Penilaian Kinerja
Penilaian
kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna
mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya
kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam
organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika
pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka
dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.
Menurut
Bernardin dan Russel ( 1993 : 379 ) “ A way of measuring the contribution
of individuals to their organization “. Penilaian kinerja adalah cara mengukur
konstribusi individu ( karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja.
Menurut
Cascio ( 1992 : 267 ) “penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau
deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari
seseorang atau suatu kelompok”.
Menurut
Bambang Wahyudi ( 2002 : 101 ) “penilaian kinerja adalah suatu evaluasi
yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja / jabatan
seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya”.
Menurut
Henry Simamora ( 338 : 2004 ) “ penilaian kinerja adalah proses yang
dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu
karyawan”.
Syarat Penilaian
Kinerja
Terdapat
kurang lebih dua syarat utama yang diperlukan guna melakukan penilaian kinerja
yang efektif, yaitu:
(1) adanya kriteria kinerja yang dapat diukur
secara objektif; dan
(2) adanya objektivitas dalam proses evaluasi
(Gomes, 2003).
Sedangkan
dari sudut pandang kegunaan kinerja itu sendiri, Sondang Siagian (2002)
menjelaskan bahwa bagi individu penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik
tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya
yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan
pengembangan karirnya. Sedangkan bagi organisasi, hasil penilaian kinerja
sangat penting dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan tentang berbagai
hal seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen,
seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi, sistem balas jasa, serta
berbagai aspek lain dalam proses manajemen sumber daya manusia. Berdasarkan
kegunaan tersebut, maka penilaian yang baik harus dilakukan secara formal
berdasarkan serangkaian kriteria yang ditetapkan secara rasional serta
diterapkan secara objektif serta didokumentasikan secara sistematik.
Dengan
demikian, dalam melalukan penilaian atas prestasi kerja para pegawai harus
terdapat interaksi positif dan kontinu antara para pejabat pimpinan dan bagian
kepegawaian
Tujuan Penilaian
Kinerja
Menurut
Syafarudin Alwi ( 2001 : 187 ) secara teoritis tujuan penilaian
dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development yang
bersifat efaluation harus menyelesaikan :
1.Hasil
penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi
2.Hasil
penilaian digunakan sebagai staffing decision
3.Hasil
penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi.
Sedangkan
yang bersifat development penilai harus menyelesaikan :
1.Prestasi
riil yang dicapai individu
2.Kelemahan-
kelemahan individu yang menghambat kinerja
3.Prestasi-
pestasi yang dikembangkan.
Metode Penelitian
Kerja
Terdapat
beberapa metode dalam mengukur prestasi kerja, sebagaimana diungkapkan oleh
Gomes (2003:137-145), yaitu :
- Metode
Tradisional.
Metode ini merupakan metode tertua dan paling
sederhana untuk menilai prestasi kerja dan diterapkan secara tidak sistematis
maupun sistematis. Yang termasuk kedalam metode tradisional adalah
: rating scale, employee comparation, check list, free form
essay, dan critical incident.
(a)
Rating
scale.
Metode
ini merupakan metode penilaian yang paling tua dan banyak digunakan, dimana
penilaian yang dilakukan oleh atasan atau supervisor untuk mengukur
karakteristik, misalnya mengenai inisitaif, ketergantungan, kematangan, dan
kontribusinya terhadap tujuan kerjanya.
(b)
Employee
comparation.
Metode
ini merupakan metode penilaian yang dilakukan dengan cara membandingkan antara
seorang pegawai dengan pegawai lainnya. Metode ini terdiri dari:
·
Alternation
ranking : yaitu metode penilaian dengan cara mengurutkan peringkat
(ranking) pegawai dimulai dari yang terendah sampai yang tertinggi berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya.
·
Paired
comparation : yaitu metode penilaian dengan cara seorang pegawai
dibandingkan dengan seluruh pegawai lainnya, sehingga terdapat berbagai
alternatif keputusan yang akan diambil. Metode ini dapat digunakan untuk jumlah
pegawai yang relatif sedikit.
·
Porced comparation
(grading) : metode ini sama dengan paired comparation, tetapi
digunakan untuk jumlah pegawai yang relative banyak
(c)
Check
list.
Metode
ini hanya memberikan masukan/informasi bagi penilaian yang dilakukan oleh
bagian personalia.
(d)
Freeform
essay.
Dengan
metode ini seorang penilai diharuskan membuat karangan yang berkenaan dengan
orang/karyawan/pegawai yang sedang dinilainya.
(e)
Critical
incident
Dengan
metode ini penilai harus mencatat semua kejadian mengenai tingkah laku
bawahannya sehari-hari yang kemudian dimasukan kedalam buku catatan khusus yang
terdiri dari berbagai macam kategori tingkah laku bawahannya. Misalnya mengenai
inisiatif, kerjasama, dan keselamatan.
- Metode Modern.
Metode ini merupakan perkembangan dari metode
tradisional dalam menilai prestasi kerja. Yang termasuk kedalam metode modern
ini adalah : assesment centre,Management By Objective (MBO=MBS),
dan human asset accounting.
(a)
Assessment
centre.
Metode
ini biasanya dilakukan dengan pembentukan tim penilai khusus. Tim penilai
khusus ini bisa dari luar, dari dalam, maupun kombinasi dari luar dan dari
dalam.
(b)
Management
by objective (MBO = MBS).
Dalam
metode ini pegawai langsung diikutsertakan dalam perumusan dan pemutusan
persoalan dengan memperhatikan kemampuan bawahan dalam menentukan sasarannya
masing-masing yang ditekankan pada pencapaian sasaran perusahaan.
(c)
Human
asset accounting.
Dalam
metode ini, faktor pekerja dinilai sebagai individu modal jangka panjang
sehingga sumber tenaga kerja dinilai dengan cara membandingkan terhadap
variabel-variabel yang dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan.
Manfaat Penilaian
Kinerja
Kontribusi
hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan
kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi
adalah :
1.Penyesuaian-penyesuaian
kompensasi
2.Perbaikan
kinerja
3.Kebutuhan
latihan dan pengembangan
4.Pengambilan
keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga
kerja.
5.Untuk
kepentingan penelitian pegawai
6.Membantu
diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai
Teori Kinerja
Heider (1958) dalam As’ad (2003) mengemukakan teori atribusi
atau Expectancy Theory bahwa kinerja merupakan hasil interaksi antara
motivasi dan ability, yang dirumuskan dengan formula sebagai berikut:
P(Performance) merupakan fungsi M(Motivation) dan A(Ability) yang dapat ditulis
sebagai rumus: P = f (M x A). Konsep diatas juga didukung oleh Maier
(1965), Lawler dan Porter (1967) dan Vroom (1964). Berdasarkan teori diatas
maka seseorang tenaga kesehatan yang rendah dalam salah satu komponennya maka
kinerjanya akan rendah pula, dengan demikian dapat pula diartikan bahwa tenaga
kesehatan yang kinerjanya rendah, maka hal tersebut dapat merupakan hasil dari
motivasinya yang rendah atau kemampuannya yang kurang atau kedua-duanya yaitu
motivasi dan kemampuannya yang rendah.
Vroom (1964) dalam As’ad (2003) menjelaskan bahwa tinggi rendahnya motivasi
seserang ditentukan oleh interaksi perkalian dari tiga komponen,
yaitu Valence (nilai-nilai),Instrumentality (alat)
dan Expectancy (harapan) jadi M = f (V x I x E).
Muchlas
(1997) dalam Wulandari (2004) menjelaskan bahwa meskipun seseorang mempunyai
kemampuan dan kemauan, tapi mungkin saja ada penghalang yang bisa menghambat
prestasinya. Jadi seseorang yang menunjukan kinerja yang tidak baik, maka harus
dilihat lingkungan luarnya apakah sudah cukup membantu, seperti apakah memiliki
kelengkapan peralatan dan bahan, kondisi kerja yang favorable, teman kerja
yang membantu, peraturan yang mendukung dan prosedur kerja dengan alokasi waktu
yang cukup. Jika semua tidak ada maka jangan diharapkan muncul suatu prestasi
kerja yang minimal sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentt yoo..