Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi (determinan) kinerja personel, dilakukan
pengkajian terhadap beberapa teori kinerja.
Gibsons
(1996) menyatakan bahwa ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku
kerja dan kinerja yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel
psikologis. Ketiga kelompok variabel tersebut mempengaruhi perilaku kerja yang
pada akhirnya berpengaruh pada kinerja personel. Perilaku yang berpengaruh
terhadap kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus
diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan atau tugas.
Variabel
individu menurut Gibson (1996) dikelompokan pada sub variabel kemampuan dan
ketrampilan, latar belakang dan demografis. Sub variabel kemampuan dan
ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja
individu. Variabel demografis, mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan
kinerja individu. Variabel psikologis terdiri dari sub variabel persepsi,
sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini menurut Gibson, banyak
dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan
variabel demografis. Variabel psikologis seperti persepsi, sikap, kepribadian
dan belajar merupakan hal yang komplek dan sulit diukur. Gibson (1996) juga
menyatakan sukar dicapai kesepakatan tentang pengertian dari variabel tersebut,
karena seorang individu masuk dan bergabung dalam organi-sasi kerja pada usia,
etnis, latar belakang, budaya dan ketrampilan yang berbeda satu dengan lainnya.
Varibel organisasi, menurut Gibson (1996) mempunyai efek tidak langsung
terhadap perilaku dan kinerja individu. Variabel organisasi digolongkan dalam
sub-variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan disain pekerjaan.
Kopelman
(1998) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja adalah: karakteristik
individu, karakteristik organisasi dan karakteristik pekerjaan, lebih lanjut
Kopelman menjelaskan bahwa kinerja selain dipengaruhi oleh faktor diatas juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Menurut Kopelman karakteristik individu
terdiri dari: kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, motivasi, norma, dan nilai,
sedang karakteristik individu yang lain seperti kepribadian, umur dan jenis
kelamin, tingkat pendidikan, suku bangsa, keadaan sosial ekonomi, pengalaman
terhadap keadaan yang lalu, akan menentukan perilaku kerja dan produktivitas
kerja, baik individu maupun organisasi. Karakteristik organisasi terdiri dari:
sistem imbalan, seleksi dan pelatihan, struktur organisasi, visi dan misi
organisasi serta kepemimpinan; sedangkan karakteristik pekerjaan terdiri dari:
deskripsi pekerjaan, disain pekerjaan dan jadwal kerja.
Ilyas
(2001) lebih lanjut menjelaskan bahwa teori yang dikembangkan oleh Gibson dan
Kopelman berdasarkan penelitian dan pengalaman yang mereka temukan pada sampel
dan komunitas masyarakat negara maju seperti Amerika Serikat. Pada teori yang
mereka sampaikan tidak tampak peran variabel supervisi dan kontrol dalam
hubungannya dengan kinerja. Hal ini dimungkinkan kedua variabel tersebut tidak
berperan secara bermakna bagi masyarakat maju seperti Amerika Serikat, artinya
budaya kerja pekerja Amerika sudah dalam kondisi tidak membutuhkan kontrol dan
supervisi yang ketat dari organisasi dan atasan mereka, tingkat kinerja mereka
sudah pada tingkatan yang optimum. Dengan kata lain setiap pekerja melaksanakan
fungsi dan tanggung jawabnya dengan pengawasan yang melekat pada setiap pekerja
telah berjalan dengan baik. Pada negara berkembang seperti Indonesia, variabel
supervisi dan kontrol masih sangat penting pengaruhnya dengan kinerja individu.
Menurut penelitian Ilyas (2001) dengan topik: Determinan Kinerja Dokter PTT,
ditemukan bahwa supervisi atasan mempunyai hubungan yang bermakna dengan
kinerja dokter PTT.
Hall
TL dan Meija (1987) dalam Ilyas (2001) menyebutkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah: faktor internal individu yang terdiri dari:
(1)
karakteristik individu seperti umur, pendapatan, status perkawinan, pengalaman
kerja dan masa kerja.
(2).
Sikap terhadap tugas yang terdiri persepsi, pengetahuan, motivasi,
tanggung-jawab dan kebutuhan terhadap imbalan, sedang faktor eksternal meliputi
sosial ekonomi, demografi, geografi, lingkungan kerja, aseptabilitas,
aksesabilitas, beban kerja dan organisasi yang terdiri pembinaan, pengawasan,
koordinasi, dan fasilitas.
punya bukunya kopelman gak kak?
BalasHapus