Kamis, 11 April 2013

Makalah Indeks Harga Saham Gabungan


I.        PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Investasi adalah penanaman dana dalam jumlah tertentu yang ditentukan oleh kemampuan dalam memprediksi masa depan. Kebutuhan untuk mempersiapkan masa depan sedini mungkin melalui perencanaan kebutuhan mendorong manusia untuk melakukan investasi. Dewasa ini banyak sekali pilihan untuk berinvestasi, diantaranya dengan tabungan, deposito, maupun investasi melalui pasar modal. Masing-masing pilihan investasi tentu memiliki profil hasil dan resiko (return & risk profile) yang berbeda. Pasar Modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan modal, seperti saham, obligasi dan reksadana. Pasar modal berfungsi menghubungkan investor, perusahaan dan institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Seperti pilihan investasi yang lain, pilihan melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga mengandung resiko. Besar kecilnya resiko di pasar modal sangat di pengaruhi oleh keadaan negara khususnya di bidang ekonomi, politik dan sosial.
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah adalah untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap penurunan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia.
II. TEORI DASAR
2.1. Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks Harga Saham Gabungan atau yang lebih dikenal dengan IHSG, tentu menjadi sebuah istilah yang akrab di telinga sebagian masyarakat. Terlebih bagi para investor pasar saham.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks yang mengukur harga saham yang dijual di bursa. Secara garis besar merupakan suatu alat ukur/indikator dari pergerakkan harga-harga saham yang ditransaksikan di suatu bursa efek dalam kurun waktu tertentu. Bagi investor, IHSG dapat dijadikan suatu pedoman dalam mengambil keputusan berinvestasi namun ini tidak mutlak harus diikuti karena dalam memutuskan untuk membeli atau menjual saham hendaknya berdasarkan informasi yang tepat dan matang, tingkat pertumbuhan yang diharapkan dan jangka waktu yang ditetapkan. IHSG merupakan salah satu indikator penting bagi perekonomian suatu Negara. Naik turunnya IHSG menunjukkan naik turunnya minat investasi, khususnya yang dilakukan melalui lantai bursa. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk investasi lain, investasi di lantai bursa memang lebih genuine dalam mengukur minat publik dalam berinvestasi. IHSG bisa menunjukkan kemampuan lingkungan ekonomi dalam menarik minat investor. Secara sederhana naiknya IHSG menggambarkan bahwa lingkungan ekonomi tampak semakin menarik bagi investor.

III.                       PEMBAHASAN
Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ)). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham.[1]
Posisi tertinggi yang pernah dicapai IHSG adalah 3.357,032 poin yang tercatat pada 15 September 2010.
3.I Metode perhitungan
Pertama-tama akan dihadirkan metode-metode yang umumnya digunakan untuk menyusun indeks saham. Secara umum, ada dua jenis rumusan untuk membentuk indeks saham.
Pertama rumus atau metode yang dikenal dengan nama Weighted Average. Rumusnya adalah (Sigma)PxQ/Nd kemudian dikali dengan 100.
P adalah harga saham di pasar reguler. Q adalah bobot saham (jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia). Nd adalah nilai dasar, yaitu nilai yang dibentuk berdasarkan jumlah saham yang tercatat di BEI yang masuk dalam daftar penghitungan indeks.
Nilai dasar bisa berubah jika ada aksi korporasi yang menyebabkan jumlah saham berkurang atau bertambah.
Sederhananya, setiap saham dihitung terlebih dahulu kapitalisasi pasar. Kemudian dijumlahkan seluruh kapitalisasi pasar per saham atas sahamsaham yang diperhitungkan dalam indeks, lalu dibagi dengan nilai dasar, kemudian dikalikan dengan 100.
Nah, kapitalisasi pasar per saham yang di total ini berbeda dengan nilai kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI, karena ada sahamsaham yang tidak perhitungkan dalam penghitungan indeks.
Sahamsaham yang tidak diperhitungkan ini menjadi rahasia BEI. Pihak BEI memiliki kriteria sendiri atas sahamsaham yang bisa dimasukkan dalam penghitungan IHSG.
Jadi boleh dibilang, IHSG merupakan nilai representatif atas ratarata harga seluruh saham di BEI berdasarkan jumlah saham tercatat. Itulah kenapa disebut sebagai Weightened Average nilai harga ratarata terhadap bobot atau jumlah saham.
Rumus kedua adalah apa yang disebut sebagai Average. Penghitungannya mirip dengan rumus pertama. Hanya saja, tidak memasukkan bobot atau jumlah saham tercatat dalam penghitungan. Rumusnya adalah (Sigma)P/Nd dikali 100.
 IHSG = {\sum p \over d} x 100
dimana p adalah Harga Penutupan di Pasar Reguler,x adalah Jumlah Saham, dan d adalah Nilai Dasar.
Metode ini dipakai oleh indeks saham industri Dow Jones (Dow Jones Industrial Average/DJIA). Alasan indeks ini tidak memasukkan bobot sebagai pengali harga saham karena DJIA merupakan indeks 30 saham terpilih di bursa New York.
Sebanyak 30 saham yang masuk dalam DJIA diasumsikan telah memiliki bobot yang setara, sehingga penghitungan bobot dianggap tidak perlu lagi. Sebagai catatan, 30 saham ini boleh dibilang mewakili setiap industri di Amerika Serikat (AS) dan memiliki likuiditas transaksi yang tinggi.
Kalau boleh disamakan, indeks LQ45 memiliki karakter yang mirip dengan DJIA, meskipun rumus penghitungan yang dipakai tetap sama seperti rumus yang dipakai dalam menghitung IHSG.
Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham yang tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar adalah total perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut. Formula perhitungannya adalah sebagai berikut:
 Rata - Rata IHSG = {\ Jumlah IHSG periode harian selama 1 bulan \over Jumlah periode waktu selama 1 bulan}
Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan emiten baru, HMETD (right issue), partial/company listing, waran dan obligasi konversi demikian juga delisting. Dalam hal terjadi stock split, dividen saham atau saham bonus, Nilai Dasar tidak disesuaikan karena Nilai Pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung IHSG adalah harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan sistem lelang.
Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit, hal ini dapat dilakukan setelah sistem perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik.
3.2 Gambaran Mengenai Komponen-Komponen Pembentuk IHSG Serta Faktor-Faktor Apa Saja yang Membuat IHSG Berubah-Ubah.
Sekarang akan dibahas mengenai faktor-faktor apa saja yang membuat level IHSG bergerak naik atau turun. Pertama tentunya harga saham. Namun tidak hanya itu. Kenaikan atau penurunan tajam harga satu saham memang berpengaruh terhadap pergerakan IHSG. Namun seberapa besar kenaikan itu mempengaruhi IHSG tergantung pada bobot saham tersebut.
Jadi sederhananya, kenaikan atau penurunan IHSG sangat bergantung pada pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar. Berangkat dari sinilah kemudian muncul beberapa saham yang disebutsebut sebagai motor penggerak IHSG.
Sebut saja saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Saham ini memiliki saham tercatat mencapai 20,159 miliar saham. Dengan harga saat ini sebesar Rp 8.700, maka kapitalisasi pasar TLKM mencapai Rp 175,383 triliun.
Nilai itu mencapai 10% dari total nilai kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI yang masuk dalam penghitungan IHSG. Kapitalisasi pasar BEI saat ini sekitar Rp 1.700 triliun. Dengan kapitalisasi pasar sebesar itu, kenaikan atau penurunan harga sebesar Rp 50 poin saja akan memberikan pengaruh pada level IHSG.
Saham TLKM memang tercatat sebagai saham dengan kapitalisasi terbesar di BEI. Lain halnya dengan saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Saham BNBR yang tercatat di BEI mencapai 93,721 miliar saham, jauh lebih besar dari TLKM.
Akan tetapi, harga saham BNBR saat ini sebesar Rp 127 yang berarti nilai kapitalisasi pasar BNBR sebesar Rp 11,902 triliun. Angka tersebut tidak sampai 1% dari kapitalisasi pasar BEI.
Jadi, meskipun BNBR mengalami kenaikan harga atau penurunan harga sebesar 35% pun tidak akan memberi pengaruh besar terhadap perubahan level IHSG. Lain halnya jkalau suatu saat harga saham BNBR mencapai Rp 5.000, dapat dipastikan kenaikan atau penurunan tipis harga saham BNBR akan memberi pengaruh besar pada level IHSG.
Oleh sebab itu, jika level IHSG naik tajam, dapat dipastikan hal itu didorong oleh kenaikan hargaharga saham berkapitalisasi besar atau yang lebih dikenal sebagai Huge Cap. Jadi wajar saja, kalau saham TLKM naik tajam, level IHSG pun akan terkerek naik secara tajam pula.
Kelemahan penghitungan ini adalah karena rumus ini memasukkan sahamsaham yang kurang aktif diperdagangkan serta memasukkan faktor bobot atau jumlah saham secara keseluruhan dalam penghitungannya.
Contohnya, saham TLKM hanya ditransaksikan sebanyak 1 lot dan mengalami kenaikan sebesar Rp 300 hari ini. Kapitalisasi pasar yang terbentuk mewakili seluruh 20,159 miliar saham TLKM. Jadi level IHSG sudah pasti akan terangkat.
Dan metode ini ikut memasukkan sahamsaham yang kurang aktif diperdagangkan, malah terkadang tergolong saham tidur. Ini akan memangkas representasi pasar IHSG secara riil, karena sahamsaham yang tidak ditransaksikan ikut dimasukkan dalam penghitungannya.
Kendati demikian, BEI menganggap metode yang dipakai ini sudah cukup mewakili pergerakan seluruh saham harian di lantai bursa.
3.3 Sejarah nilai IHSG
Nilai IHSG
Tanggal
100
10 Agustus 1982
637
27 Desember 1996
401
30 Desember 1997
398
Akhir Desember 1998
676
Akhir Desember 1999
416
24 Desember 2000
392
Akhir Desember 2001
424
Akhir Desember 2002
679
Akhir Desember 2003
1.000
Akhir Desember 2004
1.162
28 Desember 2005
1.813
Akhir Desember 2006
2.745
28 Desember 2007
1.355
30 Desember 2008
2.534
30 Desember 2009
3.501
30 September 2010

3.4  Komponen Indeks Harga Saham Gabungan
Inilah komponen  komponennya yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Ada 9 sektor yang mencantumi komponen  komponennya yaitu Pertanian, Pertambangan, Industri. Dasar, Aneka Industri, Industri Barang Konsumsi,  Properti,  Infrastruktur,  Keuangan dan Perdagangan dan sektor khusus, seperti KOMPAS 100, JII, LQ45, BISNIS 27, PEFINDO 25 dan SRI  KEHATI. Semua emiten yang tercatat di BEI juga tercatat tergantung dengan tipe usahanya dan likuidasinya sendiri.
  • Pertanian
1.      Tanaman Pangan
2.      BISI International Tbk
3.      Perkebunan
4.      Astra Agro Lestari Tbk
5.      Gozco Plantations Tbk
6.      PP London Sumatra Tbk
7.      Sampoerna Agro Tbk
8.      SMART Tbk
9.      Tunas Baru Lampung Tbk
10.  Bakrie Sumatra Plantations Tbk
  • Peternakan
1.      Cipendawa Tbk.
2.      Multibreeder Adirama Ind. Tbk
3.      Perikanan
4.      Central Proteinaprima Tbk
5.      Dharma Samudera Fishing International Tbk
6.      Inti Agri Resources Tbk
7.      Lainnya
8.      Bumi Teknoultra Unggul Tbk


  • Pertambangan
1.      Pertambangan Batubara
2.      Adaro Energy Tbk
3.      ATPK Resources Tbk
4.      Bumi Resources Tbk
5.      Bayan Resources Tbk
6.      Indo Tambangraya Megah Tbk
7.      Resource Alam Indonesia Tbk
8.      Perdana Karya Perkasa Tbk
9.      Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
10.  Petrosea Tbk
11.  Pertambanagn Minyak dan Gas
12.  Apexindo Pratama Duta Tbk
13.  Elnusa Tbk
14.  Energi Mega Persada Tbk
15.  Medco Energi International Tbk
16.  Radiant Utama Interinsco Tbk
17.  Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya
18.  Aneka Tambang (Persero) Tbk
19.  Cita Mineral Investindo Tbk
20.  International Nickel Ind. Tbk
21.  Timah Tbk
22.  Pertambangan BatuBatuan
23.  Central Korporindo Int'l Tbk
24.  Citatah Industri Marmer Tbk
25.  Mitra Investindo Tbk

  • Industri Dasar & Kimia
1.      Semen
2.      Indocement Tunggal Prakasa Tbk
3.      Holcim Indonesia Tbk
4.      Semen Gresik (Persero) Tbk
5.      Keramik, Perselen dan Kaca
6.      Asahimas Flat Glass Tbk
7.      Arwana Citramulia Tbk
8.      Intikeramik Alamasri Inds. Tbk
9.      Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
10.  Mulia Industrindo Tbk
11.  Surya Toto Indonesia Tbk
12.  Logam dan Sejenisnya
13.  Alumindo Light Metal Inds. Tbk
14.  Betonjaya Manunggal Tbk
15.  Citra Tubindo Tbk
16.  Indal Aluminium Industry Tbk
17.  Itamaraya Gold Industri Tbk
18.  Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
19.  Jaya Pari Steel Tbk
20.  Lion Metal Works Tbk
21.  Lion Mesh P. Tbk
22.  Pelangi Indah Canindo Tbk
23.  Tembaga Mulia Semanan Tbk



  • Kimia
1.      Budi Acid Jaya Tbk
2.      Duta Pertiwi Nusantara Tbk
3.      Ekadharma International Tbk
4.      Eterindo Wahanatama Tbk
5.      Intanwijaya Internasional Tbk
6.      Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
7.      Indo Acidatama Tbk
8.      Tri Polyta Indonesia Tbk
9.      Unggul Indah Cahaya Tbk

  • Plastik dan Kemasan
1.      Aneka Kemasindo Utama Tbk
2.      Argha Karya Prima Inds. Tbk
3.      Asiaplast Industries Tbk
4.      Berlina Tbk
10.  Dynaplast Tbk
11.  Titan Kimia Nusantara Tbk
12.  Kageo Igar Jaya Tbk
13.  Leyand International Tbk
14.  Sekawan Intipratama Tbk
15.  Siwani Makmur Tbk
16.  Tunas Alfin Tbk. (A)
17.  Tunas Alfin Tbk. (B)
18.  Trias Sentosa Tbk


  • Pakan Ternak
1.    Japfa Tbk
2.    Malindo Feedmill Tbk
3.    Charoen Pokphand Indonesia Tbk
4.    Sierad Produce Tbk

  • Kayu dan Pengolahannya
1.      Barito Pacific Tbk
2.      Daya Sakti Unggul Tbk
3.      Sumalindo Lestari Jaya Tbk
4.      Tirta Mahakam Resources Tbk

  • Pulp dan Kertas
1.      Fajar Surya Wisesa Tbk
2.      Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
3.      Toba Pulp Lestari Tbk
4.      Kertas Basuki Rachmat Ind. Tbk
5.      Surabaya Agung Industry P. Tbk
6.      Suparma Tbk
7.      Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

  • Otomotif dan Komponennya
1.      Astra International Tbk
2.      Astra Otoparts Tbk
3.      Indo Kordsa Tbk
4.      Goodyear Indonesia Tbk
5.      Gajah Tunggal Tbk
6.      Indomobil Sukses Int'l Tbk
7.      Indospring Tbk
8.      Multi Prima Sejahtera Tbk
9.      Multistrada Arah Sarana Tbk
10.  Nipress Tbk
11.  Prima Alloy Steel Tbk
12.  Selamat Sempurna Tbk
13.  Allbond Makmur Usaha Tbk
14.  Sugi Samapersada Tbk

  • Tekstil & Garmen
1.      Polychem Indonesia Tbk
2.      Argo Pantes Tbk
3.      Saham Seri B (Centex) Tbk
4.      Centex (Preferen) Tbk
5.      Delta Dunia Petroindo Tbk
6.      Eratex Djaja Tbk
7.      Ever Shine Textile Inds. Tbk
8.      Panasia Indosyntec Tbk
9.      Indorama Syntetics Tbk
10.  Karwell Indonesia Tbk
11.  Hanson International Tbk
12.  Saham Seri B Hanson Int'l Tbk
13.  Apac Citra Centertex Tbk
14.  Panasia Filament Inti Tbk
15.  Pan Brothers Tex Tbk
16.  Polysindo Eka Perkasa Tbk
17.  Roda Vivatex Tbk
19.  Sunson Textile Manufacture Tbk
20.  Teijin Indonesia Fiber Tbk
21.  Nusantara Inti Corpora Tbk
22.  Unitex Tbk

  • Alas Kaki
1.        Primarindo Asia Infrastructure Tbk
2.        Sepatu Bata Tbk
3.        Surya Intrindo Makmur Tbk

  • Kabel
1.        KMI Wire and Cable Tbk
2.        Jembo Cable Company Tbk
3.        Kabelindo Murni Tbk
4.        Supreme Cable Manufacturing Company Tbk
5.        Sumi Indo Kabel Tbk
6.        Voksel Electric Tbk

  • Elektronika
1.    Sat Nusapersada Tbk
2.    Ratu Prabu Energi Tbk
3.    Asia Natural Resources Tbk
4.    First Media Tbk
5.    Myoh Technology Tbk

  • Industri Barang Konsumsi
1.      Ades Waters Indonesia Tbk
2.      Aqua Golden Mississippi Tbk
3.      Cahaya Kalbar Tbk
4.      Davomas Abadi Tbk
5.      Delta Djakarta Tbk
6.      Indofood Sukses Makmur Tbk
7.      Mayora Indah Tbk
8.      Multi Bintang Indonesia Tbk
9.      Prasidha Aneka Niaga Tbk
10.  Sekar Bumi Tbk
11.  Sekar Laut Tbk
12.  Siantar Top Tbk
14.  Ultra Jaya Milk Tbk

  • Rokok
1.      BAT Indonesia Tbk
2.      Bentoel International Tbk
3.      Gudang Garam Tbk
4.      H M Sampoerna Tbk

  • Farmasi
1.      Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga
2.      Peralatan Rumah Tangga


III.      IHSG Indonesia Terbaik di Asia Pasifik Tahun 2009
Guncangan politik beberapa bulan terakhir yang seolah digambarkan oleh sebagian pengamat sebagai “bencana berbahaya” ternyata tak banyak berdampak pada sector ekonomi. Itu artinya, pelaku pasar tetap menaruh kepercayaan kepada pemerintah, khususnya Presiden SBY, yang dinilai mampu mengendalikan keamanan yang dibutuhkan investor. Pemerintah dalam lima tahun ke depan menargetkan pertumbuhan ekonomi 7% dari saat ini 4%. Kemudian angka kemiskinan ditargetkan turun dari 14% menjadi 8 hingga 10% serta tingkat pengangguran dari 8% menjadi 5% atau 6%. Presiden menilai keberhasilan Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang mencatat pertumbuhan ekonomi positif pada 2009 didukung sejumlah faktor, antara lain kondisi politik yang relatif stabil, kohesi sosial yang baik, dan keamanan yang terjaga. Faktor lainnya adalah penegakan hukum, keberhasilan kampanye antikorupsi, desentralisasi yang tertata,serta kerja sama luar negeri yang konkret.
Setidaknya terdapat lima isu penting yang akan menjadi fokus pemerintah di periode kedua ini. Kelima isu tersebut adalah investasi, infrastruktur, pembiayaan, pasar domestik, dan kerja sama global. Selain itu diharapkan peranan pasar modal dalam menggerakkan sektor riil semakin meningkat tahun ini. Peningkatan peran ini diarahkan demi mengurangi angka kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja. Menkeu optimistis pasar modal dapat lebih berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Sejalan dengan itu pemerintah akan sungguhsungguh menjaga stabilitas pertumbuhan industri pada 2010. tahun 2009 lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan terbaik di ASEAN. Pertumbuhan ini, tidak hanya disebabkan sentimen positif dari dalam negeri, melainkan juga faktor fundamental perusahaan. Pada akhir 2009, indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI ditutup pada level 2.534,36, melambung 86,98% dibandingkan penutupan tahun 2008. Prestasi ini membuat kinerja pasar saham Indonesia menjadi yang terbaik di ASEAN dan nomor dua di Asia Pasifik.
Positifnya kinerja IHSG karena ditopang oleh prestasi riil perusahaan terbuka dan stabilitas makroekonomi yang terjaga sepanjang 2009. Total laba bersih seluruh emiten di BEI hingga kuartal III 2009 naik 48,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Para pelaku pasar modal juga memberikan dukungan besar kepada pemerintah dan Bank Indonesia agar secara konsisten meminimalkan dampak krisis keuangan global.

Sebagaimana kita tahu, tahun lalu terjadi puncak krisis keuangan global yang meruntuhkan kepercayaan ekonomi dunia. Dalam kondisi seperti itu, pemerintah kemudian merelaksasi berbagai kebijakan untuk mendorong perekonomian. Pemerintah juga berupaya terus menjaga komunikasi dan kredibilitas di hadapan para pelaku pasar. Selain itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu mencatat pertumbuhan ekonomi positif pada 2009. Bahkan salah satu yang terbaik di antara negaranegara G20. Untuk tahun ini sejumlah indicator ekonomi menunjukkan situasi perekonomian global semakin membaik.
Sejumlah kalangan memberikan apresiasi positif atas prestasi IHSG ini. Peningkatan kontribusi pasar modal terhadap perekonomian secara keseluruhan memang tidak mudah. Hal itu sangat tergantung kondisi perekonomian. Dengan asumsi mengejar pertumbuhan ekonomi 5,5%, dibutuhkan dana sebesar Rp. 2.100 triliun. Sementara itu total nilai emisi saham, obligasi, dan right issue di pasar modal selama 2009 hanya Rp38,86 triliun atau 1,85% dari total kebutuhan dana untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi 5,5%.
V. kesimpulan
Indeks harga saham gabungan merupakan indikator utama yang menggambarkan harga saham di pasar modal. Umumnya semua indeks harga saham gabungan (composite) diberbagai negara menggunakan metode rata-rata tertimbang termasuk di Bursa Efek Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan (composite) mempunyai beberapa fungsi atau gambaran kinerja suatu bursa diantaranya, yaitu:
·         Sebagai indikator trend pasar.
·         Sebagai indikator tingkat keuntungan.
·         Sebagai Benchmark kinerja suatu portofolio.
·         Memfasilitasi pembentukan portopolio dengan strategi pasif.



Indeks Harga Saham Gabungan

MAKALAH
Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro









Nama : Nofianti Saputri
Nim : 1001025229
Prodi : SI- Manajemen Reg. D





FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2010
KATA PENGANTAR

 Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan terhadap Allah Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memeperoleh nilai mata kuliah ekonomi makro.
   Judul Karya tulis “Indeks Harga Saham Gabungan “ sengaja saya pilih karena saya ingin mengenalkan mengenai perkembangan saham di Indonesia yang mana semua Perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks.
            Karya tulis ini tentunya berhasil saya selesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Saya ucapkan terimakasih yang sebesar -besarnya kepada bu Harfiah , selaku dosen mata kuliah ekonomi makro yang telah mengajarkan saya mengenai ruang lingkup ekonomi makro.  Saya berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembacanya sebagai sumber pengetahuan atau sekedar bacaan penambah wawasan.
            Namun demikian, saya menyadari bahwa makalah saya ini masih jauh dari sempurna baik dalam penulisan maupun penyusunan. Oleh karena itu segala saran dan kritik dari para pembaca sangat saya harapkan, sebagai masukan berharga untuk perbaikan di masa yang akan datang. Saran dan kritik dapat anda kirimkan ke ophiiduduth@yahoo.co.id.
Wa’allaikum salam Wr. Wb.


Samarinda, 1 Desember 2010

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

1 komentar:

  1. Kalau harga saham turun sebagai investor atau pembeli saham apa langkah terlebih dahulu yg kita ambil?

    BalasHapus

komentt yoo..