I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1. Latar Belakang
Investasi adalah penanaman dana dalam jumlah tertentu yang
ditentukan oleh kemampuan dalam memprediksi masa depan. Kebutuhan untuk
mempersiapkan masa depan sedini mungkin melalui perencanaan kebutuhan mendorong
manusia untuk melakukan investasi. Dewasa ini banyak sekali pilihan untuk
berinvestasi, diantaranya dengan tabungan, deposito, maupun investasi melalui
pasar modal. Masing-masing pilihan investasi tentu memiliki profil hasil dan
resiko (return & risk profile) yang berbeda. Pasar Modal adalah kegiatan
yang berhubungan dengan perdagangan modal, seperti saham, obligasi dan
reksadana. Pasar modal berfungsi menghubungkan investor, perusahaan dan
institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Seperti
pilihan investasi yang lain, pilihan melalui pasar modal selain memberikan
hasil, juga mengandung resiko. Besar kecilnya resiko di pasar modal sangat di
pengaruhi oleh keadaan negara khususnya di bidang ekonomi, politik dan sosial.
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah adalah untuk mengetahui faktor-faktor
apakah yang berpengaruh terhadap penurunan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) di
Indonesia.
II. TEORI
DASAR
2.1. Indeks
Harga Saham Gabungan
Indeks Harga Saham Gabungan atau yang lebih dikenal dengan IHSG,
tentu menjadi sebuah istilah yang akrab di telinga sebagian masyarakat.
Terlebih bagi para investor pasar saham.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks yang mengukur
harga saham yang dijual di bursa. Secara garis besar merupakan suatu alat ukur/indikator
dari pergerakkan harga-harga saham yang ditransaksikan di suatu bursa efek
dalam kurun waktu tertentu. Bagi investor, IHSG dapat dijadikan suatu pedoman
dalam mengambil keputusan berinvestasi namun ini tidak mutlak harus diikuti
karena dalam memutuskan untuk membeli atau menjual saham hendaknya berdasarkan
informasi yang tepat dan matang, tingkat pertumbuhan yang diharapkan dan jangka
waktu yang ditetapkan. IHSG merupakan salah satu indikator penting bagi
perekonomian suatu Negara. Naik turunnya IHSG menunjukkan naik turunnya minat
investasi, khususnya yang dilakukan melalui lantai bursa. Dibandingkan dengan
bentuk-bentuk investasi lain, investasi di lantai bursa memang lebih genuine
dalam mengukur minat publik dalam berinvestasi. IHSG bisa menunjukkan kemampuan
lingkungan ekonomi dalam menarik minat investor. Secara sederhana naiknya IHSG
menggambarkan bahwa lingkungan ekonomi tampak semakin menarik bagi investor.
III.
PEMBAHASAN
Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG,
dalam Bahasa Inggris disebut juga Jakarta
Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah
satu indeks pasar saham yang digunakan
oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ)). Diperkenalkan
pertama kali pada tanggal 1 April 1983,
sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan
harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar
untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal
tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat
itu berjumlah 13 saham.[1]
Posisi tertinggi yang pernah dicapai IHSG adalah 3.357,032 poin
yang tercatat pada 15 September 2010.
3.I Metode perhitungan
Pertama-tama akan dihadirkan metode-metode yang umumnya digunakan
untuk menyusun indeks saham. Secara umum, ada dua jenis rumusan untuk membentuk
indeks saham.
Pertama rumus atau metode yang dikenal dengan nama Weighted
Average. Rumusnya adalah (Sigma)PxQ/Nd kemudian dikali dengan 100.
P adalah harga saham di pasar reguler. Q adalah bobot saham
(jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia).
Nd adalah nilai dasar, yaitu nilai yang dibentuk berdasarkan jumlah saham yang
tercatat di BEI yang masuk dalam daftar penghitungan indeks.
Nilai dasar bisa berubah jika ada aksi korporasi yang menyebabkan
jumlah saham berkurang atau bertambah.
Sederhananya, setiap saham dihitung terlebih dahulu kapitalisasi
pasar. Kemudian dijumlahkan seluruh kapitalisasi pasar per saham atas
sahamsaham yang diperhitungkan dalam indeks, lalu dibagi dengan nilai dasar,
kemudian dikalikan dengan 100.
Nah, kapitalisasi pasar per saham yang di total ini berbeda dengan
nilai kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI, karena ada sahamsaham yang tidak
perhitungkan dalam penghitungan indeks.
Sahamsaham yang tidak diperhitungkan ini menjadi rahasia BEI.
Pihak BEI memiliki kriteria sendiri atas sahamsaham yang bisa dimasukkan dalam
penghitungan IHSG.
Jadi boleh dibilang, IHSG merupakan nilai representatif atas
ratarata harga seluruh saham di BEI berdasarkan jumlah saham tercatat. Itulah
kenapa disebut sebagai Weightened Average nilai harga ratarata terhadap bobot
atau jumlah saham.
Rumus kedua adalah apa yang disebut sebagai Average.
Penghitungannya mirip dengan rumus pertama. Hanya saja, tidak memasukkan bobot
atau jumlah saham tercatat dalam penghitungan. Rumusnya adalah (Sigma)P/Nd
dikali 100.
dimana p adalah Harga
Penutupan di Pasar Reguler,x adalah Jumlah Saham, dan d adalah Nilai
Dasar.
Metode ini dipakai oleh indeks saham industri Dow Jones (Dow Jones
Industrial Average/DJIA). Alasan indeks ini tidak memasukkan bobot sebagai
pengali harga saham karena DJIA merupakan indeks 30 saham terpilih di bursa New
York.
Sebanyak 30 saham yang masuk dalam DJIA diasumsikan telah memiliki
bobot yang setara, sehingga penghitungan bobot dianggap tidak perlu lagi.
Sebagai catatan, 30 saham ini boleh dibilang mewakili setiap industri di
Amerika Serikat (AS) dan memiliki likuiditas transaksi yang tinggi.
Kalau boleh disamakan, indeks LQ45 memiliki karakter yang mirip
dengan DJIA, meskipun rumus penghitungan yang dipakai tetap sama seperti rumus
yang dipakai dalam menghitung IHSG.
Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham
yang tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar
adalah total perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang
berada dalam program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut.
Formula perhitungannya adalah sebagai berikut:
Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di
pasar/bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan
disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat
faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan
bila ada tambahan emiten baru, HMETD (right issue), partial/company
listing, waran dan obligasi konversi demikian juga delisting.
Dalam hal terjadi stock split, dividen saham atau saham bonus,
Nilai Dasar tidak disesuaikan karena Nilai Pasar tidak terpengaruh. Harga saham
yang digunakan dalam menghitung IHSG adalah harga saham di pasar reguler yang
didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan sistem lelang.
Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan
perdagangan setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG
dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit, hal ini dapat
dilakukan setelah sistem perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik.
3.2
Gambaran Mengenai Komponen-Komponen Pembentuk IHSG Serta Faktor-Faktor Apa Saja
yang Membuat IHSG Berubah-Ubah.
Sekarang akan dibahas mengenai faktor-faktor apa saja yang membuat
level IHSG bergerak naik atau turun. Pertama tentunya harga saham. Namun tidak
hanya itu. Kenaikan atau penurunan tajam harga satu saham memang berpengaruh
terhadap pergerakan IHSG. Namun seberapa besar kenaikan itu mempengaruhi IHSG
tergantung pada bobot saham tersebut.
Jadi sederhananya, kenaikan atau penurunan IHSG sangat bergantung
pada pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar. Berangkat dari sinilah
kemudian muncul beberapa saham yang disebutsebut sebagai motor penggerak IHSG.
Sebut saja saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Saham ini
memiliki saham tercatat mencapai 20,159 miliar saham. Dengan harga saat ini
sebesar Rp 8.700, maka kapitalisasi pasar TLKM mencapai Rp 175,383 triliun.
Nilai itu mencapai 10% dari total nilai kapitalisasi pasar seluruh
saham di BEI yang masuk dalam penghitungan IHSG. Kapitalisasi pasar BEI saat
ini sekitar Rp 1.700 triliun. Dengan kapitalisasi pasar sebesar itu, kenaikan
atau penurunan harga sebesar Rp 50 poin saja akan memberikan pengaruh pada
level IHSG.
Saham TLKM memang tercatat sebagai saham dengan kapitalisasi
terbesar di BEI. Lain halnya dengan saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR).
Saham BNBR yang tercatat di BEI mencapai 93,721 miliar saham, jauh lebih besar
dari TLKM.
Akan tetapi, harga saham BNBR saat ini sebesar Rp 127 yang berarti
nilai kapitalisasi pasar BNBR sebesar Rp 11,902 triliun. Angka tersebut tidak
sampai 1% dari kapitalisasi pasar BEI.
Jadi, meskipun BNBR mengalami kenaikan harga atau penurunan harga
sebesar 35% pun tidak akan memberi pengaruh besar terhadap perubahan level
IHSG. Lain halnya jkalau suatu saat harga saham BNBR mencapai Rp 5.000, dapat
dipastikan kenaikan atau penurunan tipis harga saham BNBR akan memberi pengaruh
besar pada level IHSG.
Oleh sebab itu, jika level IHSG naik tajam, dapat dipastikan hal
itu didorong oleh kenaikan hargaharga saham berkapitalisasi besar atau yang
lebih dikenal sebagai Huge Cap. Jadi wajar saja, kalau saham TLKM naik tajam,
level IHSG pun akan terkerek naik secara tajam pula.
Kelemahan penghitungan ini adalah karena rumus ini memasukkan
sahamsaham yang kurang aktif diperdagangkan serta memasukkan faktor bobot atau
jumlah saham secara keseluruhan dalam penghitungannya.
Contohnya, saham TLKM hanya ditransaksikan sebanyak 1 lot dan
mengalami kenaikan sebesar Rp 300 hari ini. Kapitalisasi pasar yang terbentuk
mewakili seluruh 20,159 miliar saham TLKM. Jadi level IHSG sudah pasti akan
terangkat.
Dan metode ini ikut memasukkan sahamsaham yang kurang aktif
diperdagangkan, malah terkadang tergolong saham tidur. Ini akan memangkas
representasi pasar IHSG secara riil, karena sahamsaham yang tidak
ditransaksikan ikut dimasukkan dalam penghitungannya.
Kendati demikian, BEI menganggap metode yang dipakai ini sudah
cukup mewakili pergerakan seluruh saham harian di lantai bursa.
3.3 Sejarah nilai IHSG
Nilai
IHSG
|
Tanggal
|
100
|
10
Agustus 1982
|
637
|
27
Desember 1996
|
401
|
30
Desember 1997
|
398
|
Akhir
Desember 1998
|
676
|
Akhir
Desember 1999
|
416
|
24
Desember 2000
|
392
|
Akhir
Desember 2001
|
424
|
Akhir
Desember 2002
|
679
|
Akhir
Desember 2003
|
1.000
|
Akhir
Desember 2004
|
1.162
|
28
Desember 2005
|
1.813
|
Akhir
Desember 2006
|
2.745
|
28
Desember 2007
|
1.355
|
30
Desember 2008
|
2.534
|
30
Desember 2009
|
3.501
|
30
September 2010
|
3.4 Komponen Indeks Harga
Saham Gabungan
Inilah komponen komponennya
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Ada 9 sektor yang mencantumi
komponen komponennya yaitu Pertanian, Pertambangan, Industri.
Dasar, Aneka
Industri, Industri Barang Konsumsi, Properti,
Infrastruktur, Keuangan dan Perdagangan dan
sektor khusus, seperti KOMPAS 100, JII, LQ45, BISNIS 27, PEFINDO
25 dan SRI KEHATI. Semua emiten yang tercatat
di BEI juga tercatat tergantung dengan tipe usahanya dan likuidasinya sendiri.
- Pertanian
1.
Tanaman Pangan
2. BISI International Tbk
3. Perkebunan
4. Astra Agro Lestari Tbk
5. Gozco Plantations Tbk
6. PP London Sumatra Tbk
7. Sampoerna Agro Tbk
8. SMART Tbk
9. Tunas Baru Lampung Tbk
10. Bakrie Sumatra Plantations Tbk
- Peternakan
1. Cipendawa Tbk.
2. Multibreeder Adirama Ind. Tbk
3. Perikanan
4. Central Proteinaprima Tbk
5. Dharma Samudera Fishing International Tbk
6. Inti Agri Resources Tbk
7. Lainnya
8. Bumi Teknoultra Unggul Tbk
- Pertambangan
1. Pertambangan Batubara
2. Adaro Energy Tbk
3. ATPK Resources Tbk
4. Bumi Resources Tbk
5. Bayan Resources Tbk
6. Indo Tambangraya Megah Tbk
7. Resource Alam Indonesia Tbk
8. Perdana Karya Perkasa Tbk
9. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
10. Petrosea Tbk
11. Pertambanagn Minyak dan Gas
12. Apexindo Pratama Duta Tbk
13. Elnusa Tbk
14. Energi Mega Persada Tbk
15. Medco Energi International Tbk
16. Radiant Utama Interinsco Tbk
17. Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya
18. Aneka Tambang (Persero) Tbk
19. Cita Mineral Investindo Tbk
20. International Nickel Ind. Tbk
21. Timah Tbk
22. Pertambangan BatuBatuan
23. Central Korporindo Int'l Tbk
24. Citatah Industri Marmer Tbk
25. Mitra Investindo Tbk
- Industri Dasar & Kimia
1. Semen
2. Indocement Tunggal Prakasa Tbk
3. Holcim Indonesia Tbk
4. Semen Gresik (Persero) Tbk
5. Keramik, Perselen dan Kaca
6. Asahimas Flat Glass Tbk
7. Arwana Citramulia Tbk
8. Intikeramik Alamasri Inds. Tbk
9. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
10. Mulia Industrindo Tbk
11. Surya Toto Indonesia Tbk
12. Logam dan Sejenisnya
13. Alumindo Light Metal Inds. Tbk
14. Betonjaya Manunggal Tbk
15. Citra Tubindo Tbk
16. Indal Aluminium Industry Tbk
17. Itamaraya Gold Industri Tbk
18. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
19. Jaya Pari Steel Tbk
20. Lion Metal Works Tbk
21. Lion Mesh P. Tbk
22. Pelangi Indah Canindo Tbk
23. Tembaga Mulia Semanan Tbk
- Kimia
1. Budi Acid Jaya Tbk
2. Duta Pertiwi Nusantara Tbk
3. Ekadharma International Tbk
4. Eterindo Wahanatama Tbk
5. Intanwijaya Internasional Tbk
6. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
7. Indo Acidatama Tbk
8. Tri Polyta Indonesia Tbk
9. Unggul Indah Cahaya Tbk
- Plastik
dan Kemasan
1. Aneka Kemasindo Utama Tbk
2. Argha Karya Prima Inds. Tbk
3. Asiaplast Industries Tbk
4. Berlina Tbk
10. Dynaplast Tbk
11. Titan Kimia Nusantara Tbk
12. Kageo Igar Jaya Tbk
13. Leyand International Tbk
14. Sekawan Intipratama Tbk
15. Siwani Makmur Tbk
16. Tunas Alfin Tbk. (A)
17. Tunas Alfin Tbk. (B)
18. Trias Sentosa Tbk
- Pakan
Ternak
1. Japfa Tbk
2. Malindo Feedmill Tbk
3. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
4. Sierad Produce Tbk
- Kayu
dan Pengolahannya
1. Barito Pacific Tbk
2. Daya Sakti Unggul Tbk
3. Sumalindo Lestari Jaya Tbk
4. Tirta Mahakam
Resources Tbk
- Pulp
dan Kertas
1. Fajar Surya Wisesa Tbk
2. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
3. Toba Pulp Lestari Tbk
4. Kertas Basuki Rachmat Ind. Tbk
5. Surabaya Agung Industry P. Tbk
6. Suparma Tbk
7. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
- Otomotif
dan Komponennya
1. Astra International Tbk
2. Astra Otoparts Tbk
3. Indo Kordsa Tbk
4. Goodyear Indonesia Tbk
5. Gajah Tunggal Tbk
6. Indomobil Sukses Int'l Tbk
7. Indospring Tbk
8. Multi Prima Sejahtera Tbk
9. Multistrada Arah Sarana Tbk
10. Nipress Tbk
11. Prima Alloy Steel Tbk
12. Selamat Sempurna Tbk
13. Allbond Makmur Usaha Tbk
14. Sugi Samapersada Tbk
1. Polychem Indonesia Tbk
2. Argo Pantes Tbk
3. Saham Seri B (Centex) Tbk
4. Centex (Preferen) Tbk
5. Delta Dunia Petroindo Tbk
6. Eratex Djaja Tbk
7. Ever Shine Textile Inds. Tbk
8. Panasia Indosyntec Tbk
9. Indorama Syntetics Tbk
10. Karwell Indonesia Tbk
11. Hanson International Tbk
12. Saham Seri B Hanson Int'l Tbk
13. Apac Citra Centertex Tbk
14. Panasia Filament Inti Tbk
15. Pan Brothers Tex Tbk
16. Polysindo Eka Perkasa Tbk
17. Roda Vivatex Tbk
18. Ricky Putra Globalindo Tbk
19. Sunson Textile Manufacture Tbk
20. Teijin Indonesia Fiber Tbk
21. Nusantara Inti Corpora Tbk
22. Unitex Tbk
1.
Primarindo Asia
Infrastructure Tbk
2.
Sepatu Bata Tbk
3.
Surya Intrindo Makmur Tbk
1.
KMI Wire and Cable Tbk
2.
Jembo Cable Company Tbk
3.
Kabelindo Murni Tbk
4.
Supreme Cable Manufacturing
Company Tbk
5.
Sumi Indo Kabel Tbk
6.
Voksel Electric Tbk
1. Sat Nusapersada Tbk
2. Ratu Prabu Energi Tbk
3. Asia Natural Resources Tbk
4. First Media Tbk
5. Myoh Technology Tbk
- Industri Barang Konsumsi
1. Ades Waters Indonesia Tbk
2. Aqua Golden Mississippi Tbk
3. Cahaya Kalbar Tbk
4. Davomas Abadi Tbk
5. Delta Djakarta Tbk
6. Indofood Sukses Makmur Tbk
7. Mayora Indah Tbk
8. Multi Bintang Indonesia Tbk
9. Prasidha Aneka Niaga Tbk
10. Sekar Bumi Tbk
11. Sekar Laut Tbk
12. Siantar Top Tbk
13. Tiga Pilar
Sejahtera Tbk
14. Ultra Jaya Milk Tbk
- Rokok
1. BAT Indonesia Tbk
2. Bentoel International Tbk
3. Gudang Garam Tbk
4. H M Sampoerna Tbk
- Farmasi
1. Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah
Tangga
2.
Peralatan Rumah Tangga
III.
IHSG Indonesia Terbaik
di Asia Pasifik Tahun 2009
Guncangan politik beberapa bulan terakhir yang seolah digambarkan
oleh sebagian pengamat sebagai “bencana berbahaya” ternyata tak banyak
berdampak pada sector ekonomi. Itu artinya, pelaku pasar tetap menaruh
kepercayaan kepada pemerintah, khususnya Presiden SBY, yang dinilai mampu
mengendalikan keamanan yang dibutuhkan investor. Pemerintah dalam lima tahun ke
depan menargetkan pertumbuhan ekonomi 7% dari saat ini 4%. Kemudian angka
kemiskinan ditargetkan turun dari 14% menjadi 8 hingga 10% serta tingkat
pengangguran dari 8% menjadi 5% atau 6%. Presiden menilai keberhasilan
Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang mencatat pertumbuhan
ekonomi positif pada 2009 didukung sejumlah faktor, antara lain kondisi politik
yang relatif stabil, kohesi sosial yang baik, dan keamanan yang terjaga. Faktor
lainnya adalah penegakan hukum, keberhasilan kampanye antikorupsi,
desentralisasi yang tertata,serta kerja sama luar negeri yang konkret.
Setidaknya terdapat lima isu penting yang akan menjadi fokus
pemerintah di periode kedua ini. Kelima isu tersebut adalah investasi,
infrastruktur, pembiayaan, pasar domestik, dan kerja sama global. Selain itu
diharapkan peranan pasar modal dalam menggerakkan sektor riil semakin meningkat
tahun ini. Peningkatan peran ini diarahkan demi mengurangi angka kemiskinan dan
menciptakan lapangan kerja. Menkeu optimistis pasar modal dapat lebih
berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Sejalan dengan itu
pemerintah akan sungguhsungguh menjaga stabilitas pertumbuhan industri pada
2010. tahun 2009 lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan
terbaik di ASEAN. Pertumbuhan ini, tidak hanya disebabkan sentimen positif dari
dalam negeri, melainkan juga faktor fundamental perusahaan. Pada akhir 2009,
indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI ditutup pada level 2.534,36,
melambung 86,98% dibandingkan penutupan tahun 2008. Prestasi ini membuat
kinerja pasar saham Indonesia menjadi yang terbaik di ASEAN dan nomor dua di
Asia Pasifik.
Positifnya kinerja IHSG karena ditopang oleh prestasi riil
perusahaan terbuka dan stabilitas makroekonomi yang terjaga sepanjang 2009.
Total laba bersih seluruh emiten di BEI hingga kuartal III 2009 naik 48,5%
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Para pelaku pasar modal juga
memberikan dukungan besar kepada pemerintah dan Bank Indonesia agar secara
konsisten meminimalkan dampak krisis keuangan global.
Sebagaimana kita tahu, tahun lalu terjadi puncak krisis keuangan
global yang meruntuhkan kepercayaan ekonomi dunia. Dalam kondisi seperti itu,
pemerintah kemudian merelaksasi berbagai kebijakan untuk mendorong
perekonomian. Pemerintah juga berupaya terus menjaga komunikasi dan
kredibilitas di hadapan para pelaku pasar. Selain itu, Indonesia menjadi salah
satu negara yang mampu mencatat pertumbuhan ekonomi positif pada 2009. Bahkan
salah satu yang terbaik di antara negaranegara G20. Untuk tahun ini sejumlah
indicator ekonomi menunjukkan situasi perekonomian global semakin membaik.
Sejumlah kalangan memberikan apresiasi positif atas prestasi IHSG
ini. Peningkatan kontribusi pasar modal terhadap perekonomian secara
keseluruhan memang tidak mudah. Hal itu sangat tergantung kondisi perekonomian.
Dengan asumsi mengejar pertumbuhan ekonomi 5,5%, dibutuhkan dana sebesar Rp.
2.100 triliun. Sementara itu total nilai emisi saham, obligasi, dan right issue
di pasar modal selama 2009 hanya Rp38,86 triliun atau 1,85% dari total
kebutuhan dana untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi 5,5%.
V. kesimpulan
Indeks harga saham gabungan merupakan indikator
utama yang menggambarkan harga saham di pasar modal. Umumnya semua indeks harga
saham gabungan (composite) diberbagai negara menggunakan metode rata-rata
tertimbang termasuk di Bursa Efek Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan (composite) mempunyai
beberapa fungsi atau gambaran kinerja suatu bursa diantaranya, yaitu:
·
Sebagai indikator trend pasar.
·
Sebagai indikator tingkat keuntungan.
·
Sebagai Benchmark kinerja suatu portofolio.
·
Memfasilitasi pembentukan portopolio dengan strategi pasif.
Indeks Harga Saham
Gabungan
MAKALAH
Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro
Nama :
Nofianti Saputri
Nim :
1001025229
Prodi
: SI- Manajemen Reg. D
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2010
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan terhadap Allah Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah
satu syarat untuk memeperoleh nilai mata kuliah ekonomi makro.
Judul Karya tulis “Indeks Harga Saham Gabungan “ sengaja saya pilih karena saya
ingin mengenalkan mengenai perkembangan saham di Indonesia yang mana semua
Perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks.
Karya
tulis ini tentunya berhasil saya selesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Saya ucapkan terimakasih yang sebesar -besarnya kepada bu Harfiah , selaku dosen
mata kuliah ekonomi makro yang telah mengajarkan saya mengenai ruang lingkup
ekonomi makro. Saya berharap makalah ini
dapat memberi manfaat bagi para pembacanya sebagai sumber pengetahuan atau
sekedar bacaan penambah wawasan.
Namun demikian, saya menyadari bahwa
makalah saya ini masih jauh dari sempurna baik dalam penulisan maupun
penyusunan. Oleh karena itu segala saran dan kritik dari para pembaca sangat
saya harapkan, sebagai masukan berharga untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Saran dan kritik dapat anda kirimkan ke ophiiduduth@yahoo.co.id.
Wa’allaikum salam Wr. Wb.
Samarinda, 1 Desember 2010
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Kalau harga saham turun sebagai investor atau pembeli saham apa langkah terlebih dahulu yg kita ambil?
BalasHapus