
yaitu pemberian bantuan,arahan,motivasi,nasihat dan penyuluhan agar siswa mampu
mengatasi,memecahkan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
2. Pengajaran
yaitu bentuk kegiatan dimana terjalin hubungan interaksi dalam proses belajar
dan mengajar antara tenaga kependidikan dengan peserta didik.
3. Pelatihan
yaitu sama dengan pengajaran khususnya untuk mengembangkan keterampilan
tertentu.
Menurut
Langford (1978) yang penting hubungan yang relevan bukanlah antara pengajaran
dengan pendidikan tetapi antara pengajaran sebagai suatu profesi dengan
pendidikan.
3. Fungsi Pendidikan
Fungsi
pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat dari kebodohan
dan ketertinggalan. Sedangkan menurut UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
B. Konsep dan Makna Belajar
1. Konsep Belajar.
Belajar
merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan
interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Untuk
menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu
menggunakan kemampuan pada ranah-ranah :
a. Kognitif
yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran
terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
evaluasi.
b. Afektif
yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang
berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi,
penilaian sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup.
c. Sikomotorik
yaitu kemepuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian
pola gerakan dan kreativitas.
Belajar Menurut
Pandangan Skiner.
Belajar menurut
pandanag B.F.Skiner (1958) adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian
tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Menurut Skiner dalam belajar
ditemukan hal-hal berikut :
1. Kesempatan
terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon belajar,
2. Respon si
belajar,
3. Konsekwensi
yang bersifat menggunakan respon tersebut,baik konsekwensinya sebagai hadiah
maupun teguran atau hukuman.
Skinner menbagi dua
jenis respon dalam proses belajar yakni :
1. respondents
response yaitu respon yang terjadi karena stimuli khusus, perangsang-perangsang
yang demikian ini mendahului respons yang ditimbulkannya.
2. operants
conditioning dalam clasical condotioning menggambarkan suatu situasi belajar
dimana suatu respons dibuat lebih kuat akibat reinforcement langsung yaitu
respon yang terjadi karena situasi random.
Menurut Skinner
mengajar itu pada hakekatnya adalah rangkaian dari penguatan yang terdiri dari
suatu peristiwa dimana prilaku terjadi, perilaku itu sendiri, dan akibat
perilaku.
Belajar Menurut
Pandangan Robert M. Gagne
Menurut Gagne
(1970), Belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar berupa
kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebab oleh stimulasi yang berasal dari
lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Belajar
terdiri dari tiga komponen penting yakni kondisi eksternal yaitu stimulus dari
lingkungan dari acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan
internal dan proses kognitif siswa, dan hasil belajar yang menggambarkan
informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat
kognitif.
Robert M. Gagne mengemukakan
delapan tipe belajar yang membentuk suatu hirarki dari paling sederhana sampai
paling kompleks yakni :
1. belajar
tanda-tanda atau isyarat (Signal Learning) yang menimbulkan perasaan tertentu,
mengambil sikap tertentu,yang dapat menimbulkan perasaan sedih atau senang.
2. belajar hubungan
stimulus-respons (Stimulus Response-Learning)dimana respon bersifat spesifik,
tidak umum dan kabur.
3. belajar
menguasai rantai atau rangkaian hal (Chaining Learning) mengandung asosiasi
yang kebanyakan berkaitan dengan keterampilan motorik.
4. belajar
hubungan verbal atau asosiasi verbal (Verbal Association) bersifat asosiatif
tingkat tinggi tetapi fungsi nalarlah yang menentukan.
5. belajar
mebedakan atau diskriminasi (Discrimination Learning) yang menghasilkan
kemampuan membeda-bedakan berbagai gejala.
6. belajar
konsep-konsep (Concept Learning) yaitu corak belajar yang menentukan ciri-ciri
yang khas yang ada dan memberikan sifat tertentu pula pada berbagai objek.
7. belajar
aturan atau hukum-hukum (Rule Learning) dengan cara mengumpulkan sejumlah sifat
kejadian yang kemudian dalam macam-macam aturan.
8. belajar
memecahkan masalah (Problem Solving) menggunakan aturan-aturan yang ada
disertai proses analysis dan penyimpulan.
Inti dari
pembelajaran tersebut adalah interaksi dan proses untuk mengungkapkan ilmu
pengetahuan oleh pendidik dan peserta didik yang menghasilkan suatu hasil
belajar.
Ada tiga aspek
perkembangan intelektual yang diteliti oleh Jean Piaget yaitu :
1. Struktur,
yaitu ada hubungan fungsional antara tindakan pisik, tindakan mental, dan
perkembangan berpikir logis anak.
2. Isi, yaitu
pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon yang diberikannya
terhadap berbagai masalah atau masalah yang dihadapinya.
3. Fungsi,
yaitu cara yanag digunakan organisme untuk membuat kemajuan intelektual.
Dari uraian
diatas dapat ditegaskan bahwa belajar dalam hal ini dapat mengandung makna
sebagai perubahan struktural yang saling melengkapi antara asimilasi dan
akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah apa yang telah diketahui
melalui belajar.
Belajar Menurut
Pandangan Carl R. Rogers
Menurut
pendapat Carl R. Rogers (Ahli Psikoterapi) praktek pendidikan
menitikberatkan pada segi pengajaran, bukuan pada siswa yang belajar. Praktek
tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya menghafalkan
pelajaran.
Langkah-langkah
dan sasaran pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru menurut Rogers adalah
meliputi : guru memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar
secara terstruktur, guru dan siswa membuat kontrak belajar, guru menggunakan
metode inquiri atau belajar menemukan (discovery learning), guru menggunakan
metode simulasi, guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati
perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain, guru bertindak sebagai fasilitator
belajar dan sebaiknya guru menggunakan pengajaran berprogram agar tercipta
peluang bagi siswa untuk timbulnya kreatifitas dalam belajar (Dimyati dan
Mudjiono, 1999:17).
Jadi dapat
ditegaskan belajar menurut Carl R. Rogers adalah untuk membimbing anak kearah
kebebasan dan kemerdekaan, mengetahui apa yang baik dan yang buruk, dapat
melakukan pilihan tentang apa yang dilakukannya dengan penuh tanggung jawab
sebagai hasil belajar. Kebebasan itu hanya dapat di pelajari dengan memberi
anak didik kebebasan sejak mulanya sejauh ia dapat memikulnya sendiri, hal ini
dilakukan dalam konteks belajar.
Belajar Menurut
Pandangan Benjamin Bloom
Keseluruhan
tujuan pendidikan dibagi atas hirarki atau taksonomi menurut Benjamin Bloom
(1956) menjadi tiga kawasan (dominan) yaitu : domain kognitif mencakup
kemampuan intelektual mengenal lingkungan yang terdiri atas 6 macam kemampuan
yang disusun secara hirarki dari yang paling sederhana sampai yang paling
kompleks yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analysis, sintesis dan
penilaian; domain afektif mencakup kemampuan-kemapuan emosional dalam mengalami
dan menghayati sesuatu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional disusun
secara hirarki yaitu kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai,
pengorganisasian nilai, dan karakterisasi diri; domain psikomotor yaitu
kemampuan-kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan terdiri
dari : gerakan repleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan jasmani,
gerakan terlatih, dan komunikasi nondiskursif.
Jadi dapat
ditegaskan bahwa belajar adalah perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotorik untuk meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi, masyarakat,
maupun sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa.
Belajar Menurut
Pandangan Jerome S. Bruner
Menurut Bruner
(1960) dalam proses belajar dapat dibedakan dalam tiga fase yaitu : informasi,
transpormasi dan evaluasi.Bruner mengemukan empat tema pendidikan, tema pertama
mengemukan pentingnya arti struktur pengetahuan, tema kedua ialah tentang
kesiapan (readines) untuk belajar, tema ketiga menekankan nilai intuisi dalam
proses pendidikan, tema keempat ialah tentang motivasi atau keinginan untuk
belajar, dan cara-cara yang tersedia pada para guru untuk merangsang motivasi
itu.
Bruner
menyimpulkan bahwa pendidikan bukan sekedar persoalan teknik pengelolaan
informasi, bahkan bukan penerapan teori belajar dokelas atau menggunakan hasil
ujian prestasi yang berpusat pada mata pelajaran.
2. Teori Belajar
Secara garis
besar dikenal ada tiga rumpun besar teori belajar menurut pandangan psikologi
yaitu teori disiplin mental, teori behaviorisme dan teori cognitive
gestalt-filed.
a. Teori
Disiplin Mental
Teori belajar
ini dikembangkan tanpa didasari eksperimen, ini berarti dasar orientasinya
adalah filosofis atau spekulatif, teori ini menganggap bahwa dalam belajar
mental siswa didisiplinkan atau dilatih. Teori yang berlawanan sekali dengan
teori disiplin mental ialah teori perkembangan alamiah. Menurut teori ini, anak
itu akan berkembang secara alamiah.
Teori yang
berlawanan dengan teori disiplin mental dan pengembangan alamiah adalah teori
apersepsi, yang merupakan suatu asosionisme mental yang dinamis, didasarkan
pada premis fundamental bahwa tidak ada gagasan bawaan sejak lahir, apapun yang
diketahui seseorang datang dari luar dirinya. Menurut teori apersepsi, belajar
merupakan suatu proses terasosiasinya gagasan-gagasan baru dengan gagasan lama
yang sudah membentuk pikiran.
b. Teori
Behaviorisme
Ada beberapa
ciri dari teori ini yaitu : mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil,
bersifat mekanisme, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan
reaksi atau respon, dan menekankan kepentingan latihan. Tokoh yang
mengembangkan teori ini adalah Thorndike yang mengemukan tiga prinsip aatu
hukum dalam belajar yaitu : belajar akan berhasil apabila individu memiliki
kesiapan untuk melakukan perbuatan tersebut, belajar akan berhasil apabila
banyak latihan dan ulangan, dan belajar akan bersemangat apabila mengetahui dan
mendapatkan hasil yang baik.
Prinsip belajar
menurut teori behaviorisme yang dikemukan oleh Harley dan Davis (1978) yang
banyak dipakai adalah : proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila siswa
ikut terlibat secara aktif didalamnya, materi pelajaran diberikan dalam bentuk
unit-unit kecil dan diatur sedemikian rupa sehingga hanya perlu memberikan
suatu proses tertentu saja, tiap-tiap respon perlu diberi umpan balik secara
langsung sehingga siswa dapat dengan segera mengetahui apakah respon yang
diberikan betul atau tidak, dan perlu diberikan penguatan setiap kali siswa
memberikan respon apakah bersifat positif atau negatif.
c. Teori
Cognitive Gestalt-Filed
Teori Belajar
Gestalt meneliti tentang pengamatan dan problem solving, dari pengamatanya ia
menyesalkan penggunaan metode menghafal di sekolah, dan menghendaki agar murid
belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis.
Suatu konsep
yang penting dalam psikologis Gestalt adalah tentang insight yaitu pengamatan
dan pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian dalam
suatu situasi permasalahan. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori
Gestalt, guru tidak memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan
ajaran, tetapi selalu satu kesatuan yang utuh.
Menurut teori
Gestalt perbuatan belajar itu tidak berlangsung seketika, tetapi berlangsung
berproses kepada hal-hal yang esensial, sehingga aktivitas belajar itu akan
menimbulkan makna yang berarti. Sebab itu dalam proses belajar, makin lama akan
timbul suatu pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran yang dipelajari,
manakala perhatian makin ditujukan kepada objek yang dipelajari itu telah
mengerti dan dapat apa yang dicari.
d. Makna dan
Ciri Belajar
Menurut para
ahli belajar dapat diartikan sebagai proses orang memperoleh berbagai
kecakaapn, keterampilan dan sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku
siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa
sendiri.
Setiap perilaku
belajar ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik antara lain : belajar
menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus
menerus, belajar hanya terjadi dari pengalaman yang bersifat individual,
belajar merupakan kegiatan yang bertujuan kearah yang ingin dicapai, belajar
menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan selusuh tingkah laku secara
integral, belajar adalah proses interaksi dan belajar berlangsung dari yang
paling sederhana sampai pada yang kompleks.
e.
Prinsip-prinsip Belajar
Ada berbagai
prinsip belajar yang dikemukan oleh para ahli psikologi pendidikan terjadi dan
diikuti dengan keadaan memuaskan maka hubungan itu diperkuat, Spread of effect
yaitu emosional yang mengiringi kepuasan itu tidak terbatas kepada
sumber utama pemberi kepuasan tetapi kepuasan mendapat pengetahuan baru, law of
exercice yaitu hubungan antara perangsang dan reaksi diperkuat dengan latihan
dan penguasaan, dan law of primacy yaitu hasil belajar yang diperoleh melalui
kesan pertama akan sulit digoyahkan.
Beberapa
prinsip atau kaidah dalam proses pembelajaran sebagai hasil eksperimen para
ahli psikologi yang berlaku secara yaitu : motivasi, pembentukan, kemajuan dan
keberhasilan proses belajar mengajar, feedback, response, trial and error ,
transfer dalam belajar dapat bersifat positif atau negatif dan proses belajar
yang bersifat individual.
f. Syarat Agar
Peserta Didik Berhasil Belajar
Agar peserta
didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan sebagai berikut : kemampuan
berpikir yang tinggi bagi para siswa, menimbulkan minat yang tinggi terhadap
mata pelajaran, bakat dan minat yang khusus, menguasai bahan-bahan dasar yang
diperlukan untuk meneruskan pelajaran, menguasai salah satu bahasa asing,
stabilitas psikis, kesehatan jasmani, kehidupan ekonomi yang memadai, menguasai
teknik belajar disekolah dan diluar sekolah.
g. Cara Belajar
yang Baik
Cara belajar baik
secara umum yaitu : belajar secara efisien, mampu membuat berbagai catatan,
mampu membaca, siap belajar, keterampilan belajar, memahami perbedaan belajar
pada tingkatan sekolah seperti SD, SMP, dan SMU, dukungan orang tua yang paham
akan perbedaan, status harga diri lebih kurang.
Menurut Rusyam
cara dan teknik mengatasi kesulitan belajar adalah : menetapkan target belajar,
menghindari saran dan kritik yang negatif, menciptakan situasi belajar,
menyelenggarakan remedial program, dan memberi kesempatan agar peserta didik
memperoleh pengalaman yang sukses.
h. Strategi
Mempelajari Buku Teks
Salah satu hal
yang penting dalam belajar adalah membaca buku teks yang berisi materi
pelajaran.Kiat untuk memahami buku teks disebut metode SQ3R (Survey, Question,
Read, Recite, dan Review).
Survey yaitu
menjelajahi seluruh buku yang tersedia di perpustakaan dan tempat lain yang
berhubungan dengan mata pelajaran. Dilanjutkan dengan question yaitu bertanya
dalam mengarahkan membaca kritis, kemudian membaca ialah melihat tulisan dan
mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis. Kemudian dilakukan recite
yaitu mengulang isi buku pelajaran yang telah dipelajari (berkaitan dengan ide,
pengertian, dan analysis) sehingga mendapatkan ide-ide pokok dari buku
tersebut. Sedangkan review yaitu meninjau kembali seluruh bahan pelajaran yang
telah dipelajari secara menyeluruh. Dengan menggunakan metode SQ3R dapat
diharapkan lebih memuaskan dan dapat lebih memberikan pemahaman yang luas
tentang materi pelajaran yang terdapat dalam buku tes tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentt yoo..