Pemecahan masalah akan menjadi efektif apabila konseli dan konselor telah mengeksplorasi dan memahami seluruh dimensi dari masalah. Jika dimensi- dimensi masalah telah
ditemukan,
konseli kemudian
didorong untuk taat melakukan perubahan tingkah
laku. Seorang konselor
hendaknya mampu mendengarkan inti ungkapan konseli yang merupakan pokok-pokok masalah yang
perlu dibantu untuk dipecahkan.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk membantu memecahkan masalah. Penggunaan
keterampilan komunikasi (misalnya keterampilan
mendengarkan)
merupakan salah
satu cara yang dapat
digunakan. Pada banyak
kasus, keterampilan komunikasi saja
tidak
cukup. Beberapa
konseli membutuhkan bantuan yang memerlukan teknik-teknik pemecahan
masalah.
Dalam pemecahan masalah, konselor hanya memfasilitasi atau membantu konseli untuk mengambil tindakan nyata kearah pemecahan masalah. Ada tujuh
prosedur umum dalam pemecahan masalah.
Ketujuh
prosedur tersebut
tertata dalam tujuh tahap pemecahan masalah yaitu:
1. Mengeksplorasi
masalah
Mengeksplorasi masalah
merupakan aktifitas untuk melihat
berbagai dimensi yang mungkin terkait dengan masalah tersebut.
Eksplorasi masalah biasanya terjadi
pada
tahap awal
hubungan konseling, tetapi
dapat diintensifkan
kembali setiap
saat selama proses konseling berlangsung. Untuk
membantu konseli mengeksplorasi masalah, dibutuhkan keterampilan
attending, empati, merangkum,
mengajukan pertanyaan
terbuka, dan keterampilan konfrontasi.
Memahami masalah
Memahami
masalah berarti meningkatkan kesadaran
tentang bagaimana berbagai
aspek yang terkait
dapat
menyebabkan
munculnya masalah. Pemahaman biasanya
berkembang ketika
perasaan – perasaan
yang mengganggu dapat diatasi. Untuk membantu konseli memahami
masalahnya, konselor perlu
menggunakan keterampilan konfrontasi dan perilaku genuin.
Selain
itu keterampilan
empati dan attending juga tetap diperlukan.
Pemahaman secara penuh akan terjadi apabila berbagai aspek yang terkait dengan masalah telah dieksplorasi.
Setelah dapat memahami masalah yang dimiliki, konseli menjadi sadar siapa dirinya dan mau kemana dia menuju.
Diaharapkan,
dari
pemahaman
tersebut
konseli
tertarik untuk melakukan
perubahan diri.
3. Menentukan masalah
Menentukanmasalah berarti menajamkan issu-issu yang diduga kuat menjadi
penyebab munculnya masalah. Penajaman
ini diperlukan agar dapat digunakan untuk memetakan masalah mana yang
paling memungkinkan ditemukan solusinya. Penentuan masalah mencakup dua
aspek yaitu menemukan penyebab masalah, dan tujuan yang diinginkan. Penyebab munculnya masalah
dan tujuan yang diinginkan dapat
ditemukan
apabila eksplorasi
dan pemahaman masalah sudah dapat dikuasai. Tanpa eksplorasi yang cukup dan pemahaman masalah
secara
baik, pemecahan
masalah tidak akan
berjalan secara baik karena terlalu banyak aspek yang terkait dengan masalah tidak
diketahui. Jika ini yang
terjadi, maka pemecahan masalah
tidak
akan ditemukan secara tepat.
4. Curah pendapat (brainstorming)
Secara esensial,
curah pendapat berarti bahwa seluruh prosedur atau alternatif-
alternative yang dapat
membantu
memecahkan masalah dikemukakan
tanpa
dicela atau tanpa dikritik keefektifannya.
Hal
penting yang
perlu dicatat
adalah pentingnya tanggung jawab masing-masing fihak untuk mencurahkan ide-ide
yang memungkinkan.
5. Menilai
berbagai alternatif
Pada
langkah ini,
dikaji
kaitan antara nilai-nilai, dan
kekuatan, serta kelemahan-kelemahan
konsel yang terkait dengan berbagai alternatif pemecahan masalah yang dimunculkan
melalu curah pendapat.
Nilai-nilai yang
dipegang teguh oleh konseli yang
terkai dengan berbagai
issue pemecahan
masalah, sangat berpengaruh terhadap
proses pengambilan keputusan. Jika
nilai-nilai
tersebut diabaikan dalam
pemilihan
solusi, kemungkinan keberhasilan pemecahan masalah
menjadi kurang maksimal. Sebelum menentukan
alternatif terbaik, identifikasilah dan
garis
bawahilah
terlebih dahulu nilai-nilai yang paling penting yang terkait dengan
masalah, serta kekuatan-kekuatan
yang akan
paling mempermudah keberhasilan pemecahan masalah.
6. Menetapkan alternatif yang terbaik
Penetapan alternatif terbaik merupakan keputusan final terhadap satu atau dua
alternatif yang dipandang paling baik yang
dipilih dari berbagai alternatif yang dimunculkan dari
curah pendapat
setelah mempertimbangkan nilai-nilai, faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh konseli. Masing-masing
solusi dipertimbangkan
dan dibandingkan. Alternatif
terbaik yang
diambil
sebagai keputusan terakhir adalah alternatif yang dipandang sebagai
solusi yang paling efektif
dan
paling mudah
dilakukan.
7. Melaksanakan
alternatif yang telah ditentukan/dipilih
Langkah terakhir dari pemecahan masalah adalah mendorong konseli untuk melaksanakan alternatif yang: a) paling sesuai dengan nilai-nilai konseli, b)
sesuai dengan kekuatan-kekuatan
yang dimiliki,
dan c) paling
sedikit melibatkan kekuarangan /kelemahan
konseli.
Prosedur Berlatih
1. Pahamilah modul Keterampilan Pemecahan Masalah, diskusikan hal-hal yang
anda anggap penting dengan fasilitator.
2. Ikutilah penjelasan lebih lajut tentang keterampilan pemecahan masalah yang disampaikan oleh fasilitator.
sumber: Dr. Suwarjo, M.Si. (2008) UNY - Modul Pelatihan Praktik Keterampilan Konseling
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentt yoo..