Semua dari kita harus membuat
keputusan setiap hari. Beberapa keputusan relatif mudah dan sederhana: Apakah
laporan ini siap kirim ke bos saya sekarang? Yang lain cukup kompleks: Yang ini
kandidat harus saya pilih untuk pekerjaan?
Keputusan sederhana biasanya
membutuhkan proses pengambilan keputusan sederhana. Tapi keputusan yang sulit
biasanya melibatkan isu-isu seperti ini:
- Ketidakpastian
- Banyak fakta mungkin tidak diketahui.
- Kompleksitas
- Anda harus mempertimbangkan faktor-faktor yang saling berhubungan.
- Berisiko tinggi konsekuensi - Dampak keputusan tersebut dapat menjadi signifikan.
- Alternatif
- Masing-masing memiliki set sendiri ketidakpastian dan konsekuensi.
- Interpersonal masalah
- Ini bisa sulit untuk memprediksi bagaimana orang lain akan bereaksi.
Dengan kesulitan-kesulitan dalam
pikiran, cara terbaik untuk membuat keputusan yang kompleks adalah dengan
menggunakan proses yang efektif. Proses yang jelas biasanya menyebabkan
konsisten, hasil berkualitas tinggi, dan mereka dapat meningkatkan kualitas
hampir semua yang kita lakukan. Pada artikel ini, kita menguraikan sebuah
proses yang akan membantu meningkatkan kualitas keputusan Anda.
Pendekatan sistematis untuk
Pengambilan Keputusan
Sebuah proses pengambilan keputusan
yang logis dan sistematis akan membantu Anda mengatasi elemen-elemen penting
yang menghasilkan keputusan yang baik. Dengan mengambil pendekatan yang
terorganisir, Anda cenderung kehilangan faktor penting, dan Anda dapat
membangun pendekatan untuk membuat keputusan Anda lebih baik dan lebih baik.
Ada enam langkah untuk membuat
keputusan yang efektif:
- Ciptakan lingkungan yang konstruktif.
- Menghasilkan alternatif yang baik.
- Jelajahi alternatif ini.
- Pilih alternatif terbaik.
- Periksa keputusan Anda.
- Komunikasikan keputusan Anda, dan mengambil tindakan.
PENDAHULUAN
Pengambilan keputusan merupakan keterampilan sebagai seni dari pada
seseorang yang memiliki kemampuan yang mampu mengimplementasikan satu pola
pikir yang bersifat proaktif artinya dalam abad 21 yang ditandai oleh sistuasi
yang penuh ketidak pastian, menuntut di dalam dunia bisnis satu keterampilan
baru dari keterampilan menyelesaikan masalah menjadi keterampilan menghindari
masalah.
Oleh karena itu, keterampilan mengambil keputusan sangat menentukan
dibandingkan seperangkat keterampilan lainnya, itu berarti sukses bagi seorang
pelaku bisnis di masa depan haruslah ada keinginan secara terus menerus untuk
meningkatkan keterampilan dari sikap yang bersifat reaktif menjadi proaktif.
Pertama yang harus dihindari bahwa pngambilan keputusan, bukanlah sesuatu
yang mudah begitu saja dapat dilakukan, walaupun kenyataan itu nampak dalam
pelaku bisnis saat ini, membuat sesuatu menjadi mudah. Salah satu pemikiran
yang harus diketahui bukan hanya teknik-teknik dalam proses pengambilan
keputusan, melainkan juga memahami faktor lingkungan bisnis itu sendiri.
Dengan pemahaman itu, diharapkan proses-proses pengambilan keputusan tidak
hanya mengetahui tentang fakta, data, informasi sebagai situasi-situasi yang
akan diidentifikasikan sebagai masalah tetapi juga harus mampu merumuskan
kedalam masalah-masalah yang disebut dengan masalah-masalah faktor kritis /
strategis, pokok dan insidentil.
Jadi dalam proses pengambilan keputusan itu jangan satu keputusan dapat
menimbulkan masalah baru, sehingga pemecahan insidentil harus dipecahkan
terlebih dahulu atas masalah pokok, begitu pula msalah pokok baru dapat
terpecahkan bila masalah kritis dapat dipecahkan lebih dulu.
Dengan demikian untuk melahirkan keputusan-keputusan yang dibuat menjadi
produktif artinya keputusan yang dibuat adalah benar dan tepat waktu diperlukan
untuk mengasah kemampuan berpikir secara metodis sehingga tidak diharapkan
adanya keputusan-keputusan yang diambil yang tidak cocok dengan keadaan menjadi
berbahaya dan ada kemungkinan mengandung resiko yang sebenarnya tidak perlu
terjadi.
PERTIMBANGAN DALAM MEMBUAT KEPUTUSAN
Dalam suatu organisasi formal dapat saja terjadi bahwa ada keputusan yang
diambil tidak memuaskan bagi semua orang, tetpi ada juga yang merasa itu baik,
sehingga akan menimbulkan pertanyaan bagi pemimpin setiap yang mengambil
keputusan merasakan apakah ia dalam kedudujan yang baik dan dapat dipertanggung
jawabkan atau sebaliknya.
Sudah tentu hal itu tidak mudah terjawab tanpa bukti-bukti meyakinkan bagi
semua pihak, sehingga berdampak ada kemungkinan-kemungkinan bahwa keputusan
yang efektif menjadi terhalang adanya.
Dibawah ini diungkapkan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
proses pengambilan keputusan, yang bisa saja mempengaruhi setiap keputusan yang
diambil menjadi tidak sempurna karena :
1. Ketidak jelasan dari keputusan strategik (visi, misi, nilai, tujuam,
sasaran dan strategi) yang telah diambil dimana tidak dapat menuntun arah
persfektif yang diharapkan.
2. Sikap dan perilaku dari kelompok semua tingkat pemimpin yang tidak mau
mengalami perubahan dalam pola pikir sehingga tidak mampu dalam menterjemahkan
kedalam pemikiran-pemikiran jangka panjang yang mengarah kepada pada posisi ke
masa depan dan pemikiran-pemikiran jangka pendek yang tidak mampu merumuskan
menjadi arah performa.
3. Tidak adanya satu lingkungan yang kondusif yang mampu memberikan kekuatan
motovasi bagi pengambil keputusan sehingga kekuatan sikap dan perilaku yang
tidak positip mendorong orang mencari kesalahan orang lain.
4. Tidak ada kebiasaan yang efektif dalam membangun dan mewujudkan
prinsip-prinsip pokok kepemimpinan kedalam kolaborasi, komitmen dan komunikasi
sehingga hubungan horizontal, vertical dan diagonal tidak berjalan scara
harmonis.
5. Terbektuknya satu keadaan dimana pemimpin menumbuh kembangkan ketaladanan
bahwa bawahan kiblat kepada atasan, sehingga menutup adanya wawasan dan
imajinasi eseorang.
6. Pertimbangan yang berkaitan dengan jangka waktu untuk penyelesaian suatu
masalah yang tidak boleh dipaksakan tanpa adanya satu pemikiran-pemikiran yang
mendalam dalam proses pengambilan keputusan.
MEMANFAATKAN OTAK DALAM BERPIKIR
Berpikir adalah aktualisasi otak sebagai sumber penggerak yang tidak
terbatas dengan menggambarkan dan membayangkan sesuatu dalam pikiran. Setiap
hari dalam kehidupan kita akan berpikir, sudah tentu bila kita menghadapi suatu
masalah, maka kita akan berpikir dalam katagori yang bersungguh-sungguh berarti
menjalankan pikiran, alat berpikir agar mampu menghadapi persoalan dn
memecahkannya.
Manusia dalam kehidupan kesehariannya tidak pernah melepaskan diri dari
berpikir dan karenanya kita harus memahami alat berpikir yang disebut dengan
KESADARAN, KECERDASAN, dan AKAL. Ktiga alat berpikir itu bergerak ssuai dengan
dorongan dari berpikir untuk mengetahui dari sesuatu yang tidak ketahui menjadi
suatu kebenaran.
Untuk dapat menggerakkan kemampuan berpikir dengan memanfaatkan otak atas
sebagai alat pikir dan otak bawah sebagai alat menghayati, maka berpikir disini
terwujud dari proses mental yang sadar. Inilah yang disebut berpikir secara
metodis, merupakan kerja dari dua unsur organ di dalam diri kita yaitu unsur
otak (atas) dan unsur hati (bawah). Jadi bila kita hanya menggerakkan otak
bawah sadar (hati) juga namanya kita berpikir dalam arti non metodis sehingga
hasil kerja hati dengan penghayatan itu disebut intuisi.
KESADARAN sebagai alat pikir artinya dengan kesadaran kita dapat
berorientasi meninjau serta merasakan diri sendiri serta menangkap situasi
diluar diri kita. Dengan kesadaran itu kita dapat meletakkan perhatian pada
barang ssuatu sehingga dapat memusatkan kesadaran pada apa-apa itu dan
menyadarkannya. Jadi kesadaran yang dipusatkan dapat mempertajam panca indera
kita ke satu arah pusat perhatian yang kita sebut dengan fokus. Kesadaran akan
berpusat di otak atas sebelah kanan.
Kesadaran tidak berarti apa-apa dalam berpikir, bila tidak dibantu oleh
KECERDASAN sebagai alat pikir kedua artinya karena kesadaran menya-darkan
tentang apa-apa, namun kecerdasan melaporkan kepada kita keadaan perkara dan
hubungan-hubungannya. Jadi mlalui kecerdasan kita dapat menangkap fakta dan
informasi untuk mengingatkan masalah kita hadapi atau dengan kata lain seberapa
besar resiko yang dihadapinya, tapi laporan itu akan menjadi penting bila kita
dapat mencari jawaban untuk menghindarkan atau menumpasnya. Kecerdasan akan
berpusat di otak atas sebelah kiri.
Kecerdasan menjadi bermakna, bila AKAL sebagai alat pikir ketiga artinya
menunjukkan untuk mencari jalan untuk memenuhi maksud dan tujuan kita. Dengan
Akal akan mempersoalankan dimana letaknya bahaya, apakah macam bahaya yang akan
dihadapi, apakah akan segera datang atau berlangsungnya tetap sebagai bahaya,
bagaimana ia dapat dihindarinya. Kemudian menunjukkan cara-cara
penyelesaian-nya, disitulah letak peker-jaan akal. Dengan demikian, akal adalah
potensi rohaniah yang memiliki pelbagai kesanggupan seperti kemampuan berpikir,
menyadari, menghayati, mengerti, memahami sehingga kegiatan akal itu berpusat
atau bersumber dari kesanggupan jiwa yang disebut dengan intelegensi. Akal
berpusat di otah bawah sadar yang disebut hati.
Jadi dengan ketiga jiwa (alat Pikir) tersebut kita tidak dapat mengatakan
yang satu dengan meninggalkan dua lainnya, sehingga setiap kita
mengaktualisasikan jiwa tersebut dalam berpikir, ia akan bertindak dengan
serentak saling mengisi dan membantu.
Selain pemahaman atas alat pikir tersebut, kita juga harus memahami pula
metoda berpikir yaitu BERPIKIR BIASA yaitu bergaul dengan
pengalam-an-pengalaman inderawiah untuk membentuk ketahuan-ketahuan kita ;
BERPIKIR LOGIS yaitu suatu teknik penalaran untuk dapat menarik kesimpulan yang
korek (sah) ; BERPIKIR ILIMIAH yaitu berpikir secara sistimatis, metodis, dan
objektif dalam rangka mencapai kebenaran dalam ilmu pengetahuan ; BERPIKIR
FILSAFAT yaitu berpikir dialektis yang terarah untuk mendapatkan kebenaran yang
hakiki, intergral dan universal ; BERPIKIR THEOLOGIS yaitu corak berpikir
qur’ani yang bertujuan untuk mencapai suatu keyakinan bahwa Allah SWT adalah
wujud Al-Haq.
PENDEKATAN DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan, tidak ada satu teknik
apapun yang dapat menjamin bahwa keputusan yang diambil telah benar dan tepat.
Oleh karena itu perlu pula kita memperhatikan mengembangkan kemampuan kita
berpikir dengan melihat dari beberapa pendekatan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan seperti dibawah ini :
1. Mencari jawaban atas suatu masalah, haruslah dapat dilihat dari beberapa
sudut, sehingga kita mendapat pandangan-pandangan yang berbeda sesuai dengan
sudut pandangnya.
2. Mencari jawaban berdasarkan penelitian yang mendalam, sehingga didapat
beberapa kemungkinan-kemungkinan sehingga mendapat pilihan-pilihan
penyelesaiannya.
3. Menyusun kembali masalah dengan memecah menjadi beberapa bagian masalah
sesuai dengan waktu dan ruang yang tersedia, sehingga memungkinkan keterlibatan
banyak orang untuk memikirkan penyele-saian atas masalah.
4. Melepaskan diri dari keterliban sebagai peran individu, menjadi satu
gabungan secara bebas sebelum menilai pilihan-pilihan. Dengan cara begitu yang
bersangkutan akan berusaha untuk tidak membatasi adanya ide-ide yang
bergembang.
5. Belajar dari pengalaman orang lain, sehingga ia berani pada diri sendiri
untuk menanyakan apa yang akan dilakukan seorang sebagai pengusaha dalam satu
keadaan yang menjadi masalah.
6. Menarik diri dari masalah yang terlalu menekan sehingga diperlukan
keberanian memanfaatkan otak dalam menggerakkan kemampuan berpikir untuk
menyelesaikan atas masalah-masalah lebih baik dalam keadaan yang penuh
ketenangan, sehingga mampu memberikan daya dorong untuk keluar dari hal-hal
yang memusingkan.
7. Melangkah dengan mencari nasehat dari berbagai sumber baik orang yang
bersangkutan memiliki pengalaman maupun orang yang kurang pengalaman karena
dari orang tanpa pengalaman adakalanya ia mampu memberikan kesegeran dalam
berpikir.
8. Berani bersikap dan berperilaku atas informasi yang diperoleh kurang ada
hubungan yang saling terkait dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena
itu, keberanian tersebut sangat diperlukan agar kita tidak terlalu dibingungkan
bermacam informasi yang tidak berguna.
9. Memiliki kemampuan untuk memilah data dan informasi yang dapat dipercaya
dengan yang bersifat ada rekayasa didalamnya. Kalau hal itu tidak disadari ada
kecenderungan untuk membuat keputusan-keputusan yang cepat dan dapat
menimbulkan masalah baru. Oleh karena itu harus dilihat dari beberapa sudut
pandang.
10. Adany kekuatan motivasi yang mendorong pengambil keputusan untuk
bersikap dan berperilaku positip artinya memberikan daya dorong agar pengambil
keputusan menjadi bersemangat dalam mengadakan pendekatan terhadap suatu
masalah.
LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dengan kemampuan memanfaatkan otak, sehingga mampu melaksanakan kemampuan
berpikir secara metodis, maka dibawah ini diungkapkan tata-cara dalam proses
pengambilan keputusan seperti dibawah ini :
PERTAMA, mengungkapkan posisi barang / jasa mengenai keadaan, sikon dan
kecenderungan terjadinya masalah yang akan dihadapi.
KEDUA, menemukan fakta yang terungkap dari data, fakta, informasi yang
berasal dari dalam (faktor internal) dan dari luar organisasi (faktoe
eksternal), yang kita nyatakan sebagai “As is “ Situation ; Should be “
Situation.
KETIGA, menemukan masalah berdasarkan identifikasi dari langkah satu dan dua
yang dikelompokkan kedalam tiga kategori dalam bentuk suatu pernyataan yaitu :
Masalah strategis / faktor kritis artinya hasil rumusan dari pemikiran
secara strategis yang mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan visi, misi,
tujuan, nilai-nilai dan strategi oleh sekelompok pimpinan puncak dari pemikiran
yang bersifat intuisi dan oleh karena itu menyangkut suatu arahan untuk jangka
waktu lebih dari 5 tahun menjadi arahan pada persfektif. Persoalan ini harus
dipecahkan terlebih dahulu, sebelum masalah lain timbul.
Masalah pokok artinya hasil rumusan dari pemikiran jangka menengah yang
berkaitan dengan area strategis kunci, analisis isu kritis, sasaran dan rencana
tindakan strategis, kebijaksanaan dan rencana kerja serta anggaran untuk jangka
waktu 5 tahun. Rencana pemikiran jangka menengah ini mengarahkan pada posisi.
Jadi pemikiran disini menyangkut penjabaran dari pemikiran intuisi diatas, yang
harus dikerjakan terlebih dahulu sebelum masalah insidentil timbul.
Masalah insidentil artinya rumusan dari pemikiran jangka pendek untuk jangka
waktu 1 tahun, menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan area hasil kunci,
analisis isu kritis, indikator kinerja kunci, sasaran, rencana tindakan,
peninjauan rencana. Jadi pemikiran ini akan mengarahkan pada performa, sehingga
menjadi usaha-usaha memaksimumkan peluang yang terbuka, memperbaiki hasil
kerja, menghindari atau meminimalkan kerugian dan memberikan masukan
berkelanjutan untuk perbaikan.
KEEMPAT, menemukan ide atau gagasan untuk tiap masalah yang ada dalam
langkah ketiga dengan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan :
Sebab-sebab atas timbulnya masalah ; Mengungkapkan kemungkinan untuk membuat
penyelesaian ; Merumuskan penyelesaian yang terbaik ; Merumuskan
langkah-langkah tindakan.
KELIMA, menemukan solusi, bagaimana rencana kerja disusun untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dengan merumuskan kedalam :
Keinginan yang hendak dicapai (visi).
Tantangan sebagai “As is “ dalam suatu pernyataan.
Hasil yang diinginkan menjadi target, tujuan sebagai “Should be “ dalam bentuk
suatu pernyataan yang jelas.
Langkah-langkah yang menjelaskan “Who” is doing “what”.
Metoda / cara yang menjelaskan hal-hal yang berkaitan atas bagaimana, mengapa,
biaya dan sumber daya secara jelas.
Jadwal pelaksanaan secara terperinci.
Rencana implentasi yang mengungkapkan mengenai langkah-langkah atas tindakan
yang dikelompokkan dalam pemikiran yang mutlak dan atau sebaiknya.
KEENAM, mengkomunikasikan kepada semua pihak yang bertanggung jawab atas
keberhasilan rencana kerja implemtasi sebelum dilaksanakan.
KESIMPULAN
Kepemimpinan yang mampu memanfaatkan otak dalam proses pengambilan keputusan
berarti ia memiliki kemampuan untuk menggerakkan alat pikir yang kita sebut
dengan kesadaran, kecerdasan dan akal kedalam proses berpikir.
Dengan alat pikir tersebut itu pula ia mampu memilih dan menyatukan dalam
berpikir atas pendekatan-pendekatan yang dipahaminya dalam proses pengambilan
keputusan karena tidak ada satupun menjadi methoda yang baku.
Dengan kemampuan itu, ia mampu mengidentifikasi situasi atau keadaan yang
diungkapkan dengan kesadaran untuk memahami apa yang timbul dari lingkungannya,
dengan kecerdasan ia mampu mengungkapkan hal-hal yang menjadi penyebabnya dan
merumuskan kedalam tiga kelompok masalah yang disebut masalah kritis, masalah
pokok dan masalah insidentil dimana antara satu masalah memiliki
keterkaitannya. Akhirnya dengan akal ia dapat merumuskan jawaban-jawaban untuk
pemecahannya dan sebelum tindakan akan dilaksanakan, harus secara baik dapat
dikomunikasikan.
artikelnya bermanfaat, bisa membantu mengerjakan tugas, terima kasih atas infonya... 😊
BalasHapus