by @rezawismail
Ada beragam taktik untuk memotivasi karyawan supaya produktif. Khususnya karyawan yang berada pada lini bisnis perusahaan.
Tapi tidak berarti perusahaan bisa lengah mengawasi karyawan yang berada pada
lini operasional.
Oleh karena, jika motivasi karyawan pada lini operasional ini
kendur, bisa menimbulkan bahaya operasional dan menurunkan kecepatan perusahaan
untuk maju.
Akan tetapi, yang lebih
menentukan langkah maju sebuah perusahaan adalah para karyawannya yang berada
di lini bisnis, yaitu para pegawai yang bekerja dengan memberikan peluang
kepada perusahaan dengan bersentuhan langsung kepada prospek, pelanggan,
pasar/lingkungan, bahkan pesaing.
Mereka adalah para pegawai di
departemen marketing, business development, sales dan customer service. Mereka
perlu motivasi tingkat tinggi untuk memajukan perusahaan. Selain itu, mereka
juga harus dibekali ilmu yang mumpuni yang akan saya bahas di tulisan-tulisan
selanjutnya.
Namun, pentingnya training dan pendidikan bagi para karyawan ini sangatlah
penting. Apalagi di tengah-tengah kondisi lingkungan, pasar yang berubah
disertai persaingan yang sengit.
Jangan sampai karyawan malah termotivasi untuk pindah ke
perusahaan lain. Atau malah mengundurkan diri ingin berusaha sendiri atau
berbisnis karena terinspirasi motivator lain
Strategi memotivasi karyawan tidak terbatas pada sistem
gaji/remunerasi yang adil, komisi untuk bagian sales yang sesuai prestasi,
bonus, insentif, dll. Perusahaan harus menjalankan beberapa taktik untuk
meningkatkan motivasi kerja para karyawannya.
Motivasi kerja yang tinggi akan meningkatkan produktivitas dan
efisiensi perusahaan dalam kegiatan bisnisnya. Tehnik motivasi yang efektif bukan hanya
mencakup sistem imbalan yang lebih dari cukup tapi juga mempertimbangkan aspek
psikologis seperti sosial, spiritual, dan emosional.
Beberapa taktik dari segi psikologi yang dapat meningkatkan motivasi seorang pegawai adalah:
1. Karyawan perlu diberikan
pernyataan secara rutin dan berkala akan kontribusinya kepada perusahaan. Peran
dan fungsi masing-masing karyawan harus diingatkan dan dihargai agar tercipta
ikatan moral yang kuat dengan perusahaan.
Seorang karyawan harus
diberitahu seberapa penting pekerjaannya oleh para atasannya, khususnya yang
merupakan atasan langsungnya (satu level di atasnya).
2. Target dan tantangan di masa
depan perlu digambarkan secara efektif kepada para karyawan. Perasaan
antisipasi akan masa-masa yang akan datang ini akan membuat karyawan lebih siap
dan lebih rajin.
Apalagi jika mereka tahu apa
yang harus dilakukan untuk meraih target dan mengatasi tantangan yang akan
dihadapi perusahaan di masa mendatang. Karyawan tidak perlu terlalu didikte
akan apa-apa saja yang mesti dilakukan, sedikit otonomi akan memicu inovasi
yang bisa memajukan perusahaan.
Dukung kreativitas dan
penciptaan ide sepanjang koridor regulasi di dalam perusahaan. Aktualisasi diri
dan kemandirian ini akan semakin membuat betah karyawan untuk bekerja di
perusahaannya.
3. Taktik lain yang telah teruji
dan terbukti adalah menjalin rasa kekeluargaan dan kebersamaan karyawan.
Berikan sarana agar hubungan antar karyawan terjalin dengan baik. Lingkungan
kerja yang harmonis akan semakin menguatkan motivasi karyawan.
Ikatan emosi antara atasan dan
bawahan perlu dipupuk agar karyawan tidak merasa hanya dijadikan aset seperti
mesin/robot namun sebagai rekan dan individu yang penting (VIP). Banyak
karyawan yang pindah atau keluar oleh karena hubungan yang tidak harmonis di
tempat kerja.
Dan biasanya dimulai dari
turunnya produktivitas karyawan yang bersangkutan. Perusahaan harus mampu
mengasimilasi budaya perusahaan yang tidak feodal tapi demokratis dan penuh
keakraban.
Karena, bisa saja karyawan malah
lebih termotivasi untuk pindah ke perusahaan lain yang memberikan kompensasi
(contoh motivasi eksternal) yang lebih besar. Perusahaan harus mampu
menyediakan prasarana untuk menumbuhkembangkan motivasi internal ini.
Karyawan yang termotivasi secara
internal berarti diberikan tugas yang cukup menantang, wewenang dan tanggung
jawab yang mampu memunculkan perasaan bangga, serta penghargaan berkelanjutan
atas pencapaian-pencapaiannya.
Para karyawan juga harus
diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri, menguasai suatu keahlian, dan
memiliki perasaan bermakna bahwa pekerjaannya itu bernilai lebih di mata
masyarakat atau kelompoknya.
Kerja sama dan kolaborasi yang
sinergis harus menjadi motivator tak terlihat bagi para karyawan.
5. Karyawan harus mampu memahami
secara jelas dan eksplisit apa yang dituntut perusahaaan kepadanya. Seorang
karyawan mesti diberikan informasi yang detail dan fasilitas yang mendukung
untuk keberhasilan kerjanya.
Masalah klasik perusahaan di
hampir semua industri adalah masalah komunikasi. Bagaimana mengkomunikasikan
visi dan misi perusahaan dari sebuah konsep menjadi tindakan yang kongkrit dan
berkesinambungan.
Jelaskan dengan gamblang
bagaimana karyawan bisa melakukan pekerjaannya dengan baik. Kinerja mereka
mesti terukur dan itu harus diterangkan dengan komunikatif agar karyawan juga
bisa memberikan umpan balik dan masukan yang berarti.
Saluran komunikasi pendukung
juga perlu dibuka sebanyak-banyaknya. Memo pribadi, pertemuan informal,
penyampaian pendapat dan penghargaan secara publik, corong teknologi seperti
email, sms, bbm, adalah beberapa jalan komunikasi yang dapat memberikan akses
untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan.
Motivasi adalah ilmu pengetahuan yang
terus berkembang. Banyak penemuan baru di bidang psikologi, ilmu saraf dan otak
membuat wawasan para ilmuwan sebelumnya menjadi tidak relevan lagi.
Asumsi-asumsi yang ditemukan
para peneliti 10 tahun yang lalu kini terbukti salah hampir 80 %. Teknologi
seperti fMRI telah memberikan gambaran tentang aktivitas otak yang lebih
akurat.
Dan pengembangan teknologi fMRI
ini baru dilakukan hanya dalam waktu 5 tahun terakhir ini, khususnya di bidang
motivasi. Motivasi berkaitan erat dengan aktivitas otak yang menjalankan
fungsi-fungsi kimia dan elektrik dari hormon-hormon, emosi, serta kognisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentt yoo..