www.marketing.co.id – Sebanyak 77% responden Indonesia menunjukkan
kecenderungan untuk melakukan belanja online. Hasil survei Belanja Online
MasterCard menunjukkan pertumbuhan berbelanja online di Indonesia meningkat
15%.
Perbedaan (gap) dalam aktivitas belanja online
antara negaranegara maju dan negara-negara berkembang di kawasan Asia/Pasifik
terus menyempit seiring meningkatnya antusiasme untuk melakukan belanja secara
mobile di negara-negara Asia Tenggara. Demikian terungkap dari hasil survei
yang dilakukan oleh MasterCard, MasterCard Worldwide Online Shopping Survey.
Survei yang dapat menjadi tolok ukur untuk mengetahui
kecenderungan konsumen dalam berbelanja melalui online tersebut dilakukan di 25
negara dengan periode antara 5 Desember 2011 hingga 6 Februari 2012. Laporan
untuk kawasan Asia/Pasifik—Thailand, Cina, Jepang, Korea, Australia, Malaysia,
Selandia Baru, Taiwan, Vietnam, Hong Kong, Indonesia, Singapura, India,
Filipina—juga dilengkapi dengan wawancara mengenai perilaku berbelanja online
terhadap 7.373 responden dari 14 negara—catatan: hasil survei dan laporan yang
menyertainya tidak mencerminkan kinerja keuangan MasterCard.
Dalam hal belanja online dan minat beli, survei tersebut kembali
menunjukkan bahwa gap tersebut terus menyempit di kawasan Asia/Pasifik antara
negara-negara yang telah “maju” dan negara-negara yang tengah berkembang.
Thailand berada di posisi pertama sebagai negara dengan angka belanja online tertinggi
(80%). Sementara itu, pada indeks kecenderungan untuk melakukan belanja online
dalam enam bulan ke depan, Indonesia mengalami peningkatan 10% dibandingkan
tahun sebelumnya dengan (77%), sedangkan Thailand dan Cina (93%), diikuti oleh
Korea (84%), Malaysia (79%). Vietnam juga menunjukkan minat berbelanja online
yang cukup tinggi (87%) meskipun persentase penggunaan internet untuk
berbelanja online di negara ini cukup rendah (61%).
Secara keseluruhan, peningkatan terbesar dalam
hal berbelanja online terjadi di Thailand (13%), Australia (+10%), Indonesia
(+15%), Selandia Baru (+9), dan Filipina (+15). Sedangkan penurunan tercatat
pada India (-14%), Singapura (-10%), dan Korea (-17%), meskipun negara-negara
yang mengalami penurunan tersebut masih memiliki minat yang cukup tinggi untuk
melakukan pembelian secara online (84%).
Lebih lanjut, menyertai kenaikan 15% pengakses
internet di Indonesia untuk keperluan berbelanja online, terlihat pula
peningkatan yang substansial atas transaksi online yang terjadi dalam tiga
bulan terakhir. Persentase responden yang mengakses internet untuk berbelanja
online mencapai 57%, meningkat dari 42% pada tahun sebelumnya. Dan sejumlah 77%
responden Indonesia melakukan setidaknya satu kali pembelian online dalam tiga
bulan terakhir saat survei dilakukan—naik dari angka 56% di tahun sebelumnya.
Dalam hal keamanan saat berbelanja secara
online, keamanan saat bertransaksi masih menjadi salah satu faktor utama bagi
para pembeli. Responden di beberapa negara seperti di Indonesia (76%), Filipina
(77%), dan Thailand (78%) mengatakan bahwa keamanan bertransaksi online harus
lebih ditingkatkan. Sejumlah 51% dari responden di Indonesia yang selama tiga
bulan terakhir tidak melakukan transaksi belanja secara online mengatakan bahwa
mereka mengkhawatirkan aspek keamanan saat bertransaksi online.
Sejalan dengan pertumbuhan yang terjadi di
Asia Tenggara saat ini, Vietnam sebagai negara yang baru dilibatkan dalam
survei ini menunjukkan peningkatan nilai indeks dibandingkan dengan Malaysia
dan Indonesia.
Peningkatan Berbelanja Mobile
Mayoritas (71%) responden mengatakan mereka
lebih memilih menggunakan laptop untuk berbelanja, namun saat ini penggunaan
telepon seluler sebagai perangkat untuk berbelanja mengalami peningkatan sangat
drastis di kalangan pembeli di negara-negara berkembang di Asia. Beberapa
negara di Asia seperti Thailand (59%), Cina (37%), Vietnam (32%), dan India
(32%), menunjukkan indeks yang lebih tinggi dibanding dengan di negara-negara
maju.
Alasan responden lebih memilih menggunakan telepon seluler di
antaranya adalah karena penggunaan telepon seluler lebih mudah (57%), adanya
aplikasi yang mempermudah transaksi (46%). Musik (24%) dan aplikasi (31%)
menempati urutan pertama untuk pembelian online melalui telepon seluler,
diikuti oleh pembelian voucherdiskon
melalui situs (17%), pembelian pakaian dan aksesori (17%), serta tiket bioskop
(16%)
Philip Yen, Group Head, Emerging Payments,
Asia Pasific Middle East Africa MasterCard Worldwide, mengatakan, “Survei ini
menunjukkan bahwa pasar di Asia Tenggara saat ini sangat menantang, dan dalam
beberapa kasus melampaui pasar-pasar online tradisional yang telah maju di
kawasan ini.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentt yoo..