Perubahan yang terjadi pada diri anak
tersebut meliputi perubahan pada aspek berikut:
§ fisik (motorik)
§ emosi
§ kognitif
§ Sosial
Berikut
ini penjelasan dari masing-masing aspek :
1. Perkembangan Fisik (Motorik). Perkembangan fisik (motorik) merupakan
proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang
dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai
bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan fisik
(motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
§ Perkembangan motorik kasar. Kemampuan anak untuk duduk, berlari,
melompat, menangkap bola, dan menendang termasuk contoh perkembangan motorik
kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh
anak untuk melakukan gerakan tubuh. Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh
proses kematangan anak. Karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju
perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak lainnya.
§ Perkembangan motorik halus. Adapun perkembangan motorik halus
merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil atau
sebagian anggota tubuh tertentu. Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh
kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan memegang benda, menulis,
menggunting, dan mengancingi baju termasuk contoh gerakan motorik halus.
2. Perkembangan Emosi. Perkembangan pada aspek ini meliputi
kemampuan anak untuk merasakan dan memahami gejolak perasaan seperti mencintai,
merasa nyaman, berani, gembira, takut, marah serta bentuk-bentuk emosi lainnya.
Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan
orang-orang di sekitarnya. Emosi yang berkembang/ dikeluarkan anak akan sesuai
dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan curahan
kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi.
3. Perkembangan Kognitif. Pada aspek koginitif, perkembangan
anak nampak pada kemampuannya dalam menerima, mengolah, dan memahami
informasi-informasi yang sampai kepadanya. Kemampuan kognitif berkaitan dengan
perkembangan berbahasa (bahasa lisan maupun isyarat)seperti: memahami kata,
mengeluarkan apa yang dia pikirkan, kemampuan logis, seperti memahami sebab
akibat suatu kejadian, memahami makna dari symbol dan hal-hal yang berkaitan
dengan pengetahuan diri dan di lingkungannya.
4. Perkembangan sosial. Aspek sosial berkaitan dengan kemampuan
anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk
menyapa, berinteraksi dan bermain bersama teman-teman sebayanya.
Perkembangan Anak dari Tahap ke Tahap
Perkembangan yang terjadi pada anak
usia dini meliputi perkembangan fisik, kognitif (intelektual) dan
sosioemosional (afektif). Setiap anak akan mengalami proses tumbuh kembang
dengan cara yang sama, melalui urutan tahapan yang sama walaupun masing-masing
individu menjalaninya dengan kegiatan yang berbeda sesuai dengan kemampuannya.
Atau dengan kata lain perkembangan tiap anak mempunyai ritme tersendiri. Tidak
ada satu anak yang sama dengan anak yang lain bahkan walaupun anak itu kembar
sekalipun, karena itu setiap anak adalah pribadi yang unik. Setiap anak akan
memiliki kekhasannya sendiri termasuk dalam menjalani proses tumbuh kembang.
Peran Orang tua dan orang dewasa di sekitar anak adalah membantu dan
memfasilitasi anak untuk mencapai perkembangannya sendiri dengan kasih sayang
bukan dengan intervensi / tekanan.
Pada masa usia dini perkembangan
mental, yaitu perkembangan inteligensi, kepribadian dan tingkah laku sosial
berkembang sangat pesat. Separo dari perkembangan intelektual anak berlangsung
sebelum anak berusia 4 tahun. Karena perkembangan otak manusia mencapai 80%
pada usia 4 tahun. Berikut adalah beberapa karaklter anak di tahapan usianya.
Sejak lahir
hingga usia kurang lebih dua tahun perkembangan anak sangat berkaitan
dengan keadaan fisik dan kesehatannya. Pada usia ini kebutuhan akan
perlindungan orang dewasa sangat besar. Perkembangan kemampuannya, terutama
motorik, sangat pesat. Perbedaannya sangat terlihat walau hanya dalam dua atau
tiga bulan saja. Dilihat dari perkembangan fisiknya, pada masa bayi
perkembangan fisik mengalami kecepatan yang luar biasa. Menuurut Jean Piaget
anak usia 0-18 bulan merupakan tahap sensor motorik yaitu
menggigit, menggenggam, berguling, merangkak, dan lain-lain. Dilihat dari
perkembangan emosi, saat berumur 0-2 tahun anak siap melakukan kontak sosial
dengan lingkungannya. Setelah itu akan berkembang emosinya yang didasarkan pada
bagaimana lingkungan memperlakukannya. Jika dilihat dari perkembangan
keceradasanya, saat masih bayi (0-2 tahun) anak bergantung pada kemampuan panca
inderanya seperti melihat, mengamati, mendengar, dan meraba untuk mengenal
lingkungannya.
Pada
usia tiga sampai lima tahun perkembangan lebih pada pencapaian
kemandirian dan sosialisasi. Tahap-tahap ini sangat penting untuk kehidupan
selanjutnya. Pada usia ini anak mulai mampu menerima keterampilan dan pelajaran
sebagai dasar pembentukan proses berpikir dan pembentukan pengetahuan. Pada
usia ini perkembangan motorik, bahasa, kreativitas, sosial, moral, dan
emosionalnya mulai terbentuk dan cenderung menetap sampai usia dewasa. Saat
berumur 2-3 tahun anak mulai mengobservasi benda-benda yang ada di sekitarnya.
Anak belajar dari benda – benda yang ada di sekitarnya. Hal ini bermanfaat
untuk pengembangan otot-otot kecil dan otot besarnya. Pada tahap ini anak
belajar dari benda yang kongkret, nyata. Dimana anak bisa melihat, meraba,
mencium, mendengar benda tersebut secara nyata disebut tahap praoperasional.
Pada usia 4-6 tahun, daya pikirnya berkembang sangat pesat ini ditinjukkan
dengan rasa ingin tahu yang besar seperti banyak bertanya.
Pada umur
enam sampai delapan tahun anak sudah mengenal dunia luar, dia mulai
ingin melepaskan diri dari otoritas orang tuanya. Emosi anak juga sudah
terbentuk dan tampak sebagai bagian dari kepribadian si anak. Anak sudah mampu
berpikir dan menganalisa sebuah kejadian atau benda. Berikut beberapa
karakteristik yang menonjol pada anak usia 6-8 tahun:
a) Perkembangan
kognitif anak masih berada pada masa yang cepat
b) Perkembangan
sosial,anak mulia ingin melepaskan diri dari otoritas orangtuanya
c) Anak mulai
menyukai permainan sosial
Prinsip Perkembangan Anak
1.
Anak akan belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya
terpenuhi serta merasa aman dan nyaman dalam lingkungannya
2.
Anak belajar terus-menerus dimulai dari membangun
pemahaman tentang sesuatu, mengeksplorasi lingkungan, menemukan kembali sesuatu
konsep, hingga mampu membuat sesuatu yang berharga
3. Anak belajar melalui interaksi sosial,
baik dengan orang dewasa maupun dengan teman sebaya
4. Setiap anak memiliki pola perkembangan
dan gaya belajar yang berbeda sehingga pembelajaran yang diberikan juga harus
mempertimbangkan perbedaan individu(menggunakan berbagai metode dan berbagai
media)
5.
Anak belajar dari hal-hal yang sederhana sampai yang
kompleks, dari yang konkret ke abstrak, dari yang berupa gerakan ke bahasa
verbal, dan dari diri sendiri ke interaksi dengan orang lain
terimakasih...
BalasHapus