. Pengertian Karir
Secara umum dapat dikatakan bahwa
suatu karir akan berisi kenaikan tingkat dari tanggungjawab, kekuasaan dan
pendapatan seseorang (Bambang Wahyudi, 162). Pandangan yang lebih luas daripada
karir adalah sebagai suatu rangkaian atas sikap dan prilaku yang berkaitan
dengan aktifitas pekerjaan dan pengalaman sepanjang kehidupan seseorang
(individually perceived sequence of attitudes and behaviors associated with
work-related activities and experiences over the span of a person’s life,
Bernardin, 194). Senada dengan itu Malthis menyatakan bahwa karir adalah
rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja yang ditempati seseorang sepanjang
hidupnya (hal.342). Konsep baru tentang karir adalah protean career yaitu karir
yang senantiasa berubah seiring berubahnya minat, kemampuan, nilai dan
lingkungna kerja seseorang (Noe, 378).
Menurut Gibson dkk. (1995: 305)
karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan
aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian
aktivitas kerja yang terus berkelanjutan. Dengan demikian karir seorang
individu melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai macam kesempatan. Jika
ditinjau dari sudut pandang organisasi, karir melibatkan proses dimana
organisasi memperbaharui dirinya sendiri untuk menuju efektivitas karir yang
merupakan batas dimana rangkaiandari sikap karir dan perilaku dapat memuaskan
seorang individu.
Menurut Greenhaus (1987: 5) yang
dikutip oleh Irianto (2001: 93) terdapat dua pendekatan untuk memahami makna
karir, yaitu : pendekatan pertama memandang karir sebagai pemilikan (a
property) dan/atau dari occupation atau organisasi. Pendekatan ini
memandang bahwa karir sebagai jalur mobilitas di dalam organisasi yang tunggal
seperti jalur karir di dalam fungsi marketing, yaitu menjadi sales
representative, manajer produk, manajer marketing distrik, manajer
marketing regional, dan wakil presiden divisional marketing dengan berbagai
macam tugas dan fungsi pada setiap jabatan.
Berdasarkan kedua pendekatan
tersebut definisi karir adalah sebagai pola pengalaman berdasarkan pekerjaan (work-related
experiences) yang merentang sepanjang perjalanan pekerjaan yang dialami
oleh setiap individu/pegawai dan secara luas dapat dirinci ke dalam obyective
events. Salah satu contoh untuk menjelaskannya melalui serangkaian posisi
jabatan/pekerjaan, tugas atau kegiatan pekerjaan, dan keputusan yang berkaitan
dengan pekerjaan (work-related decisions). Tidak hanya itu saja, juga
mengenai interpretasi subyektif tentang peristiwa yang berkaitan dengan
pekerjaan (workrelated events) baik pada masa lalu, kini dan mendatang
seperti aspirasi pekerjaan, harapan, nilai, kebutuhan dan perasaan tentang
pengalaman pekerjaan tertentu.
Menurut Irianto (2001 : 94),
pengertian karir meliputi elemen-elemen obyektif dan subyektif. Elemen obyektif
berkenaan dengan kebijakan-kebijakan pekerjaan atau posisi jabatan yang
ditentukan organisasi, sedangkan elemen subyektif menunjuk pada kemampuan
seseorang dalam mengelola karir dengan mengubah lingkungan obyektif (misalnya
dengan mengubah pekerjaan/jabatan) atau memodifikasi persepsi subyektif tentang
suatu situasi (misalnya dengan mengubah harapan).
Simamora (2001 : 504) berpendapat
bahwa kata karir dapat dipandang dari beberapa perspektif yang berbeda,
antaralain dari perspektif yang obyektif dan subyektif. Dipandang dari
perspektif yang subyektif, karir merupakan urut-urutan posisi yang diduduki
oleh seseorang selama hidupnya, sedangkan dari perspektif yang obyektif, karir
merupakan perubahan-perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi karena
seseorang menjadi semakin tua. Kedua 15 perspektif tersebut terfokus pada
individu dan menganggap bahwa setiap individu memiliki beberapa tingkat
pengendalian terhadap nasibnya sehingga individu tersebut dapat memanipulasi
peluang untuk memaksimalkan keberhasilan dan kepuasan yang berasal dari
karirnya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengertian karir adalah urutan
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku,
nilai-nilai, dan aspirasi-aspirasi seseorang selama rentang hidupnya.
B. Perencanaan Karir
Cuningham mengatakan bahwa
perencanaan adalah menyeleksi dan menggabungkan pengetahuan, fakta, imajinasi,
dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan
memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan
perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam
penyelesaian.
Jadi perencanaan karir dapat
diartikan sebagai pola pengalaman berdasarkan pekerjaan yang merentang
sepanjang perjalanan pekerjaan yang dialami oleh setiap individu/pegawai dan
secara luas dapat dirinci ke dalam obyective events yang dapat dijadikan
asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan
memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan
perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam
penyelesaian, atau dalam arti yang lebih ringkas perencanaan karir merupakan
proses di mana sesorang menyeleksi tujuan karir dan arus karir untuk mencapai
tujuan tersebut.
Pada
dasarnya perencanaan karir terdiri atas 2 (dua) elemen utama yaitu :
1. Perencanaan
Karir Individual (Individual Career Planning)
Perencanaan
karir individual terfokus pada individu yang meliputi latihan diagnostic, dan
prosedur untuk membantu individu tersebut menentukan “siapa saya” dari segi
potensi dan kemampuannya.
Perencanaan
karir individual meliputi :
a.
Penilaian diri untuk menentukan
kekuatan, kelemahan, tujuan, aspirasi, preferensi, kebutuhan, ataupunjangka
karirnya (career anchor)
b.
Penilaian pasar tenaga kerja untuk
menentukan tipe kesempatan yang tersedia baik di dalam maupun di luar
organisasi
c.
Penyusunan tujuan karir berdasarkan
evaluasi diri
d.
Pencocokan kesempatan terhadap
kebutuhan dan tujuan serta pengembangan strategi karir
e.
Perencanaan transisi karir.
2. Perencanaan
Karir Organisasional (Organizational Career Planning)
Perencanaan
karir organisasional mengintegrasikan kebutuhan SDM dan sejumlah aktivitas
karir dengan lebih menitikberatkan pada jenjang atau jalur karir (career
path).
Tujuan
program perencanaan karir organisasional adalah :
a. Pengembangan
yang lebih efektif tenaga berbakat yang tersedia.
b. Kesempatan
penilaian diri bagi karyawan untuk memikirikan jalur-jalur karir tradisional
atau jalur karir yang baru.
c. Pengembangan
sumber daya manusia yang lebih efisien di dalam dan di antara divisi dan/atau
lokasi geografis
d. Kepuasan
kebutuhan pengembangan pribadi karyawan
e. Peningkatan
kinerja melalui pengalaman on the job training yang diberikan oleh
perpindahan karir vertical dan horizontal
f. Meningkatkan
loyalitas dan motivasi karyawan yang dapat menyebabkan berkurangnya perputaran
karyawan
g. Suatu
metode penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan.
Sebuah pendapat bijak mengatakan bahwa
arah hidup kita sangat ditentukan oleh tiga keputusan penting yang pernah kita
buat. Pertama keputusan untuk memiliki bidang pendidikan yang akan kita tempuh.
Kedua keputusan untuk memilih pasangan hidup kita dan ketiga keputusan untuk
memilih karir (dalam arti sempit sering diartikan memilih bidang pekerjaan).
Ketiga hal tersebut sebelum
diputuskan perlu direncaanakan sebelumnya untuk memilih apa yang terbaik dan
apa yang harus dilakukan. Khususnya dalam pembahasan ini akan diulas masalah
Perencanaan Karir. Merencanakan karir secara baik akan menentukan kita dalam
meraih tujuan karir yang sesuai dengan harapan dan memberikan kontribusi dalam
kesuksesan hidup.
Karir sesungguhnya bukan sesuatu
yang kita dapatkan, namun karir adalah sesuatu yang harus diciptakan dan
sebelumnya harus dirancang. Dalam pengertian ini karir itu sangat perlu
dirancang, dengan perkataan lain sangat perlu direncanakan.
Sarah Berry seorang konsultan karir
mengatakan bahwa merencanakan karir itu bagaikan kita melihat melalui telescope,
melihat sesuatu yang jauh kemudian berusaha meneropongnya dan mengendalikannya
untuk terlihat lebih dekat. Jadi perencanaan karir dapat dikatakan sebagai
suatu kemampuan untuk melihat masa depan, memvisualisasikannya sedemikian rupa
untuk menetapkan apa yang kita inginkan dan ingin kita capai dimasa depan.
Jadi karir lebih dari sekedar
rangkaian suatu pekerjaan atau jabatan. Karir sesuatu yang menyangkut masa
depan dalam perspektif jangka panjang yang harus direncanakan sejak jauh-jauh
hari, merencanakan kemana kita ingin melangkah dan apa yang ingin kita capai.
Lloyd L. Byars dan Leslie W. Rue menyebutkan bahwa perencanaan karir adalah
“process by which an individual formulates career goals and develops a plan for
reaching those goals.” Mereka membedakannya dengan apa yang disebut
pengembangan karir yaitu “an ongoing, formalized effort by an organization that
focuses on developing and enriching the organization’s human resources in light
of both the employees’ and the organization’s need.”
Hal penting yang perlu kita kutip
dari pemahaman tersebut adalah perencanaan karir merupakan otoritas individu
sedangkan pengembangan karir merupakan otoritas organisasi dengan
mempertimbangkan secara bersama-sama kebutuhan karyawan dan kebutuhan
organisasi.
Jadi sesungguhnya perencanaan karir
berdimensi lebih luas dibandingkan dengan pengembangan karir. Perencanaan karir
sangat berkaitan dengan perencanaan jangka panjang karyawan itu sendiri yang
tidak dibatasi dalam suatu organisasi tertentu. Pengembangan karir dibatasi
oleh kebutuhan dan kepentingan organisasi. Sangat mungkin perencanaan karir
seseorang melampaui pengembangan karir yang mampu dilakukan oleh organisasi.
Idealnya perencanaan karir sejalan dengan pengembangan karir. Namun, tidak
dapat dipungkiri kadang kala kedua hal tersebut saling bertolak belakang. Dalam
kondisi ini manakala pengembangan karir tidak sejalan dengan perencanaan karir,
individu berhak mengambil keputusan apakah tetap “stay” dalam organisasi atau
“exit.”
Beberapa pakar SDM mengemukakan
pentingnya perencanaan karir, sebagai berikut :
· Menurut Mondy, melalui perencanaan karir, setiap individu
mengevaluasi kemampuan dan minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir
alternatif, menyusun tujuan karir, dan merencanakan aktivitas-aktivitas
pengembangan praktis. Fokus utama dalam perencanaan karir haruslah sesuai
antara tujuan pribadi dan kesempatan-kesempatan yang secara realistis tersedia.
· Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas dua elemen
utama yaitu perencanaan karir individual (individual career planning) dan
perencanaan karir organisasional (organizational career planning). Perencanaan
karir individual dan organisasional tidaklah dapat dipisahkan. Seorang karyawan
yang rencana karir individualnya tidak dapat terpenuhi di dalam organisasi,
cepat atau lambat karyawan tersebut akan meninggalkan perusahaan. Oleh karena
itu, organisasi juga perlu menciptakan perencanaan karir bagi karyawannya
sehingga organisasi dapat berkembang dan karyawanpun terpenuhi pengembangan
karirnya.
Dan untuk merencanakan karir secara
baik ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan, yaitu :
1)
Motivasi sangat terkait dengan
tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang realistis namun sekaligus menantang akan
menimbulkan motivasi untuk meraihnya. Tujuan yang sangat muluk-muluk tanpa
memperhatikan kewajarannya dapat melemahkan motivasi bahkan menimbulkan putus
asa mengingat kesulitan untuk mencapainya dan terasa musykil. Jadi untuk
membangun motivasi dalam perencanaan karir buatlah tujuan karir yang menantang
sekaligus realistis.
2)
Kompetensi meliputi seluruh aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki. Jika ingin meniti
karir dalam bidang tertentu, katakanlah dalam bidang pemasaran, anda harus
meningkatkan pengetahuan anda tentang pemasaran, meningkatkan keterampilan
pemasaran dan bersikap bagaikan seorang marketer.
3)
Keberhasilan pencapaian perencanaan
karir ditentukan pula oleh jejaring yang kita miliki. Sejauh mana orang lain
mengenal diri kita, sejauh mana orang lain mengenal kemampuan kita. Jejaring
juga akan membuka akses, memberikan peluang bagi kita untuk lebih meningkatkan
pencapaian karir. Tentu hal ini tetap harus berlandaskan motivasi dan
kompetensi.
4)
Peluang adalah faktor yang relatif
”uncontrollabel,” diluar kendali kita. Namun, kita dituntut jeli melihatnya,
sering disebut peluang jarang berulang dua kali, begitu diperoleh kita harus
jeli melihatnya dan segera menangkap apabila hal tersebut selaras dengan
perencanaan karir yang telah dibuat.
5)
Berikutnya adalah konsistensi dan
feksibilitas. Sengaja kedua hal ini penulis satukan, mengingat disatu sisi hal
ini sesungguhnya tidak saling terpisahkan namun disisi lain kita pun harus jeli
kapan harus tetap konsisten dan kapan bisa fleksibel. Menurut penulis kita
harus tetap konsisten jika menyangkut nilai dasar kita dalam merencanakan
karir, nilai adalah prinsip dan harus ditegakkan secara konsisten. Selain itu
untuk tujuan yang bersifat jangka panjang kita pun harus konsisten. Namun, kita
bisa fleksibel apabila hal itu lebih bersifat teknis, operasional dan bersifat
”temporary” atau berjangka pendek. Jika menyangkut kompetensi anda harus
konsisten dengan ”core competency” yang dimiliki, namun dapat lebih fleksibel
untuk ”functional competency” atau ”specific competency.”
C. Manfaat Perencanaan Karir
Berikut adalah manfaat dari
perencanaan karir :
1.
Menurunkan tingkat perputaran
karyawan (turnover), dimana perhatian terhadap karir individual dalam
perencanaan karir yang telah ditetapkan akan dapat meningkatkan loyalitas pada
perusahaan di mana mnereka bekerja, sehingga akan memungkinkan menurunkan
tingkat perputaran karyawan.
2.
Mendorong
pertumbuhan, dimana perencanaan karir yang baik akan dapat mendorong semangat
kerja karyawan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan demikian motivasi karyawan
dapat terpelihara.
3.
Memenuhi kebutuhan-kebutuhan
organisasi akan sumber daya manusia di masa yang akan datang.
4.
Memberikan informasi kepada
organisasi dan individu yang lebih baik mengenai jalur potensial karir di dalam
suatu organisasi.
5.
Mengembangkan
pegawai yang dapat dipromosikan, perencanaan karir membantu membangun penawaran
internal atas talenta yang dapat dipromosikan untuk mempertemukan dengan
lowongan yang disebabkan oleh masa pension, berhenti bekerja dan pengembangan.
6.
Menyediakan fasilitas bagi
penempatan internasional, organisasi global menggunakan perencanaan karir untuk
membantu mengidentifikasikan dan mempersiapkan penempatan di luar negeri.
7.
Membantu menciptakan keanekaragaman
angkatan kerja, ketika mereka diberikan bantuan perencanaan karir, pekerja
dengan latar belakang berbeda dapat belajar tentang harapan-harapan organisasi
untuk pertumbuhan sendiri dan pengembangan.
8.
Membuka jalan bagi karyawan yang
potensial, perencanaan karir memberikan keberanian kepada karyawan untuk
melangkah maju kemampuan potensial mereka karena mereka mempunyai tujuan karir
yang spesifik, tidak hanya mempersiapkan pekerja untuk lowongan di masa depan.
9.
Mengurangi kelebihan, perencanaan
karir menyebabkan karyawan, manajer dan departemen sumber daya manusia menjadi
berhati-hati atas kualifikasi karyawan, mencegah manajer yang mau menang
sendiri dari pembatasan sub-ordinate kunci.
10.
Membantu pelaksanaan rencana-rencana
kegiatan yang telah disetujui, perencanaan karir dapat membantu anggota
kelompok agar siap untuk jabatan-jabatan penting, persiapan ini akan membantu
pencapaian rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentt yoo..