Kamis, 11 April 2013

Teori Konsumsi



Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah (government consumption) dan konsumsi rumah tangga (household consumption/private consumption). Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga, antara lain :

  1. Faktor Ekonomi
Empat faktor yang menentukan tingkat konsumsi, yaitu :
v                 Pendapatan Rumah Tangga ( Household Income )
Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin baik tingkat pendapatan, tongkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar atau mungkin juga pola hidup menjadi semakin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik.
v                 Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth )
Tercakup dalam pengertian kekayaaan rumah tangga adalah kekayaan rill (rumah, tanah, dan mobil) dan financial (deposito berjangka, saham, dan surat-surat berharga). Kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposable.
v                 Tingkat Bunga ( Interest Rate )
Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi. Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin maha. Bagi mereka yang ingin mengonsumsi dengan berutang dahulu, misalnya dengan meminjam dari bankatau menggunakan kartu kredit, biaya bunga semakin mahal, sehingga lebih baik menunda/mengurangi konsumsi.
v                 Perkiraan Tentang Masa Depan (Household Expectation About The Future)
Faktor-faktor internal yang dipergunakan untuk memperkirakan prospek masa depan rumah tangga antara lain pekerjaan, karier dan gaji yang menjanjikan, banyak anggota keluarga yang telah bekerja.
Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain kondisi perekonomian domestic dan internasional, jenis-jenis dan arah kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah.

  1. Faktor Demografi
v                 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relative rendah. Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan per kapita sangat tinggi.
v                 Komposisi Penduduk
Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain :
o          Makin banyak penduduk yang berusia kerja atua produktif (15-64
tahun), makin besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk
yang bekerja, penghasilan juga makin besar.
o       Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga
       makin tinggi, sebab pada saat seseorang atau suatu keluarga makin
       berpendidikan tinggi maka kebutuhan hidupnya makin banyak.
o       Makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan (urban),
       pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola
       hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif disbanding masyarakat
       pedesaan.

  1. Faktor-faktor Non Ekonomi
Factor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh  terhadap besarnya konsumsi adalah faktor social budaya masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat/ideal.


Teori Keynes ( Keynesian Consumption Model )

a.         Hubungan Pendapatan Diposable dan Konsumsi
         Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current consumption) sangat dipengaruhi oleh pendapatan diposabel saat ini (current diposable income). Jika pendapatan disposabel meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan diposabel.

C = Co + bYd             Ket :  C   =  konsumsi
                                              Co =  konsumsi otonomus
                                              b    =  marginal propensity to consume (MPC)
                                              Yd =  pendapatan diposable
                                               0 < b < 1

b.            Kecenderungan Mengonsumsi Marjinal
                Kecenderungan mengonsumsi marjinal (Marginal Propensity to 
   Consume, disingkat MPC) adalah konsep yang memberikan gambaran tentang
   berapa konsumsi akan bertambah bila pendapatan disposabel bertambah satu
   unit.

MPC   =       C
                    Yd
0 < MPC < 1

c.             Kecenderungan Mengonsumsi Rata-Rata
                Kecenderungan mengonsumsi rata-rata (Average Propensity to
    Consum, disingkat APC) adalah rasio antara konsumsi total dengan
    pendapatan disposabel total.

APC    =      C
                   Yd
Karena besarnya MPC < 1, maka APC < 1


d.            Hubungan Konsumsi dan Tabungan
                Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga sebagian besar
    digunakan untuk konsums, sedangkan sisanya ditabung. Kita juga dapat
    mengatakan setiap tambahan penghasilan disposabel akan dialokasikan untuk
    menambah konsumsi dan tabungan. Besarnya tambahan pendapatan
    disposabel  yang menjadi tambahan tabungan disebut kecenderungan
    menabung marginal (Marginal Propensity to Save/MPS). Sedangkan rasio
    antara tingkat tabungan dengan pendapatan disposabel disebut kecenderungan
    menabung rata-rata (Avarage Propensity to Save/APS)
Rumus :   
Yd           =  C + S (saving)
MPS        =  1 – MPC
APS        =  1 – APC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentt yoo..